Selasa, 20 Mei 2014

Ekspor Ikan Hias dari Bekasi Tahun Ini Ditarget 120 Juta Ekor

BEKASI |— Pebisnis ikan hias di Kota Bekasi menargetkan mampu mengekspor hingga Rp120 miliar dengan pengiriman sebanyak 120 juta ekor ikan hias pada tahun ini.

Target tersebut sesuai dengan permintaan terhadap ikan hias dari mancanegara yang kian tumbuh.

Ketua Asosiasi Ikan Hias Bekasi Atep Setiawan pengiriman ikan hias ke berbagai negara berasal dari 500-an pebudidaya ikan hias yang tersebar di 12 kecamatan di Kota Bekasi.

Saat ini, kata dia, pengiriman terbanyak didominasi oleh Singapura. Namun demikian, sejumlah negara seperti Eropa, Amerika, Timur Tengah dan China turut mengambil peran dalam penjualan ikan hias asal Kota Patriot.

Menurutnya, Singapura sebagai negara importir ikan hias dari Bekasi lantaran akses transportasi dinilai lebih mudah. Selain itu, banyak broker asal Singapura yang menjual kembali ikan hias ke berbagai kolektor ikan hias di negara lain.

“Sejak 80-an budidaya ikan hias sudah berjalan. Bekasi ini potensi bisnis ikan hias sangat besar,” papar Atep saat ditemui Bisnis, Senin (19/5/2014).

Atep mengatakan nilai transaksi ekspor ikan hias sebesar Rp120 miliar/tahun dilihat dari rata-rata penjualan Rp10 miliar/per bulan. Begitu juga dengan jumlah ikan hias yang terkirim ke berbagai negara mencapai 120 juta ekor ikan hias dibagi 12 bulan.

Menurut dia, Indonesia saat ini masih menduduki peringkat kelima eksportir ikan hias dunia setelah Ceko, Thailand, Jepang, dan Singapura. Padahal, kata dia, ikan hias Singapura mayoritas berasal dari Bekasi.

“Mereka lihai dalam merawat. Kemudian menjual kembali ke negara lain,” katanya.

Menurutnya, negara pesaing yang saat ini gencar membudidayakan ikan hias antara lain Malaysia, Thailand, Vietnam, termasuk dari Singapura. Atep mengatakan kendala yang dihadapi oleh pebisnis ikan hias di Bekasi yakni keterbatasan lahan.

Selain itu, kata dia, pemerintah setempat tidak mendukung dalam penyediaan lahan untuk budidaya ikan hias. Sebaliknya, peran pemerintah di sejumlah negara pesaing sangat tinggi. Terbukti, kata dia, setiap petani dari luar negeri yang ingin membudidayakan ikan hias diberikan lahan secara gratis seluas 1 hektar.

“Di sini enggak perlu banyak-banyak. Jika Pemkot menyediakan lahan 1.000 meter persegi/ orang sudah cukup. Kami juga tidak masalah jika terpaksa harus menyewa lahan seluas itu,” terangnya.

Saat ini, kata Atep, petani dari Bekasi memanfaatkan sisa lahan di area rumahnya untuk merawat ikan hias. Lahan yang tersedia sangat minim sehingga produksi ikan hias dari Bekasi tidak maksimal.

Menurut dia, pembudidaya ikan hias terkadang membeli bibit ikan hias dari negara lain. Setelah ikan tumbuh membesar dijual kembali ke negara asal dengan harga yang berlipat.

Rabu, 07 Mei 2014

Bantuan Kapal Inka Mina Bakal Lebih Selektif, KKP Harap Nelayan Bisa Tingkatkan Hasil Tangkapan

Bantuan Kapal Inka Mina Bakal Lebih Selektif, KKP Harap Nelayan Bisa Tingkatkan Hasil Tangkapan
______________________________



JAKARTA|— Sejak di gulirkannya program bantuan kapal nelayan ukuran 30 Gross Ton (GT) atau yang biasa disebut dengan bantuan kapal Inka Mina tidak henti-hentinya menuai protes dari berbagai kalangan. Kendati demikian, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT), menilai program ini akan terus digulirkan, tetapi dengan skema yang lebih selektif.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Gelwynn Yusuf Jusuf mengatakan dicetuskannya program bantuan kapal Inka Mina dengan kapasitas kapal 30 GT orientasinya agar para nelayan bisa melaut ke laut lepas atau yang lebih jauh tidak hanya melaut di laut pinggir yang memang sudah banyak dilakukan oleh para nelayan. Harapannya dengan melaut di laut lepas hasil tangkapannya bisa lebih baik, dan tentu saja secara ekonomi penghasilan lebih meningkat.

“Sejauh ini nelayan Indonesia sekitar 90% masih menggunakan kapal skala kecil, makanya kami berikan bantuan kapal yang lebih besar agar bisa melaut lebih jauh,” kata Gelwyn kepada awrtawan di Jakarta, Senin (5/5).

Sejauh ini laporan dari Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang menerima bantuan kapal Inka Mina sudah memetik hasilnya, dan dari laporan yang masuk sudah banyak daerah yang mengajukan menginginkan bantuan kapal. “Bicara general memang banyak yang menikmati hasilnya dari program bantuan kapal Inka Mina ini, kalaupun ada yang bermasalah hanya sedikit. Maka dari itu ke depan kita akan terus memberikan bantuan kapal ini, hanya saja lebih selektif agar bantuan ini hasilnya secara nyata lebih mengena,” ujarnya

Dalam kesempatan yang sama Direktur Kapal dan Alat Penangkapan Ikan (KAPI) KKP Muhammad Zaini mengatakan program bantuan Inka Mina ini program pusat yang dijalankan di daerah. Pemerintah Pusat hanya melakukan pengawasan, tapi jika sering terjadi masalah pusat akan lebih intens memberikan pengwasan terhadap daerah. Dan saya rasa jika masih memberikan manfaat terhadap nelayan, maka bantuan atau program ini akan terus digulirkan. “Kita lihat perkembangannya jika memang menghasilkan dan baik buat petani akan kita teruskan, tapi kami akan lebih selektif lagi,” katanya.

Selektif dalam artian pusat akan benar-benar melakukan pengawasan ketat di daerah, selain itu bagi penerima kapal atau KUB akan lebih selektif lagi. Hanya KUB yang benar-benar siap kami berikan bantuan. Selain itu jenis kapal akan kita sesuaikan kemampuan dari penerima bantuan. “Intinya ke depan akan lebih fleksibel agar bantuan ini bisa bermanfaat buat para nelayan, dan tentu saja secara ekonomi dapat meningkatkan pendapatan para nelayan,” ujarnya.

Adapun saat ini, sampai dengan sekarang sudah ada 733 kapal Inka Mina yang sudah diberikan kepada para KUB secara umum bagus. Tapi jika ada yang mangkrak itu hanya sebagian kecil saja. “Bantuan Inka Mina secara anggran besar hingga Rp 1,5 trillun dalam 5 tahun jadi selalu menjadi sorotan. Jika melihat secara umum hasilnya baik, tapi jika memang ada yang bermasalah dibeberapa daerah itu wajar saja karena tidak semuanya berjalan yang kita inginkan,” tegasnya.

Maka dari itu, kami akan berupaya selektif mungkin agar program bantuan ini bisa berjalan yang kita harapkan dapat meminimalisir masalah yang muncul. “Akan kita identifikasi lebih jauh bagi para penerima bantuan sehingga tidak menuai masalah,” paparnya.

Tingkatkan Produksi

Dalam keterangan resmi sebelumnya, KKP menyebut, hingga 2014 ini, pemerintah menargetkan bantuan sebanyak 1000 kapal kepada kelompok nelayan di berbagai wilayah Indonesia. "Sebanyak 507 atau 98% kapal inka mina dari total 519 realisasi pembangunan selama 2010-2012 telah sukses beroperasi dan berhasil meningkatkan hasil tangkapan serta pendapatan nelayan di sejumlah daerah. Setidaknya hingga tahun 2013, kapal-kapal tersebut telah berkontribusi terhadap peningkatan produksi hasil tangkapan yang mencapai sebesar 5,81 juta ton serta peningkatan pendapatan masyarakat dengan besaran total pendapatan rata-rata 46 juta rupiah pertrip dengan kisaran 10 orang ABK perkapal," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo.

Program Inka Mina yang digulirkan KKP, tegas Sharif, kini mulai memperlihatkan dampak positifnya. Banyak cerita sukses kelompok nelayan penerima bantuan kapal Inka Mina. Bahkan rata rata, semenjak menggunakan kapal Inka Mina, nelayan penerima bantuan mendapatkan hasil dua kali lipat. Ini menunjukkan, sesungguhnya penggunaan kapal Inka Mina mempunyai tujuan untuk mengurangi kepadatan operasi penangkapan ikan di wilayah pantai dan di bawah 12 mil yang telah padat dengan perahu-perahu nelayan, sekaligus optimalisasi fishing ground di wilayah penangkatan ikan nasional. Kedua, dengan menggunakan kapal Inka Mina, diharapkan mampu untuk meningkatkan produksi dan produktivitas nelayan. “Dengan program Inka Mina, secara langsung mendukung peningkatan kemampuan ABK dari skala kecil ke skala menengah dan besar dan bisa merekrut ABK minimal 10 nelayan per kelompok,” jelasnya.

Menurut Sharif, berdasarkan data yang diperoleh dari pengelolaan kapal inka mina yang telah operasional, secara keseluruhan pendapatan rata-rata 25 unit kapal Inka Mina per trip operasi penangkapan dapat mencapai lebih dari 100 juta rupiah, 16 unit kapal berpendapatan antara 75 – 100 juta rupiah/trip, 39 unit unit kapal berpendapatan antara 50 – 75 juta rupiah/trip, 153 unit kapal berpendapatan antara 25 – 75 juta rupiah/trip dan 274 unit kapal berpendapatan dibawah 25 juta rupiah/trip. “Nilai tersebut telah mendongkrak pendapatan yang cukup signifikan dan sangat diluar dugaan,” ujar Sharif.

Besarnya hasil tangkapan serta pendapatan untuk setiap kapal di setiap daerah berbeda, bahkan beberapa diantaranya menunjukkan nilai yang fantastis. Seperti di Kabupaten Luwu, Selawesi Selatan dari tiga kapal yang telah beroperasional sejak tahun 2010 total pendapatan di peroleh sebesar 5 Milyar rupiah. Selain itu nelayan mendapat berbagai keuntungan lainnya seperti yang telah dirasakan oleh nelayan di Kabupaten Majene Sulawesi Barat yang kini dapat menghasilkan tuna dengan kualitas ekspor yang semula hanya Grade C kini bisa menghasilkan tuna dengan Grade A dengan harga USD 12 per kilogram. “Tuna yang dihasilkan berkualitas ekspor dan sekarang negara tujuan ekspor mereka sudah merambah ke Jepang,” ungkapnya.

Sebagai informasi, realisasi pembangunan Kapal Inka Mina selama 2010-2012 sebanyak 519 unit, yakni 46 unit pada tahun 2010, 232 unit tahun 2011 dan 241 unit pada tahun 2012. Dari jumlah kapal 519 unit yang telah terbangun, sebanyak 507 unit kapal sudah beroperasional dengan baik. Hanya 12 unit kapal yang belum beroperasi secara optimal dikarenakan masih masih dalam proses penyempurnaan fisik kapal, proses mencari mitra untuk bantuan permodalan dan kapal belum tiba di lokasi penerima karena kesalahan dari kontraktor.

SATE IKAN YANG SEHAT



Puaskan selera makan dengan hidangan yang tepat. Idealnya, makanan yang sehat adalah yang dimasak dengan cara yang baik. Menggoreng, lakukan dengan api yang tak terlalu besar sehingga minyak tidak bergejolak seperti air mendidih.
Pun dengan merebus. Lakukan dengan cara yang baik, yakni tidak membiarkan makanan berlama-lama di dalam rebusan. Begitu juga dengan membakar, jangan sampai menimbulkan jelaga di makanan yang dibakar. Semua ITU demi satu satu hal yaitu kesehatan.
Gorengan yang berlebihan panasnya, berpotensi menyebabkan lemak jenuh ganda serta munculnya radikal bebas sehingga bila dicerna, berisiko membangkitkan penyakit berbahaya. Begitu juga dengan makanan yang kelamaan direbus, bisa menghilangkan manfaat di dalamnya.
Satu hal penting yang mungkin sering diabaikan adalah dalam hal memanggang. Banyak orang yang karena terkecoh oleh bumbu masakan panggang yang lezat, akhirnya main sikat saja. Mereka tak peduli apakah makanan yang dipanggang itu dibikin dengan cara yang benar atau tidak.
Inilah yang harus menjadi perhatian mereka para penggemar sate. Terlebih sate ikan senapelan, sate ikan patin dari Pekanbaru. Tekstur daging ikan patin yang lembut sangat pas dinikmati dengan bumbu yang sedikit pedas, lengkap dengan potongan lontong dan acar ketimun. Namun tetap waspada sebelum tergoda melahapnya.
Adanya jelaga pada makanan yang panggang berlebihan, sebenarnya menyimpan karsinogen. Pada sate, tak jarang pada daging sate tersebut terdapat bagian yang gosong, bahkan di mulut, daging ikan itu rasanya menjadi renyah karena terlalu gosong. Jelaga yang dikonsumsi ini selanjutnya sangat berpotensi memicu penyakit kanker dan tumor.
Maka tips utama dalam hal memanggang daging ikan dan makanan lainnya, adalah selalu memperhatikan permukaannya, jangan dibiarkan terus terpanggang bila telah muncul tanda-tanda kegosongan. Jaga juga jarak sumber panas dengan makanan yang dipanggang. Ini terutama bagi pemanggangan daging ikan menggunakan bara arang.
Saat daging ikan dipanggang, lemaknya akan menetes ke arang membara tersebut. Lalu dari arang, uap lemak tersebut kadang memuai bersama serpihan jelaga arang dan menempel ke daging. Bila menemukan daging yang tertempel bara arang tersebut, jangan dimakan dan lebih baik dibuang.

Kota Tangerang Cocok untuk Budidaya Ikan Lele

JAKARTA |— Wilayah Kota Tangerang, Banten, yang relatif panas ternyata cocok dimanfaatkan sebagai tempat pembudidayaan perikanan.

"Salah satunya adalah budidaya ikan lele. Cuaca panas akan membuat ikan lele cepat tumbuh," kata Iman Abdurrahman, S.IK, pendiri dan pengelola Mina Berkah Farm pada pelatihan Budidaya Lele bagi Penerima Beasiswa Agribisnis M.A El-Syarif dari lembaga kemanusiaan PKPU belum lama ini.

Dibandingkan dengan jenis ikan lainnya, budidaya lele relatif mudah dan mampu mengurangi berisiko terjadinya kegagalan. Ia pun menyebut, sektor ini tetap akan prospek di masa mendatang.

"Sektor agribisnis adalah sektor yang akan menjadi trend setter 5-10 tahun mendatang karena setiap orang butuh makan dan setiap hari jumlah penghuni bumi selalu bertambah," katanya.

Sementara itu, terkait pelatihan kepada penerima beasiswa Agribisnis di Madrasah Aliyah El Syarif ini, Iman mengatakan perlu dilakukan Achievement Motivation Training. Ini akan mendorong semangat berwirausaha.

Oleh lembaga kemanusiaan nasional PKPU, mereka diberi bantuan permodalan untuk melakukan bisnis. Kosim Asari, salah seorang penerima beasiswa ini berharap adanya program ini, YPI El Syarif bisa menjadi contoh pengembangan keterampilan siswa bagi sekolah-sekolah yang lainnya.

Program ini didukung sepenuhnya oleh para muzakki yang membayarkan dana Zakat, Infak, dan Sedekahnya melalui PKPU.