Rabu, 07 Mei 2014

SATE IKAN YANG SEHAT



Puaskan selera makan dengan hidangan yang tepat. Idealnya, makanan yang sehat adalah yang dimasak dengan cara yang baik. Menggoreng, lakukan dengan api yang tak terlalu besar sehingga minyak tidak bergejolak seperti air mendidih.
Pun dengan merebus. Lakukan dengan cara yang baik, yakni tidak membiarkan makanan berlama-lama di dalam rebusan. Begitu juga dengan membakar, jangan sampai menimbulkan jelaga di makanan yang dibakar. Semua ITU demi satu satu hal yaitu kesehatan.
Gorengan yang berlebihan panasnya, berpotensi menyebabkan lemak jenuh ganda serta munculnya radikal bebas sehingga bila dicerna, berisiko membangkitkan penyakit berbahaya. Begitu juga dengan makanan yang kelamaan direbus, bisa menghilangkan manfaat di dalamnya.
Satu hal penting yang mungkin sering diabaikan adalah dalam hal memanggang. Banyak orang yang karena terkecoh oleh bumbu masakan panggang yang lezat, akhirnya main sikat saja. Mereka tak peduli apakah makanan yang dipanggang itu dibikin dengan cara yang benar atau tidak.
Inilah yang harus menjadi perhatian mereka para penggemar sate. Terlebih sate ikan senapelan, sate ikan patin dari Pekanbaru. Tekstur daging ikan patin yang lembut sangat pas dinikmati dengan bumbu yang sedikit pedas, lengkap dengan potongan lontong dan acar ketimun. Namun tetap waspada sebelum tergoda melahapnya.
Adanya jelaga pada makanan yang panggang berlebihan, sebenarnya menyimpan karsinogen. Pada sate, tak jarang pada daging sate tersebut terdapat bagian yang gosong, bahkan di mulut, daging ikan itu rasanya menjadi renyah karena terlalu gosong. Jelaga yang dikonsumsi ini selanjutnya sangat berpotensi memicu penyakit kanker dan tumor.
Maka tips utama dalam hal memanggang daging ikan dan makanan lainnya, adalah selalu memperhatikan permukaannya, jangan dibiarkan terus terpanggang bila telah muncul tanda-tanda kegosongan. Jaga juga jarak sumber panas dengan makanan yang dipanggang. Ini terutama bagi pemanggangan daging ikan menggunakan bara arang.
Saat daging ikan dipanggang, lemaknya akan menetes ke arang membara tersebut. Lalu dari arang, uap lemak tersebut kadang memuai bersama serpihan jelaga arang dan menempel ke daging. Bila menemukan daging yang tertempel bara arang tersebut, jangan dimakan dan lebih baik dibuang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar