Bagi
pembudidaya ikan dan peternak ikan khususnya yang berkecimpung di bidang pembenihan
cacing sutera ini merupakan pakan alami yang sangat dibutuhkan, terutama
pada saat kondisi ikan masih sangan kecil yaitu pada fase awal
(larva). Pemberikan pakan alami dengan menggunakan Cacing sutera ini
sangat baik karena cacing ini memiliki kandungan nutrisi seperti
(protein 57% dan lemak 13%) sehingga untuk pertumbuhan kondisi ikan yang
masih kecil dalam bentuk larva ini sangat cocok dan baik mengingat
ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva, disamping itu harganya lebih
murah dibanding artemia.
Pada umumnya para pembudidaya ikan
melalui usaha pembenihan ini masih mengandalkan pencarian tangkapan alam
yaitu dari parit saluran air yang banyak mengandung bahan organik sisa
limbah pasar atau limbah rumah tangga yang mengalir di saluran
pembuangan. Permasalahannya adalah cacing sutra di alam tidak selalu
tersedia sepanjang tahun, terutama pada saat musim penghujan, dimana
pada saat itu kegiatan pembenihan lele/patin/gurame/ikan lainnya banyak
dilakukan.
Usaha
dengan melakukan Budidaya Cacing sutera sangat baik untuk dilakukan
terutama bagi daerah yang berada diluar pulau Jawa seperi Sumatera,
Kalimantan atau daerah lainnya yang banyak melakukan kegiatan pembenihan
dan pembesaran, tetapi sulit memperoleh cacing sutera, maka budidaya
ini perlu menjadi salah satu alternatip dan menjadi solusi yang sudah
selayaknya untuk dilakukan.
untuk melihat bentuk cacing sutera Klik disini
Cacing
sutera ini dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan nama cacing rambut
karena ukurannya memang sangat kecil seukuran rambut dan berwarna
kemerahan dengan panjang sekitar 1-3 cm. Hingga sampai saat ini budidaya
ikan semakin berkembang dimana mana di seluruh wilyah Indonesia mulai
dari pelosok hingga perkotaan, Namun kebutuhan terhadap pakan alami
masih menjadi kendala dan merupakan salah satu masalah yang menjadi
perhatian secara khusus terutam mereka yang begerak di bidang ini. Salah
satu pakan yang menjadi kebutuhan bagi kegiatan budidaya khususnya
pembenihan adalah pakan alami dan yang paling banyak digunakan maupun
diperjual belikan adalah cacing rambut atau cacing sutera.
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi anda yang memang bergerak dibidang ini perlu melakukanya.
Klasifikasi Cacing Sutra ( Cacing Rambut)
dibawah ini adalah klasifikasi dari cacing sutra :
® Filum : Annelida
® Kelas : Oligochaeta
® Ordo : Haplotaxida
® Famili : Tubifisidae
® Genus : Tubifex
® Spesies : Tubifex sp.
Syarat Hidup Cacing Sutra
Cacing
sutera yang dikenal sebagai cacing rambut ini dapat hidup pada subtrat
lumpur dengan kedalaman antara 0 – 4 cm. pada prinsipnya Sama dengan
hewan air lainnya, namun dalam kehidupannya cacing sutera ini senang
dengan air, dan air memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting
untuk hidup tumbuh berkembang dengan baik diperlukan kwalitas air yang
sesuai yaitu:
1. pada pH : 5. 5 – 8. 0
2. Suhu yang baik antara: 25 – 28 c
3. DO( oksigen terlarut ) : 2, 5 – 7, 0 ppm
4. Untuk kebutuhan jumlah debit air secukupnya dan tidak terlalu besar mengingat cacing ini sangat kecil.
Cacing
sutra tergolong hewan hermaprodit yang berkembang biak melalui telur
dengan pembuahan secara eksternal. telur yang dibuahi oleh jantan akan
membelah jadi dua sebelum saat menetas.
Langkah Kerja Yang Baik Dalam Teknik Budidaya Cacing Sutra
Persiapan Bibit Cacing Sutra
Bagi
anda yang ingin melakukan budidaya ini pengadaannya bibit cacing dapat
dibeli di toko ikan hias kalau tidak kita juga bisa mengambilnya dari
alam dengan catatan yaitu bibit cacing tersebut harus di karantinakan
terlebih dahulu karena dikhawatirkan bisa membawa bakteri patogen.
caranya yaitu Cacing dikarantina 2-3 hari dengan cara dialiri air bersih
dengan debit yang kecil dan memiliki kandungan oksigen yang cukup,
sehingga dengan sistim ini kondisi kesehatan cacing akan terpelihara dan
jauh dari bakteri patogen yang sangat membahayakan bagi ikan yang
memakannya.
Persiapan Media Tumbuh Cacing Sutra
Media
tumbuh dapat dilakukan dengan cara membuat kubangan lumpur dengan
ukuran 1 x 2 meter yang dilengkapi saluran pemasukan dan pengeluaran
air. Setiap kubangan dibuat petakan petakan kecil ukuran 20 x 20 cm
dengan tinggi bedengan atau tanggul 10 cm, antar bedengan diberi lubang
dengan diameter 1 cm. Atau wadah budidaya dapat dibuat dari bahan
terpal.
Pemupukan
Sama
seperti pada budidaya lainnya agar pertumbuhan cacing ini baik dan
normal perlu dilakukan pemupukan. caranya yatitu Lahan di pupuk dengan
dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 – 250 gr/M2 atau dengan pupuk
kandang sebanyak 300 gr/ M2 untuk sumber makanan cacing. Cacing sutra
sangat menyukai bahan organik sebagai bahan makanannya.
Cara pembuatan pupuk :
- cara yang dilakukan dalam pembuatannya yaitu kita Siapkan kotoran ayam, lalu kotoran tersebut dijemur sekitar 6 jam tujuannya yaitu agar kotoran tersebut itu kering sehingga gas beracun yang ada dalam kotoran yang mungkin berbahaya itu dapat lenyap dan hilang karena menguap.
- Sebaiknya Siapkan bakteri EM4 atau fermentor lainnya untuk fermentasi kotoran ayam tersebut. Fermentor ini dapat anda beli dan banyak terdapat di toko Saprodi pertanian, perikanan, dan peternakan.
- lalu Aktifkan bakterinya yaitu dengan cara menambahkan ¼ sendok makan gula pasir + 4ml EM4 + dalam 300 ml air setelah itu didiamkan sejenak sekitar kurang lebih 2 jam.
- Campur cairan itu ke 10 kg kotoran ayam yang sudah di jemur tadi, aduk hingga rata.
- Selanjutnya masukkan ke wadah yang tertutup rapat selama 5 hari maksudnya agar kotoran ayam dapat terfermentasi secara baik dan hasilnya sempurna.
Lakukan Fermentasi
Fermentasi
ini dilakukan dengan tujuan untuk menaikkan kandungan unsur N-organik
dan C-organik hingga 2 kali lipat. Caranya adalah lahan direndam dengan
air setinggi 5 cm selama 3-4 hari.
Proses Penebaran Bibit
Supaya
hasilnya bagus bibit cacing sutera ini ditebarkan secara merata.
Diusahakan selama proses budidaya lahan dialiri air dengan debit 2-5
Liter/detik (arus lamban)
Cara Pemeliharaan cacing sutera yang baik.
Budidaya
ini bisa saja dilakukan oleh siapa saja namun dengan menggunakan sistim
budidaya agar usaha budidaya cacing ini menghasilkan produk yang
bermutu dan bagus sehingga jauh dari hama maupun penyakit, dan bebas
bakteri patogen maka untuk Lahan perlu ada lahan uji coba.
- lahan uji coba berupa kolam tanah/terpal berukuran 8 x 1,5m dengan kedalaman 30 cm.
- Dasar kolam uji coba ini hanya diisi dengan sedikit lumpur (gunakan lumpur bebas limbah kimia).
- Apabila matahari cukup terik, jemur kolam minimum sehari. Bersamaan dengan itu, kolam dibersihkan dari rumput atau hewan lain yang berpotensi menjadi hama bagi cacing sutra, seperti keong mas atau kijing.
- Pipa Air Keluar (Pipa Pengeluaran/Outlet)dicek kekuatannya dan pastikan berfungsi dengan baik.Pipa Pengeluaran ini sebaiknya terbuat dari bahan paralon berdiameter 2 inci dengan panjangsekitar 15 cm.
- Usai pengeringan dan penjemuran, usahakan kondisi dasar kolam bebas dari bebatuan danbenda-benda keras lainnya. Hendaknya konstruksi tanah dasar kolam relatif datar atau tidak bergelombang.
- Dasar kolam diisi dengan lumpur halus yang berasal dari saluran atau kolam yang dianggap banyak mengandung bahan organik hingga ketebalan dasar lumpur mencapai 10 cm.
- Tanah dasar yang sudah ditambahi lumpur diratakan, sehingga benar-benar terlihat rata dantidak terdapat lumpur yang keras.
- Untuk memastikannya, gunakan aliran air sebagai pengukur kedataran permukaan lumpur tersebut. Jika kondisinya benar-benar rata, berarti kedalaman air akan terlihat sama di semuabagian.
- Masukkan kotoran ayam kering sebanyak tiga karung ukuran kemasan pakan ikan, kemudiansebar secara merata dan selanjutnya bisa diaduk-aduk dengan kaki.
- Setelah dianggap datar, genangi kolam tersebut hingga kedalaman air maksimum 5 cm, sesuaipanjang pipa pembuangan.
- Pasang atap peneduh untuk mencegah tumbuhnya lumut di kolam.
- Kolam yang sudah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar gas yang dihasilkan dari kotoran ayam hilang. Cirinya, media sudah tidak beraroma busuk lagi.
- Tebarkan 0,5 liter gumpalan cacing sutra dengan cara menyiramnya terlebih dahulu di dalambaskom agar gumpalannya buyar.
- Cacing sutra yang sudah terurai ini kemudian ditebarkan di kolam budi daya ke seluruhpermukaan kolam secara merata.
- Seterusnya atur aliran air dengan pipa paralon berukuran 2/3 inci.
Pakan Cacing Sutra
Karena
cacing sutra termasuk makhluk hidup, tentunya cacing sutra tersebut
juga membutuhkan makan. Makanannya adalah bahan organik yang bercampur
dengan lumpur atau sedimen di dasar perairan. Cara makan cacing sutra
adalah dengan cara menelan makanan bersama sedimennya dan karena cacing
sutra mempunyai mekanisme yang dapat memisahkan sedimen dan makanan yang
mereka butuhkan. Jadi kita juga harus menyediakan makanannya tersebut.
Cara panen yang baik pada Cacing Sutra
waktu
diperlukan untuk melakukan panen cacing sutera dalam usaha ini
dilakukan setelah budidaya berlangsung beberapa minggu dan
berturut-turut bahkan panen bisa dilakukan setiap dua minggu sekali.
Cara pemanenan cacing sutera dapat dilakunan dengan menggunakan serok
tapi yang bahannya halus/lembut. Cacing sutera yang didapat dan masih
bercampur dengan media budidaya dimasukkan kedalam ember atau bak yang
diisi air, kira –kira 1 cm diatas media budidaya agar cacing sutera atau
cacing rambut naik ke permukaan media budidaya. caranya yatitu Ember
ditutup hingga bagian dalam menjadi gelap dan dibiarkan selama enam jam.
Setelah enam jam, cacing rambut yang menggerombol diatas media diambil
dengan tangan. Dengan cara ini didapat cacing sutera sebanyak 30 – 50
gram/m2 per dua minggu. Kemudian jika anda ingin melakukan sistim panen
ini dapatberkesinambungan sebaiknya perlu dirancang sedemikian rupa
sehingga panjang parit perlu diatur agar bisa memenuhi keperluan yang
diharapkan untuk setiap harinya.
Nah
saya rasa tidak juga terlalu sulit jika anda ingin melakukan
budidayanya dan ini sangat baik bagi anda yang memang memiliki kegiatan
khususnya dalam usaha budidaya perikanan dibidang pembenihan,
selamat mencoba semoga kesuksesan akan selalu meyertai anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar