"BUDIDAYA IKAN OSKAR"
Gambar 1. Ikan Oskar
Morfologi
Ikan Oscar memiliki bentuk tubuh yang mirip dengan ikan nila, ia memiliki
kepala yang besar dengan mulutnya lebar, bergerigi, agak meruncing, dan
terletak di tengah (terminal). Sirip punggung (dorsal fin) berbentuk lebar yang
ujungnya bersebrangan dengan sirip dada (pectoral fin), serta ujung sirip
punggung dan sirip anus meruncing agak tumpul. Sirip ekornya berbentuk bulat
(rounded).
Tubuhnya dilapisi warna dasar bervariasi, akan tetapi lebih sering
ditemukan Oscar yang memiliki warna dasar hijau zaitun gelap atau coklat tua
dengan coretan dan bintik-bintik tidak beraturan di bagian sisi yang berasal
dari sisik yang berwarna kuning keemasan atau kemerah-merahan. Ikan jantan
mempunyai beberapa tanda merah menyala pada tutup insang dan dekat daerah perut
di samping. Kecerahan warna ikan ini sering berganti-ganti tergantung pada kondisi
ikan. Ikan ini memiliki pergerakan yang gesit karena ditunjang dengan bentuk
badan yang langsing, pipih ke samping (compressed).
Tingkah Laku
Ikan oscar termasuk ikan yang cerdas, karena ikan ini mudah mengenali
pemiliknya. Selain itu, dapat kita ketrahui bahwa ikan ini juga sensitif
terhadap gerakan, intesnsitas cahaya, dan irama akan tetapi ikan ini juga mempunyai
kebiasaan merusak atau mengganggu ornamen-ornamen yang ada di dalam akuarium.
Ikan oscar dewasa termasuk ikan buas, karena ia mempunyai kebiasaan memakan
ikan-ikan yang berukuran kecil terlebih jika ikan itu bukan dari famili yang
sama dengannya. Ikan oscar dapat hidup rukun apabila dipelihara dengan ikan
dari Famili Chiclidae lainnya yang memiliki ukuran tubuh sama dengannya.
Makanan
Makanan yang biasa diberikan pada ikan oscar sangat variatif seperti
ikan-ikan kecil, jentik nyamuk, ataupun potongan-potongan ikan lainnya. Akan
tetapi, untuk menghasilkan ikan oscar yang memiliki kualitas warna yang baik,
maka sebaiknya makanan yang diberikan pada ikan ini adalah makanan yang
mengandung zat chitine. Jenis makanan yang mengandung zat chitine kebanyakan
adalah makanan alami berupa hewan-hewan yang memiliki cangkang seperti kutu
air, udang kali, rayap, dan lain-lain.
Reproduksi
Ikan oscar dapat dipijahkan setelah mencapai ukuran panjang 15 cm dengan
lebar 10 cm. Telur hasil pemijahan akan ditempatkan oleh induk oscar pada
substrat yang memiliki permukaan licin seperti kaca, porselin, ataupun pecahan
genting, dan selanjutnya akan dijaga oleh induk sampai telur tersebut menetas.
Ikan oscar dapat bertelur setiap 10 hari sekali dengan jumlah telur sekitar
1000-3000 butir per induk. Sepasang induk oscar dapat dipijahkan sampai 5 musim
pemijahan atau sampai berumur 7 tahun. Semakin tua umur ikan oscar, maka
kuantitas telur yang dihasilkannyapun akan semakin menurun.
Persiapan Sarana Pemijahan
Bak Pemijahan
Sarana pemijahan
yang sering dipakai untuk memijahkan ikan oscar adalah berupa bak semen dengan
ukuran 2 x 2 x 0,5 m. Sebelum digunakan, bak pemijahan dipersiapkan terlebih
dahulu dengan melakukan kegiatan pembersihan bak dari kotoran dan
sampah-sanpah. Apabila bak yang akan dipakai adalah bak yang baru dibuat, maka
sebaiknya bak tersebut direndam dengan air sumur selama 4 minggu dengan
perlakuan setiap 2 minggu sekali bak dikuras. Setelah itu lakukan penjemuran
terhadap bak pemijahan, hal ini dilakukan selain untuk memberikan rangsangan
terhadap oscar, juga untuk membunuh bibit penyakit yang diperkirakan bersarang
dalam bak.
Setelah bak
pemijahan disiapkan, selanjutnya air dimasukan ke dalam bak dengan ketinggian
25-30 cm. Sumber air yang dapat digunakan adalah air sumur ataupun air PAM,
akan tetapi air tersebut perlu diendapkan selama 12-24 jam.
Substrat (Penempel Telur)
Telur ikan oscar
bersifat adhesiv, artinya telur memerlukan tempat untuk menempel (substrat).
Jenis substrat yang biasa digunakan dalam pemijahan ikan oscar adalah berupa
batu yang memiliki permukaan datar ataupun bahan lain yang memiliki permukaan
licin, seperti pecahan genting, porselin, kaca ataupun pipa paralon.
Sebelum
dimasukan ke dalam bak pemijahan, substrat yang akan dipakai sebaiknya dicuci
dahulu untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel agar tidak mengganggu
telur. Jumlah substrat yang dimasukan disesuaikan dengan jumlah induk oscar
yang akan dipijahkan. Untuk setiap pasangan induk oscar yang akan dipijahkan,
cukup diberikan substrat 1 saja, dan substrat tersebut kita simpan di bagian
sudut bak. Ukuran substrat yang ideal biasanya adalah 15 x 20 cm atau 20 x 20
cm.
Pemasukan Induk
Ikan oscar dapat dipijahkan dengan perbandingan induk jantan dan betina 1 :
1. Jumlah induk oscar yang akan dipijahkan, sebaiknya disesuaikan dengan
ukuran bak pemijahan 2 x 2 m dapat dimasukan induk sebanyak 4 pasang.
Proses Pemijahan
Proses pemijahan pada ikan oscar dimulai dengan gerakan-gerakan lincah dari
induk jantan untuk memikat induk betina, kemudian kedua induk akan mencari
tempat yang dianggap cocok dan membersihkannya. Setelah itu, induk betina akan
mulai mengeluarkan telurnya di permukaan substrat, dan induk jantan akan
langsung mengeluarkan spermanya untuk membuahi telur-telur tersebut.
Telur-telur hasil pemijahan tadi, akan dijaga oleh kedua induk, akan tetapi
sering pula terjadi induk oscar memakan telur-telurnya kembali karena ia
kekurangan makanan. Oleh karena itu untuk mencegah hal itu terjadi, maka
sebaiknya telur-telur tadi kita pindahkan ke tempat lain untuk ditetaskan.
Penetasan Telur
Telur-telur hasil pemijahan sebaiknya di tetaskan di dalam wadah terpisah
dengan bak pemijahan. Wadah yang biasa digunakan adalah akuarium yang diisi air
setinggi 6-8 cm. Akuarium tersebut kita tempatkan pada tempat yang terlindung
dari hujan dan panas yang berlebihan. Akuarium penetasan sebaiknya di aerasi
untuk memenuhi kebutuhan oksigen terlarut bagi telur.
Gelembung udara yang dihasilkan oleh aerator jangan terlalu besar, hal ini
bertujuan agar telur tidak terganggu.
Dalam waktu 3 hari, telur-telur yang kita tetaskan biasanya sudah mulai
menetas. Larva ikan oscar tidak langsung kita beri makan, karena ia masih
memiliki kantung kuning telur sebagai sumber makanannya. Pada umur 4 hari benih
sudah mulai diberi makanan alami berupa kutu air. Benih yang dapat dihasilkan
dari sepasang induk adalah 1000-3000 ekor.
Perawatan
Larva yang telah menetas selanjutnya kita pelihara di dalam akuarium
penetasan sampai berumur 1 bulan. Selama pemeliharaan, ketinggian air dalam
akuarium ditingkatkan secara bertahap setiap 7 hari sekali yaitu dari 6 cm
menjadi 10 cm, 15 cm dan 20 cm.
Setelah berumur 1 bulan, benih-benih tersebut kita pelihara dalam bak
berukuran 4 m2 dengan kepadatan 250 ekor per m2.
Selama pemeliharaan, benih di beri makanan berupa kutu air ataupun cacing
sutera. Makanan diberikan sebanyak 2-3 kali sehari secara adlibitum.
DAFTAR PUSTAKA
Afriantio,
Eddy dan Evi Liviawati. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius.
Yogyakarta : 1993
Daelami,
Deden. Agar Ikan Sehat. Penebar Swadaya.Jakarta
:2001
Hakim A.R.
dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Oscar Sehat Produksi
Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan,
Bogor.
Susanto, Heru. Oscar. Penebar
Swadaya. Jakarta : 1993
Tidak ada komentar:
Posting Komentar