Rabu, 07 Mei 2014

Bantuan Kapal Inka Mina Bakal Lebih Selektif, KKP Harap Nelayan Bisa Tingkatkan Hasil Tangkapan

Bantuan Kapal Inka Mina Bakal Lebih Selektif, KKP Harap Nelayan Bisa Tingkatkan Hasil Tangkapan
______________________________



JAKARTA|— Sejak di gulirkannya program bantuan kapal nelayan ukuran 30 Gross Ton (GT) atau yang biasa disebut dengan bantuan kapal Inka Mina tidak henti-hentinya menuai protes dari berbagai kalangan. Kendati demikian, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT), menilai program ini akan terus digulirkan, tetapi dengan skema yang lebih selektif.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Gelwynn Yusuf Jusuf mengatakan dicetuskannya program bantuan kapal Inka Mina dengan kapasitas kapal 30 GT orientasinya agar para nelayan bisa melaut ke laut lepas atau yang lebih jauh tidak hanya melaut di laut pinggir yang memang sudah banyak dilakukan oleh para nelayan. Harapannya dengan melaut di laut lepas hasil tangkapannya bisa lebih baik, dan tentu saja secara ekonomi penghasilan lebih meningkat.

“Sejauh ini nelayan Indonesia sekitar 90% masih menggunakan kapal skala kecil, makanya kami berikan bantuan kapal yang lebih besar agar bisa melaut lebih jauh,” kata Gelwyn kepada awrtawan di Jakarta, Senin (5/5).

Sejauh ini laporan dari Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang menerima bantuan kapal Inka Mina sudah memetik hasilnya, dan dari laporan yang masuk sudah banyak daerah yang mengajukan menginginkan bantuan kapal. “Bicara general memang banyak yang menikmati hasilnya dari program bantuan kapal Inka Mina ini, kalaupun ada yang bermasalah hanya sedikit. Maka dari itu ke depan kita akan terus memberikan bantuan kapal ini, hanya saja lebih selektif agar bantuan ini hasilnya secara nyata lebih mengena,” ujarnya

Dalam kesempatan yang sama Direktur Kapal dan Alat Penangkapan Ikan (KAPI) KKP Muhammad Zaini mengatakan program bantuan Inka Mina ini program pusat yang dijalankan di daerah. Pemerintah Pusat hanya melakukan pengawasan, tapi jika sering terjadi masalah pusat akan lebih intens memberikan pengwasan terhadap daerah. Dan saya rasa jika masih memberikan manfaat terhadap nelayan, maka bantuan atau program ini akan terus digulirkan. “Kita lihat perkembangannya jika memang menghasilkan dan baik buat petani akan kita teruskan, tapi kami akan lebih selektif lagi,” katanya.

Selektif dalam artian pusat akan benar-benar melakukan pengawasan ketat di daerah, selain itu bagi penerima kapal atau KUB akan lebih selektif lagi. Hanya KUB yang benar-benar siap kami berikan bantuan. Selain itu jenis kapal akan kita sesuaikan kemampuan dari penerima bantuan. “Intinya ke depan akan lebih fleksibel agar bantuan ini bisa bermanfaat buat para nelayan, dan tentu saja secara ekonomi dapat meningkatkan pendapatan para nelayan,” ujarnya.

Adapun saat ini, sampai dengan sekarang sudah ada 733 kapal Inka Mina yang sudah diberikan kepada para KUB secara umum bagus. Tapi jika ada yang mangkrak itu hanya sebagian kecil saja. “Bantuan Inka Mina secara anggran besar hingga Rp 1,5 trillun dalam 5 tahun jadi selalu menjadi sorotan. Jika melihat secara umum hasilnya baik, tapi jika memang ada yang bermasalah dibeberapa daerah itu wajar saja karena tidak semuanya berjalan yang kita inginkan,” tegasnya.

Maka dari itu, kami akan berupaya selektif mungkin agar program bantuan ini bisa berjalan yang kita harapkan dapat meminimalisir masalah yang muncul. “Akan kita identifikasi lebih jauh bagi para penerima bantuan sehingga tidak menuai masalah,” paparnya.

Tingkatkan Produksi

Dalam keterangan resmi sebelumnya, KKP menyebut, hingga 2014 ini, pemerintah menargetkan bantuan sebanyak 1000 kapal kepada kelompok nelayan di berbagai wilayah Indonesia. "Sebanyak 507 atau 98% kapal inka mina dari total 519 realisasi pembangunan selama 2010-2012 telah sukses beroperasi dan berhasil meningkatkan hasil tangkapan serta pendapatan nelayan di sejumlah daerah. Setidaknya hingga tahun 2013, kapal-kapal tersebut telah berkontribusi terhadap peningkatan produksi hasil tangkapan yang mencapai sebesar 5,81 juta ton serta peningkatan pendapatan masyarakat dengan besaran total pendapatan rata-rata 46 juta rupiah pertrip dengan kisaran 10 orang ABK perkapal," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo.

Program Inka Mina yang digulirkan KKP, tegas Sharif, kini mulai memperlihatkan dampak positifnya. Banyak cerita sukses kelompok nelayan penerima bantuan kapal Inka Mina. Bahkan rata rata, semenjak menggunakan kapal Inka Mina, nelayan penerima bantuan mendapatkan hasil dua kali lipat. Ini menunjukkan, sesungguhnya penggunaan kapal Inka Mina mempunyai tujuan untuk mengurangi kepadatan operasi penangkapan ikan di wilayah pantai dan di bawah 12 mil yang telah padat dengan perahu-perahu nelayan, sekaligus optimalisasi fishing ground di wilayah penangkatan ikan nasional. Kedua, dengan menggunakan kapal Inka Mina, diharapkan mampu untuk meningkatkan produksi dan produktivitas nelayan. “Dengan program Inka Mina, secara langsung mendukung peningkatan kemampuan ABK dari skala kecil ke skala menengah dan besar dan bisa merekrut ABK minimal 10 nelayan per kelompok,” jelasnya.

Menurut Sharif, berdasarkan data yang diperoleh dari pengelolaan kapal inka mina yang telah operasional, secara keseluruhan pendapatan rata-rata 25 unit kapal Inka Mina per trip operasi penangkapan dapat mencapai lebih dari 100 juta rupiah, 16 unit kapal berpendapatan antara 75 – 100 juta rupiah/trip, 39 unit unit kapal berpendapatan antara 50 – 75 juta rupiah/trip, 153 unit kapal berpendapatan antara 25 – 75 juta rupiah/trip dan 274 unit kapal berpendapatan dibawah 25 juta rupiah/trip. “Nilai tersebut telah mendongkrak pendapatan yang cukup signifikan dan sangat diluar dugaan,” ujar Sharif.

Besarnya hasil tangkapan serta pendapatan untuk setiap kapal di setiap daerah berbeda, bahkan beberapa diantaranya menunjukkan nilai yang fantastis. Seperti di Kabupaten Luwu, Selawesi Selatan dari tiga kapal yang telah beroperasional sejak tahun 2010 total pendapatan di peroleh sebesar 5 Milyar rupiah. Selain itu nelayan mendapat berbagai keuntungan lainnya seperti yang telah dirasakan oleh nelayan di Kabupaten Majene Sulawesi Barat yang kini dapat menghasilkan tuna dengan kualitas ekspor yang semula hanya Grade C kini bisa menghasilkan tuna dengan Grade A dengan harga USD 12 per kilogram. “Tuna yang dihasilkan berkualitas ekspor dan sekarang negara tujuan ekspor mereka sudah merambah ke Jepang,” ungkapnya.

Sebagai informasi, realisasi pembangunan Kapal Inka Mina selama 2010-2012 sebanyak 519 unit, yakni 46 unit pada tahun 2010, 232 unit tahun 2011 dan 241 unit pada tahun 2012. Dari jumlah kapal 519 unit yang telah terbangun, sebanyak 507 unit kapal sudah beroperasional dengan baik. Hanya 12 unit kapal yang belum beroperasi secara optimal dikarenakan masih masih dalam proses penyempurnaan fisik kapal, proses mencari mitra untuk bantuan permodalan dan kapal belum tiba di lokasi penerima karena kesalahan dari kontraktor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar