Selasa, 06 Desember 2016

NAVIGASI LAUT

PENDAHULUAN

Navigasi merupakan pengetahuan untuk mengetahui keadaan suatu medan yang akan dihadapi atau posisi kita di alam bebas dan menentukan arah serta tujuan perjalanan di alam bebas.
Navigasi laut adalah ilmu yang mengajarkan cara-cara mengemudikan kapal dari suatu tempat ke tempat lain dengan aman dan ekonomis. Secara umum, navigasi ada 3 (tiga) :
1. Ilmu pelayaran datar
Ilmu pelayaran yang didasarkan pada benda-benda duniawi sebagai pedoman pelaksanaannya (burung, gunung, tanjung, pulau kecil).
2. Pelayaran astronomi
Ilmu pelayaran yang didasarkan pada benda-benda angkasa sebagai pedoman pelaksanaannya (matahari, bulan, bintang).
3. Navigasi elektronik
Ilmu pelayaran yang didasarkan pada benda-benda elektronik sebagai pedoman pelaksanaannya.
Navigasi Darat
Dalam navigasi darat kita memerlukan penggunaan peralatan seperti :
1. Penggunaan kompas
2. Pembacaan peta
3. Penggunaan tanda-tanda alam yang membantu kita dalam menentukan arah
Pengetahuan tentang navigasi darat ini merupakan bekal yang sangat penting bagi kita bila berada di alam bebas seperti , gunung hingga rimba belantara. Untuk itu memerlukan alat-alat terebut.

Peralatan yang biasa digunakan dalam navigasi darat terutama bila kita sedang menjelajahi hutan, gunung atau rimba belantara meliputi :
1. Penggaris
2. Kompas
3. Peta topografi
4. Pensil
5. Altimeter
6. Busur derajat
7. Konektor

PETA TOPOGRAFI

Peta adalah gambaran dari permukaan bumi yang diperkecil dengan skala tertentu sesuai dengan kebutuhan. Peta digambarkan di atas bidang datar dengan sistem proyeksi tertentu. Peta yang digunakan untuk kegiatan alam bebas adalah Peta Topografi.  Peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang seluruh atau sebagian permukaan bumi yang terlihat dari atas dare diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu. Peta topografi menggambarkan secara proyeksi dari sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkirakan bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk Garis-Garis Kontur.
Dalam menggunakan peta topografi harus diperhatikan kelengkapan petanya, yaitu:
  1. Judul Peta
Adalah identitas yang tergambar pada peta, ditulis nama daerah atau identitas lain yang menonjol.
  1. Keterangan Pembuatan
Merupakan informasi mengenai pembuatan dan instansi pembuat. Dicantumkan di bagian kiri bawah dari peta.
1. Nomor Peta (Indeks Peta)
Adalah angka yang menunjukkan nomor peta. Dicantumkan di bagian kanan atas.
2. Pembagian Lembar Peta
Adalah penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar di sekitar peta yang digunakan, bertujuan untuk memudahkan penggolongan peta bila memerlukan interpretasi suatu daerah yang lebih luas.
  1. Sistem Koordinat
Adalah perpotongan antara dua garis sumbu koordinat. Macam koordinat adalah:
a. Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB dan BT), yang berpotongan dengan garis lintang (LU dan LS) atau koordinat yang penyebutannya menggunakan garis lintang dan bujur. Koordinatnya menggunakan derajat, menit dan detik. Misal Co 120° 32′ 12″ BT 5° 17′ 14″ LS.
b. Koordinat Grid
Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada koordinat grid. Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (meter), sebelah selatan ke utara dan barat ke timur dari titik acuan.
c. Koordinat Lokal
Untuk memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak ada gridnya, dapat dibuat garis-garis faring seperti grid pada peta.
Skala bilangan dari sistem koordinat geografis dan grid terletak pada tepi peta. Kedua sistern koordinat ini adalah sistem yang berlaku secara internasional. Namun dalam pembacaan sering membingungkan, karenanya pembacaan koordinat dibuat sederhana atau tidak dibaca seluruhnya. Misal: 72100 mE dibaca 21, 9° 9700 mN dibaca 97, dan lain-lain.
  1. Skala Peta
Adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak horisontal sebenarnya di medan atau lapangan. Rumus jarak datar dipeta dapat di tuliskan  JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN
Penulisan skala peta biasanya ditulis dengan angka non garis (grafis). Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 25 m di medan yang sebenarnya.

MENGGUNAKAN PETA

Pada perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta topografi, sudah tentu titik awal dan titik akhir akan diplot di peta. Sebelurn berjalan catatlah:
  1. Koordinat titik awal (A)
  2. Koordinat titik tujuan (B)
  3. Sudut peta antara A – B
  4. Tanda medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A – B
  5. Berapa panjang lintasan antara A – B dan berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan lintasan A -B.
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu operasi adalah
  1. Kita harus tahu titik awal keberangkatan kita, balk di medan maupun di peta.
  2. Gunakan tanda medan yang jelas balk di medan dan di peta.
  3. Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita, apakah sudah sesuai dengan tanda medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum.
  4. Perkirakan berapa jarak lintasan. Misal medan datar 5 krn ditempuh selama 60 menit dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit.
  5. Lakukan orientasi dan resection, bila keadaannya memungkinkan.
  6. Perhatikan dan selalu waspada terhadap adanya perubahan kondisi medan dan perubahan arah perjalanan. Misalnya dari pnggungan curam menjadi punggungan landai, berpindah punggungan, menyeberangi sungai, ujung lembah dan lain-lainnya.
  7. Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, pada peta dibuat lintasan dengan jalan membuat garis (skala vertikal dan horisontal) yang disesuaikan dengan skala peta. Gambar garis lintasan tersebut (pada peta) memperlihatkan kemiringan lintasan juga penampang dan bentuk peta. Panjang lintasan diukur dengan mengalikannya dengan skala peta, maka akan didapatkan panjang lintasan sebenarnya.
PLOTTING DI PETA
Plotting merupakan proses membuat gambar atau membuat titik, membuat garis dan tanda-tanda tertentu di peta. Plotting sangat berguna bagi kita dalam membaca peta. Misalnya Tim Bum berada pada koordinat titik A (3986 : 6360) + 1400 m dpl. SMC memerintahkan Tim Buni agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301 mdpl. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
  1. Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor. Pembacaan dimuali dari sumbu X dulu, kemudian sumbu Y, didapat (X:Y).
  2. Plotting sudut peta dari A ke T, dengan cara tank garis dari A ke T, kemudian dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A – T dari titik A ke arah garis AT. Pembacaan sudut menggunakan Sistem Azimuth (0″ -360°) searah putaran jarum Jam. Sudut ini berguna untuk mengorientasi arah dari A ke T.
  3. Interprestasi peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A menuju T. Interprestasi ini dapat berupa garis lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti jalan setapak, sungai ataupun punggungan. Harus dipaharni betul bentuk garis garis kontur.
Plotting lintasan dan memperkirakan waktu tempuhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu tempuh :
  1. Kemiringan lereng
  2. Panjang lintasan
  3. Keadaan dan kondisi medan (misal hutan lebat, semak berduri atau gurun pasir).
  4. Keadaan cuaca rata-rata.
  5. Waktu pelaksanaan (yaitu pagi slang atau malam).
  6. Kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yang dibawa.
PENUTUP

Navigasi adalah ilmu yang mengajarkan cara-cara mengemudikan kapal dari suatu tempat ke tempat lain dengan aman dan ekonomis. Secara umum, navigasi ada 3 (tiga) :
1. Ilmu pelayaran datar
Ilmu pelayaran yang didasarkan pada benda-benda duniawi sebagai pedoman pelaksanaannya (burung, gunung, tanjung, pulau kecil).
2. Pelayaran astronomi
Ilmu pelayaran yang didasarkan pada benda-benda angkasa sebagai pedoman pelaksanaannya (matahari, bulan, bintang).
3. Navigasi elektronik
Ilmu pelayaran yang didasarkan pada benda-benda elektronik sebagai pedoman pelaksanaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar