BEKASI |— Pebisnis ikan hias di Kota Bekasi menargetkan mampu mengekspor hingga Rp120 miliar dengan pengiriman sebanyak 120 juta ekor ikan hias pada tahun ini.
Target tersebut sesuai dengan permintaan terhadap ikan hias dari mancanegara yang kian tumbuh.
Ketua Asosiasi Ikan Hias Bekasi Atep Setiawan pengiriman ikan hias ke berbagai negara berasal dari 500-an pebudidaya ikan hias yang tersebar di 12 kecamatan di Kota Bekasi.
Saat ini, kata dia, pengiriman terbanyak didominasi oleh Singapura. Namun demikian, sejumlah negara seperti Eropa, Amerika, Timur Tengah dan China turut mengambil peran dalam penjualan ikan hias asal Kota Patriot.
Menurutnya, Singapura sebagai negara importir ikan hias dari Bekasi lantaran akses transportasi dinilai lebih mudah. Selain itu, banyak broker asal Singapura yang menjual kembali ikan hias ke berbagai kolektor ikan hias di negara lain.
“Sejak 80-an budidaya ikan hias sudah berjalan. Bekasi ini potensi bisnis ikan hias sangat besar,” papar Atep saat ditemui Bisnis, Senin (19/5/2014).
Atep mengatakan nilai transaksi ekspor ikan hias sebesar Rp120 miliar/tahun dilihat dari rata-rata penjualan Rp10 miliar/per bulan. Begitu juga dengan jumlah ikan hias yang terkirim ke berbagai negara mencapai 120 juta ekor ikan hias dibagi 12 bulan.
Menurut dia, Indonesia saat ini masih menduduki peringkat kelima eksportir ikan hias dunia setelah Ceko, Thailand, Jepang, dan Singapura. Padahal, kata dia, ikan hias Singapura mayoritas berasal dari Bekasi.
“Mereka lihai dalam merawat. Kemudian menjual kembali ke negara lain,” katanya.
Menurutnya, negara pesaing yang saat ini gencar membudidayakan ikan hias antara lain Malaysia, Thailand, Vietnam, termasuk dari Singapura. Atep mengatakan kendala yang dihadapi oleh pebisnis ikan hias di Bekasi yakni keterbatasan lahan.
Selain itu, kata dia, pemerintah setempat tidak mendukung dalam penyediaan lahan untuk budidaya ikan hias. Sebaliknya, peran pemerintah di sejumlah negara pesaing sangat tinggi. Terbukti, kata dia, setiap petani dari luar negeri yang ingin membudidayakan ikan hias diberikan lahan secara gratis seluas 1 hektar.
“Di sini enggak perlu banyak-banyak. Jika Pemkot menyediakan lahan 1.000 meter persegi/ orang sudah cukup. Kami juga tidak masalah jika terpaksa harus menyewa lahan seluas itu,” terangnya.
Saat ini, kata Atep, petani dari Bekasi memanfaatkan sisa lahan di area rumahnya untuk merawat ikan hias. Lahan yang tersedia sangat minim sehingga produksi ikan hias dari Bekasi tidak maksimal.
Menurut dia, pembudidaya ikan hias terkadang membeli bibit ikan hias dari negara lain. Setelah ikan tumbuh membesar dijual kembali ke negara asal dengan harga yang berlipat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar