Senin, 29 Mei 2017

Persiapan Kolam Tembok Untuk Pendederan Benih Ikan Lele

Ketika membuat kolam pendederan benih ikan lele, kita harus memperhatikan kemudahan dalam memelihara bibit di kolam tersebut nantinya. Akan lebih baik jika kita membuat kolam dengan ukuran yang tidak terlalu besar, hal ini akan memudahkan kita dalam melakukan pemeliharaaan benih ikan lele. Ukuran kolam tembok yang biasa dipakai memiliki lebar 1-2 m, dengan panjang 3-5 m. Dengan lebar kolam yang hanya 1-2 m akan memudahkan pemeliharaan.
pendederan benih ikan lele kolam tembok
Jangan langsung melakukan pendederan bibit ikan lele pada kolam yang masih baru, karena masih panas dan banyak mengandung senyawa yang dapat meracuni bibit ikan lele. Persiapan kolam setelah pembuatan kolam baru untuk pendederan adalah:
  • Kolam baru diisi air hingga setengah penuh dan masukkan potongan-potongan batang pisang yang cukup banyak.
  • Setelah itu, air kolam diisi hingga penuh dan biarkan saja selama 1-2 minggu. Batang pisang yang membusuk akan menyerap senyawa racun yang berbahaya bagi benih ikan lele.
  • Kemudian cuci kolam hingga bersih, dan siap digunakan untuk pendederan.
Sebelum digunakan, sebaiknya kolam tembok terlebih dahulu diberi kotoran sapi atau kotoran ayam 200-500 g/m2 untuk meningkatkan pertumbuhan pakan alami (plankton dan jasad renik lainnya), serta pemberian kapur pertanian 10-50 g/m2 untuk meningkatkan pH air dan membunuh bibit penyakit. Untuk daerah dengan pH air yang tinggi, pemberian kapur sebaiknya tidak dilakukan.
Walaupun ikan lele dapat tumbuh dengan baik di air tenang, namun akan lebih baik jika air kolam dilakukan penyegaran agar air tetap bersih dan kandungan oksigennya tinggi. Gunakan pipa paralon berdiameter ±1cm untuk mengeluarkan dan memasukkan air. Aliran air keluar masuk sedang, jangan terlalu deras. Demikian pula dengan aliran air keluar kolam. Pipa yang terdapat pada kolam diberi kain kassa untuk menghambat laju air keluar dan mencegah terbawanya bibit dalam aliran air.

Hasil Budidaya Lele Dengan Kolam Fiber yang Terbukti Memuaskan

Kolam fiber merupakan terobosan baru yang telah membuahkan hasil yang memuaskan untuk budidaya pembesaran ikan lele di daerah bengkulu. Dengan adanya praktek budidaya ikan lele dengan kolam fiber ini, maka semakin banyak pilihan media kolam yang dapat digunakan untuk pembesaran ikan lele
Belum lama ini Pemerintah Kabupaten Rejang lebong (RL) meluncurkan bantuan sebanyak 60 unit kolam fiber untuk ternak lele kepada sejumlah kelompok peternak ikan wanita di sejumlah kecamatan.
Hasilnya, panen raya Selasa (5/3) kemarin membuktikan kolam fiber dinilai efektif untuk beternak lele. Terbukti 1 unit kolam fiber yang berisikan 50 kg benih ikan lele, dapat menghasilakn sebanyak 200 kg usia panen.
“Bantuan ini kita serahkan khusus kepada kelompok peternak perempuan yang ada di RL. Kami yakin program kegiatan ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Rejang Lebong ke depannya,” ungkap Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan RL, Ir. Amrul Eby, MM saat panen raya lele di Desa Air Meles Atas Kecamtan selupu Rejang, kemarin.
Amrul mengatakan, bantuan ini bertujuan untuk memberikan peluang bagi ibu rumah tangga menambah penghasilan keluarga dengan cara memanfaatkan waktu luang.
“Cara serta pemeliharaannya sangat mudah. Tidak membutuhkan proses atau tahapan yang sulit. Jadi mudah dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga,” ujar Amrul.
Diketahui, kolam fiber lele bantuan tersebut berukuran 3 kali 4 meter. Dalam setiap kolam di beri benih bantuan sebanyak 50 kg. Ikan mulai dipanen setelah berusia 2,5 bulan.
Dalam kegiatan panen raya yang dihadiri oleh seluruh Kepala SKPD RL tersebut, Bupati RL, H. Suherman, SE, MM menegaskan jika dengan adanya bantuan fiber serta benih lele bagi kelompok tani peternak perempuan ini dapat menambah perekonomian keluarga. “Saya lihat, dari panen raya di kelompok peternak Tunas Harapan ini dapat menghasilakan lele siap konsumsi yang lumayan banyak. Saya harap, bantuan ini benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat dan tidak disalahgunakan,” kata Suherman.
Suherman meminta kelompok peternak juga dapat mampu mengembangkan hasil olahan ikan lele yang telah dipanen dalam berbagai macam bentuk pakan ataupun produk konsumsi olahan. “Ini adalah kesempatan yang baik bagi ibu-ibu untuk berkarya membantu suami,” pesan Suherman.

Pengelolaan Kualitas Air

Pengelolaan Kualitas Air - Air yang dapat digunakan sebagai budidaya ikan harus mempunyai standar kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan persyaratan hidup ikan. Air yang dapat digunakan sebagai media hidup ikan harus dipelajari agar ikan sebagai organisme air dapat dibudidayakan sesuai kebutuhan manusia sebagai sumber bahan pangan yang bergizi dan relatif harganya murah. Air yang dapat memenuhi kriteria yang baik untuk hewan dan tumbuhan tingkat rendah yaitu plankton sebagai indikator paling mudah bahwa air tersebut dapat digunakan untuk budidaya ikan.

Air adalah komponen penting dalam budidaya perikanan, karena di dalam air ikan dan hewan air lainnya hidup, tumbuh, dan berkembang. Cara yang umum dilakukan dalam pengelolaan kualitas air pada budidaya perikanan adalah melakukan pergantian air secara berkala. Dengan cara demikian air di dalam kolam akan selalu berganti dan mutunya tetap terjaga dan memenuhi kebutuhan ikan untuk hidup.

I.   PENDAHULUAN

Parameter kualitas air pada proses budidaya ikan berperan dalam menciptakan suasana lingkungan hidup ikan, agar perairan kolam mampu memberikan suasana yang nyaman bagi pergerakan ikan yaitu tersedianya air yang cukup untuk menciptakan kualitas air yang sesuai dengan persyaratan hidup ikan yang optimal (kimia air, fisika air, dan biologi air) sesuai dengan parameter yang disyaratkan, tersedianya pakan alami yang cukup dan sesuai, serta terhindarnya dari biota yang merugikan bagi kelangsungan hidup dan perkembangan ikan (hama dan penyakit ikan).

Agar persyaratan kuantitas dan kualitas air budidaya dapat terpenuhi,keberhasilan budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh lingkungan perairan. Lingkungan yang baik akan mampu memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan, sedangkan lingkungan perairan yang kurang baik akan menghambat terhadap stimulus yang diberikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan ikan.

Pengkondisian kualitas air sebagai upaya menciptakan parameter kualitas air dan kesuburan air agar sesuai dengan persyaratan untuk hidup dan pertumbuhan ikan, agar lingkungan perairan kolam mampu menyediakan suasana yang optimal bagi kehidupan (survival rate) dan pertumbuhan ikan optimal, sehingga pada akhir masa pemeliharaan dapat diperoleh produktifitas kolam yang tinggi.

II.   Parameter Kualitas Air

Suhu

Setiap kenaikan suhu 10 0C akan mempercepat laju reaksi kimia sebesar 2 kali. Racun Amoniak (NH3) berbanding lurus dengan kenaikan suhu, semakin tinggi suhu maka semakin tinggi kadar amoniaknya.

Salinitas (Kadar garam)

Salinitas adalah suatu ukuran yang menggambarkan banyaknya garm-garam yang terlarut di dalam air. Pada suatu tingkat salinitas tertentu ikan air tawar masih dapat hidup, tetapi bibit-bibit penyakit penyebab infeksi tidak dapat hidup.
Kesadahan

Derajat Kesaman (pH)

Kesadahan adalah gambaran konsentrasi garam kalsium dan magnesium yang larut dalam air. Kesadahan berfungsi sebagai penjaga kesetabilan pH air. pH air yang stabil akan meningkatkan ketahanan tubuh ikan dan mempercepat penyembuhan ikan yang terkena penyakit.

Namun demikian garam-garam yang larut di dalamnya sebagian hilang karena diserap oleh tubuh ikan dan digunakan untuk menetralisir racun dari kotoran-kotoran yang dikeluarkan ikan. Untuk mengembalikannya perlu penambahan garam dan kapur,

Pembusukan zat organik di dalam air, serta turunnya hujan dan pencemaran air limbah industri, maka angka pH kolam atau tambak berubah menjadi tinggi pada siang hari dan menjadi rendah pada malam hari.

Umumnya pH paling rendah terjadi pada waktu fajar dan paling tinggi pada siang hari. Hal ini bertolak belakang dengan kadar oksigen terlarut. Cara mengatasinya adalah mempercepat proses penguraian dengan kapur, probiotik. Sebaliknya jika pH kelewat tinggi air harus diganti dan aerator perlu dijalankan.

Oksigen Terlarut,

Sebagai makhluk hidup ikan dan hewan air lainnya memerlukan oksigen terlarut demi kelangsungan hidup dan pertumbuhannya. Di dalam kolam atau tambak, sumbernya berasal dari fotosintesis fitoplankton dan diffuse udara.Namun, pada konsentrasi yang berlebihan dapat mengakibatkan kematian dengan terjadinya emboli dalam pembuluh darah akibat terlalu banyak gelembung udara (gas buble disease), keadaan seperti ini sering terjadi pada kolam atau tambak yang kelewat subur.

Amoniak

Amoniak sebagai metabolisme ikan atau hewan air lainnya dan penguraian zat organic merupakan racun bagi ikan. Amoniak di dalam air berwujud NH3 dan ion NH4, khusus NH3 sangat beracun bagi ikan, sedangkan NH4 asal tidak melebihi 3 ppm relative tidak berbahaya. Bila pH tinggi dan temperatur tinggi maka sebagian besar amoniak berubah menjadi NH3.

Metode yang paling aman untuk menghindari pembentukan amoniak yang terlalu tinggi di kolam atau tambak adalah dengan melakukan persiapan kolam atau tambak dengan baik.
Hidrogen Sulfida (H2S)

Hidrogen Sulfida merupakan gas beracun yang dapat larut dalam air, akumulasinya di kolam atau tambak biasanya ditandai dengan endapan lumpur berbau khas, sumber utamanya adalah hasil dekomposisi sisa-sisa plankton, kotoran, dan bahan organik lainnya. Daya racun H2S tergantung suhu, pH dan oksigen terlarut.

III. Penutup

Dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan kualitas air banyak hal yang harus diperhatikan, mulai dari hal-hal yang bersifat eksternal maupun internal. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah, parameter kualitas air dan parameter Kimia air, dan semua hal yang bersangkutan dengan yang telah disebutkan diatas memiliki kaitan erat dengan semakin maksimalnya tingkat kegiatan pengelolaan kualitas air. Dan keberadaan organisme budidaya yang dikelola akan memiliki pertumbuhan dan perkembangan sehingga pengelola akan mendapatkan kualitas air yang baik dalam melakukan kegiatan budidaya ikan.


Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : kualitas air diperairan tersebut seperti suhu, salinitas, kesadahan, derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), amoniak dan Hidrogen Sulfida (H2S) sangat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme yang ada diperairan itu dan untuk kadar kualitas air diperairan harus baik dan memenuhi syarat untuk dapat melakukan aktivitas budidaya.

pakan ikan (pelet) mandiri

membuat pakan ikan (pelet) sendiri sebenarnya gak sulit yang penting  ada kemauan untuk belajar dan berusaha menacari info serta pengetahuan yang ada dimana mana. Akibat dari tingginya biaya produksi terhadap pemberian pakan dalam usaha perikanan Budidaya tersebut terkadang kita sebagai pelaku utama merasa bingung bahkan jenuh bagaimana caranya agar biaya produksi tersebut dapat ditekan serendah mungkin. 


Memang betul dalam BudidayaPerikanan khususnya pada pembesaran memang biaya produksi terhadap pakan ini memerlukan budged yang cukup tinggi nilainya. Namun apabila kita bisa menekan biaya pengeluaran untuk pemberian pakan itu bisa dikurangi  maka keuntungan dalam usaha ini akan meningkat secara signifikan.



Lalu bagaimana caranya???

Iya....Dalam kenyataannya pelet ikan yang ada di pasaran cenderung mengalami kenaikan sehingga keuntungan bisnis budidaya ikan semakin tipis. Jika pelet ikan bisa digantikan dengan makanan alami yang tersedia di sekitar kita atau menggunakan pelet buatan sendiri maka akan mampu menekan biaya produksi terhadap budidaya ikan. Apabila anda paham dan tahu cara membuat pelet ikan buatan sendiri maka ini sangat bagus dan dapat menolong usaha yang sedang anda lakukan khususnya budidaya ikan



Yang terpenting untuk dapat anda dipertimbangkan dalam membuat pelet sendiri adalah kandungan nutrisi yang ada di dalam pelet buatan. Tentu saja kandungan nutrisi pelet buatan sendiri harus disesuaikan dengan kebutuhan ikan. Tiap-tiap jenis ikan memiliki kebutuhan kandungan nutrisi yang berbeda-beda. Misalnya saja ikan lele memerlukan kandungan nutrisi yang lebih sedikit dibandingkan dengan ikan nila, ikan gurame, dan ikan mas.



biasanya pada Pelet buatan pabrik sudah diukur seberapa jauh kandungan nutrisi di dalamnya sedangkan pelet buatan sendiri biasanya tidak terukur kandungan nutrisinya. Karena itu hal penting di dalam membuat pelet buatan sendiri adalah dengan mengatur keseimbangan protein, lemak dan serat. Kandungan nutrisi pelet buatan yang ideal akan mampu mengoptimalkan pertumbuhan ikan dan usia panen ikan yang tepat.




Selain itu yang perlu dipertimbangkan adalah usia ikan yang akan diberi makan pelet buatan. Setiap usia ikan yang berbeda memerlukan kandungan nutrisi yang berbeda. Misalnya saja ikan usia 1-3 bulan memerlukan protein antara 35% sampai 50 %, sedangkan usia ikan 4 bulan ke atas memerlukan protein 25% sampai 30%.



Bahan-bahan yang bisa dibuat dan digunakan dapat diperoleh dimana mana seperti: Tepung ikan, dedak halus, jagung , kedelai, ampas tahu, ikan teri dan lain-lain.



Dan yang harus anda pahami dalam budidaya ikan khususnya pada pembesaran terutama dalam memberikan makanan pada ikan adalah melakukanya secara kontinuitas terhadap bahan-bahan campuran, tujuannya agar Ikan tersebut tidak mengalami stress. Sebab ikan juga akan mudah mengalami stress jika diberi makan pelet dari campuran yang berubah-ubah.


ternak ikan atau budidaya ikan saat ini adalah salah satu jenis usaha yang masih sanat menjanjikan. Bahkan usaha perikanan dari yang hanya skala rumah tangga kini telah beralih menjadi usaha besar bahkan telah merekrut banyak pegawai untuk memulai usaha perikanan.

Dalam budidaya ikan adalah beberapa faktor yang mempengaruhi dan menjadi faktor penentu dalam sukses atau tidaknya usaha ternak atau budidya perikanan. Salah satu penentunya adalah masalah pemberian pakan pelet untik ikan.

Peranan pelet atau pakan ikan dalam keberhasilan budidaya ikan hampir 30 persen dan apabila faktor pelet ini bisa kita kurangi maka akan meningkatkan keuntungan dalam Bisnis budidaya ikan.

Lantas bagaimana ara untuk mengurangi Biaya produksi tanpa mengurangi kualitas dari budidaya ikan tersebut. Caranya adalah dengan membuat pelet ikan atau pakan ikan sendiri.


Cara membuat pelet ikan sendiri seenarnya sangat mudah dan gampang. Dan proses ini bisa anda lalukan apabila di rasa dengan pemberian pakan pabrikan selain harga yangb mahal juga tidak lebih bail dengan membuat pelet ikan sendiri.

Membuat pelet sndiri berarti kita membuat pakan buatan sendiri dimana prinsip dari pelet Yang baik adalah dengan membantu menambah nilai nutrisi pada ikan dan pelet protein yang ideal untuk ikan.

Dalam membuat pelet sendiri harus di ukur nilai gizinya. Dan nilai gizinya anta lain pelet harus mengandung nutrisi, protein, lemak, dan serat yang seimbang dan sesuai untuk kemajuan perkembangan dari ikan.

Untuk takaran dalam pemberian protein pada ikan kita juga harus mengetahui berapa kebutuhan protein dan berapa usia yang sesuai dan ini adalah takaran nya. Untuk ikan dengan usia 1- 3 bulan maka membutuhkan kadar protein sekitar 35-50%. Sedangkan untuk usia ikan 4 bulan keatas maka kebutuhan akan protein nya sekitar 25-30%.

Ada beberapa bahan dalam cara membuat pelet ikan sendiri antara lain :
- bahan dari rucah ikan
- bahan dari cacing tanah
- bahan dari bekicot

Rabu, 17 Mei 2017

KERAGAAN DAN PROSPEK PENGOLAHAN IKAN DAN LIMBAHNYA



KERAGAAN DAN PROSPEK
PENGOLAHAN IKAN DAN LIMBAHNYA


               Dalam upaya meningkatkan pangsa pasar  dalam negeri, perbaikan teknologi produk perikanan pada unit pengolahan skala kecil dan menengah menjadi sangat penting. Jenis olahan yang dihasilkan kelompok pengolah ini pada sebagian besar umumnya  memiliki keterbatasan dalam akses pasar dan kurang menyentuh target konsumen menengah keatas.  Keterbatasan ini berkaitan dengan ciri produk yang rendah mutunya,  bentuk tampilan (bentuk olahan) kurang menarik dan penerapan sanitasi pengolahan yang baik yang belum sesuai standar yang diinginkan. Namun demikian peluang pengembangan terhadap produk yang dihasilkan kelompok pengolahan skala kecil menengah sangatlah besar.
               Pada beberapa daerah usaha pengolahan ini umumnya berbasis pada bahan baku yang sama dengan jenis olahan yang bahkan sama dalam satu kawasan. Dengan kondisi tersebut oleh pemerintah telah dan akan terus memfasiltiasi pembangunan sentra pengolahan dengan menyediakan sarana dan prasaran pengolahan. Penyediaan sarana dan prasarana pengolahan ini diharapkan dapat mendorong produksi dan meningkatkan mutu hasil olahan yang pada akhirnya meningkatkan daya saing. 




*)  Kasubdit Pengembangan Produk
      Direktorat Pengolahan Hasil – Ditjen P2HP
      Departemen Kelautan dan Perikanan


               Disamping mengusahakan basis produk olahan yang telah ada,  pengolah perlu diberikan alternatif untuk mengusahakan bentuk produk olahan lain yang dianggap prospektif untuk dipasarkan seperti dari rumput laut, cummunited products  ataupun snack products. Sehingga dengan terjadi diversifikasi usaha dari beberapa produk olahan.

               Terkait dengan permasalahan dan peluang yang ada, maka upaya pengembangan produk nilai tambah pada unit pengolahan di daerah masih perlu mendapat fasilitasi pemerintah dalam bentuk pembinaan dan pelatihan dengan dukungan kemudahan untuk mengakses informasi dan teknologi, penguatan sarana pengolahan, akses pasar maupun akses permodalan.  Dengan fasilitasi seperti ini diharapkan ke depan, unit pengolahan terutama yang berskala kecil dan menengah secara berkelompok dapat berinovasi dalam membangun usahanya.
               Menjawab kebutuhan  daerah serta sejalan dengan kebijakan pemerintah bahwa tanggung jawab pemerintah pusat adalah melahirkan pelatih-pelatih yang ahli dan terampil dalam bidang pengolahan hasil (pengembangan produk), maka diselenggarakan TOT Pengembangan Produk Bernilai Tambah Ikan dan Limbahnya.
               Melalui penyelenggaraan Training of Trainer (TOT) diharapkan akan mampu mencetak pelatih-pelatih yang handal dan diharapkan akan dapat membekali pengetahuan dan ketrampilan para calon pelatih  daerah tentang teknologi pengolahan dan pengemasan PNT  berbasis ikan dan limbahnya serta rumput laut.  Disamping itu pengetahuan para pengolah di daerah juga akan semakin meningkat terutama mengenai  usaha pengolahan produk nilai tambahnya agar lebih menguntungkan.


Manfaat Produk Bernilai Tambah antara lain :
  1. Mengantisipasi produksi berlimpah
  2. Memperpajang daya awet produk, mempertahankan mutu
  3. Meningkatkan citarasa dan  nilai jual produk
  4. Memberikan alternatif tampilan, rasa agar lebih disukai
  5. Lebih mudah dan simpel dalam penyimpanan (dalam bentuk mince/surimi)

               Sedangkan Pengembangan Produk Bernilai Tambah memiliki peran strategis yang diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomi produk olahan, menumbuhkan inovasi teknologi modern, meningkatkan apresiasi terhadap produk tradisional, membentuk SDM berkualitas dan kompeten melalui peningkatan pengetahuan yang diberikan baik dari pelatihan/training, hasil riset, serta informasi dari berbagai media yang ada.

               Sejalan dengan perkembangan teknologi dan tuntutan konsumen mengenai produk yang aman konsumsi, maka dalam setiap pembinaan yang dilakukan selalu memberikan informasi akan pentingnya memberikan jaminan kepada konsumen terhadap produk yang aman dan jaminan mutu (quality assurance dan food safety). Disamping itu dalam rangka menyiasati maraknya peredaran produk perikanan yang kurang berkualitas, serta penggunaan bahan kimia berbahaya maka diperlukan kesadaran yang tinggi dari para pengolah serta tingginya kewaspadaan dari konsumen itu sendiri. Sehingga para pengolah diharapkan dapat menerapkan :
cara-cara pengolahan yang baik dan benar (GHP/Good Handling Practicess)
dengan cara-cara pengolahan yang higienis sesuai GMP (Good Manufacturing Practices)
serta menerapkan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)


1.1.       Keragaan Pengembangan Produk Bernilai Tambah


Dari peta di atas dapat dilihat bahwa sudah cukup banyak ragam jenis produk olahan di masing-masing Provinsi yang mampu mengisi hati konsumennnya, meskipun untuk produk olahan tradisional masalah kualitas dan keamanan produk belum sepenuhnya diperhatikan.  Masing-masing daerah memiliki berbagai variasi olahan berbeda-beda. Melalui pembinaan yang dilakukan oleh Direktorat Pengolahan hasil, diharapkan akan dapat diserap ilmu baru menjadi realisasi ragam jenis olahan baru dalam rangka memperkaya variasi yang ada.

1.2.       Prospek Pengembangan Produk Ikan


Pasar Lokal dan dunia masih terbuka, diakibatkan oleh  :
         Perubahan Gaya Hidup
Masyarakat saat ini lebih menyukai yang praktis dan tidak memerlukan banyak waktu dalam banyak hal terutama dalam menyediakan makanan bagi keluarga. Hal ini terkait erat dengan semakin banyaknya para wanita atau kaum ibu yang bekerja membantu perekonomian keluarga atau hanya sebagai bentuk aktualisasi diri saja (seperti pada poin berikut).
         Banyaknya Wanita/Ibu Rumah Tangga Bekerja
         Perubahan Pola Konsumsi
Perubahan pola konsumsi masyarakat sekarang adalah cenderung kepada makanan yang menyehatkan tubuh meski factor asupan gizi dan kelezatan tetap utama. Hal ini dipicu oleh kandungan lemak tak jenuh yang dimiliki ikan, sehingga tidak berbahaya bagi tubuh manusia.
         Lebih Praktis
Dengan maraknya produk cepat saji (berbahan baku ikan) di pasaran, maka mempermudah kita dalam mempersiapkan hidangan keluarga. Tentu saja hal ini menjadi tuntutan terhadap kemajuan pengembangan produk.
         Daya Simpan Lebih Lama
Melalui proses pengolahan(merubah bentuk fisik ikan dengan menambahkan bahan-bahan yang aman dikonsumsi), maka daya simpan ikan menjadi lebih lama.
         Memiliki Nilai Jual Lebih
Karena bentuknya, rasanya, tampilannya, kemasannya, volumenya berubah, maka nilai jual menjadi lebih tinggi.
         Mempertahankan Mutu
Karena adanya penambahan beberapa bahan tambahan, bumbu-bumbu, maka mutu ikan dapat dipertahankan.
         Memenuhi Selera Konsumen
Dalam proses pengolahannya, hingga kepada pemasarannya, produsen selalu melihat tren pasar/konsumen, sehingga produk mampu menempati rongga hati pembeli. Dengan demikian keinginan untuk membeli/berbelanja menjadi semakin besar.

1.3.       Prospek Pengembangan Limbah Ikan

            Seluruh bagian ikan memiliki manfaat dan nilai jual. Dari mulai dagingnya hingga bagian tubuh lain seperti duri, tulang, sisik, sirip, bahkan isi perut ternyata memiliki nilai jika sudah mengalami proses pengolahan lebih lanjut, prinsip inilah yang biasa disebut dengan ZERO WASTE PRODUCT artinya tidak ada satu bagianpun dari tubuh ikan yang tidak dapat dimanfaatkan atau dengan kata lain tidak ada yang terbuang
                  Description: C:\PENGEMBANGAN PRODUK 2007\GALERI FOTO\Yogya 16-17 Juli 2007\CIMG5647.JPG   Description: CIMG5649
                             Sepatu dari kulit ikan                                         Dompet dari kulit pari
      

                                         
                         Description: CIMG2877          Description: CIMG2873    
                                   Limbah sisik ikan                 Menjadi bunga penghias meja

Tulang, sisik, kulit, isi perut dan limbah lainnya bisa kita olah/ubah menjadi rupiah melalui proses pengolahan. Sebagai contoh, di bawah ini telah dicoba untuk menghitung nilai tambah ikan (Patin), terdapat peningkatan nilai tambah sebesar 85,44% bila disbanding dengan menjual ikan patin dalam bentuk segar dan tanpa perlakuan apapun. Pada ikan patin tidak terdapat sisik ikan yang dapat diubah menjadi bunga maupun bros, kemudian kulitnya hanya dimanfaatkan dalam bentuk kerupuk kulit saja. Bila kulit ikan  diolah menjadi kulit samak, kemudian menjadi kerajinan, maka bisa jadi nilai tambahnya menjadi semakin besar (> 85,44%).

         Description: CIMG0390    Description: CIMG0391
                                                Ikan Patin, difillet, kemudian di olah

         Description: CIMG0427     Description: CIMG0425
                         Kaki Naga Patin                                                 Otak-otak Patin
                                   






  PERHITUNGAN
NILAI TAMBAH IKAN PATIN

No
Nama Ikan
Harga
(Rp)
(Prosentase )
Komposisi Tubuh Ikan
Harga sesuai prosentase
(Rp)
Harga per bagian di pasaran (Rp)
Pengembangan Produk /PPNT
Harga Setelah PP (Rp) *)
1.
Patin (100 kg)
1.600.000
(16.000/ kg)
Daging             50%
800.000
30.000 x 50 = 1.500.000

Fillet
50.000 x 50 = 2.500.000




Kulit                  4,4%
6.000 x 4,4 = 26.400
9.000 x 4,4 = 39.600 ***)
Kerupuk
13 x 12.000 = 156.000
****)



Tulang + Sirip     9%
-
-
Tepung Ikan




sirip ekor          0,6%
-
-
Tepung Ikan
7,5 x 5.000 =
37.500



Isi perut       13,38%
-
-
Tepung ikan




Gelembung renang           1,62%
-
3.000 x 1.62 = 4.860
Icing Glass **)
0.324 x 150.000     =
48.600



Kepala             20%
8.000 x 20 =
160.000
8.000 x 20 =
160.000
Pindang Patin
15 x 15.000 = 225.000









TOTAL
1.600.000

986.400
1.704.460

2.967.500

%
100%

61,65%
106,50%

185,44%

Catatan : 
*)             PP = Pengembangan Produk
**)           Clarifying Agent (bahan campuran proses pembuatan minuman bersoda)
Rp 110.000-200.000/kg kering
***)          Kerupuk Mentah
****)        Sudah Digoreng