Selasa, 24 Januari 2017

Analisis Wholesale market


PENDAHULUAN
1



1.1   Latar Belakang
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman Jakarta merupakan lokasi pelabuhan perikanan yang sangat strategis karena berada di Ibukota Jakarta dan merupakan simbol Pelabuhan Perikanan di Indonesia.
Pelaksanaan pembangunan Pelabuhan Nizam Zachman yang dilaksanakan saat ini baru sebatas pada Pasar Ikan Terintegrasi dan online yang didalamnya terdapat fasilitas lelang Ikan skala besar. Fasilitas perikanan yang berada di kawasan pelabuhan dan belum menyentuh pasar grosir skala sedang yang memenuhi kebutuhan Pusat Pemasaran Ikan dan Pedagang Ikan Lokal Jakarta.
Mengingat ikan yang dilelang dalam jumlah yang sangat besar sehingga hanya dapat digunakan fungsinya oleh pembeli skala besar, sebagai contoh sumber ikan berasal dari satu kapal dan pembeliannya dalam pelelangan tersebut dalam jumlah tonase yang tidak dapat dibeli sedikit. Sehingga ketika misalnya pembeli hanya butuh beberapa ton dapat diberikan solusi dengan disediakannya pasar grosir/Wholesale Market.
Dapat juga memfasilitasi pembeli skala kecil seperti pada PPI untuk membeli sehingga pemasaran hasil tangkap tersebut juga terdistribusikan selain kepada pembeli skala besar tetapi juga pembeli skala sedang dan kecil. Distribusi tersebut dapat lebih cepat menyebar pada Jakarta dan sekitarnya serta antar provinsi selain dari pintu penjual skala besar dari pelelangan tadi.
Wholesale Market ini juga dapat memberikan fungsi sebagai “etalase” ekspos produk hasil tangkap perikanan sehingga konsumen/pembeli skala sedang dan kecil lebih dapat terbuka dan familiar melihat macam/jenis serta kualitas produk perikanan hasil tangkap yang akan mereka beli tersebut.
Penanganan ikan pada Wholesale Market ini memperhatikan tahap pensortiran jenis dan ukuran untuk memudahkan penjualan. Menurut Afrianto dan Liviawaty (1989), pertama-tama pisahkan ikan yang akan diinginkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan jenis, ukuran dan tingkat kesegaran.
Pada Wholesale Market ini terdapat tahap proses pengepakan. Setelah pembeli deal membayar pada penjual di Wholesale Market, tahap selanjutnya maka produk perikanan hasil tangkap yang dibeli tersebut akan dikemas sebelum didistribusikan pada packaging pengepakan bisa pada peti, stereofoam dan sebagainya. Selain dibutuhkan tenaga kerja dari pihak penjual sebagai tenaga kerjanya, juga dibutuhkan peti, streofoam, es, garam dan sarana prasarana lainnya. Alat dan perlengkapan tersebut membutuhkan ruang dan stock dalam gudang.
Dalam menunjang tahap penanganan produk perikanan dibutuhkan beberapa bahan, diharapkan agar fasilitas tersebut dapat memadai pada pembangunan Wholesale Market ini.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman perlu kiranya membangun fasilitas Wholesale Market yang berfungsi sebagai pusat grosir perikanan skala menengah yang dilengkapi dengan fasilitas Coldstorage,  suplay air tawar dan air laut bersih, Ice Flake Maker, tempat perendaman ikan dan tempat pengepakan 
Dampak yang diharapkan dengan terwujudnya wholesale market ini antara lain adalah meningkatnya aktivitas ekonomi lainnya misalnya wisata bahari, kawasan industri, penyerapan tenaga kerja  dan kegiatan ekonomi lainnya  yang secara langsung atau tidak langsung  berhubungan dengan kegiatan perikanan.






Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah menganalisis faktor kebutuhan ruang Wholesale Market dan bangunannya dengan memperhatikan :
a.    Produksi perikanan yang didaratkan
b.    Kebutuhan Ikan yang dipasarkan di Pusat Pemasaran Ikan
c.    Kebutuhan Ikan yang dipasarkan di pasar-pasar DKI Jakarta dan sekitarnya
d.    Ketersediaan lahan
e.    Kebijakan dan aturan yang berlaku
Manfaat
Dengan adanya analisis sederhana diharapkan Wholesale Market yang akan dibangun merupakan bangunan yang telah disesuaikan dengan aktifitas yang akan berlangsung didalamnya.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan ini adalah :
a.     Meninjau lahan yang akan dijadikan lokasi Wholesale Market
b.     Analisis kebutuhan Wholesale Market
c.      Rekomendasi kebutuhan Wholesale Market













Dasar Hukum
Pelaksanaan dan penyusunan analisis ini didasarkan pada :
·         Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 jo Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan
·         Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
·         Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
·         Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 15/Permen-KP/2013  tentang Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan
·         Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 08/Permen-KP/2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan
·         Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung
·         Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 06/Permen-KP/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan.
·         Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/Prt/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara





                                                   WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
2


2.1.    Waktu dan Tempat
Pelaksanaan pengamatan dan identifikasi dilaksanakan dalam kurun waktu 1 tahun, yaitu dari bulan Januari s.d Desember 2016 di Kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta.

2.2.    Alat dan Bahan
Beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam proses pelaksanaan kegiatan :
Alat :
a.         Komputer/laptop
b.         Printer
c.         Meteran 50 meter
d.         Meteran Roda Jalan
e.         Selang Air guna mengetahui elevasi
Bahan :
a.         Draft RKAK/L tahun 2017
b.         Laporan Tahunan PPS Nizam Zachman tahun 2015
c.         Jurnal harian petugas penyiap bahan, petugas pengendalian pembangunan, petugas pemeliharaan.








                                                                  PELAKSANAAN KEGIATAN
3


3.1.  Kebutuhan Existing Wholesale Market
Tempat Wholesale Market merupakan suatu kelembagaan ekonomi yang didalamnya terdapat transaksi jual beli antara pedagang besar yang membeli ikan secara lelang di PIT dan pedagang skala menengah yang akan menjual ikan di Pusat Pemasaran Ikan (PPI).

PPS Nizam Zachman sendiri telah memiliki Pasar Ikan Terintegrasi (PIT) dan online dimana di dalamnya juga terdapat fasilitas penunjang pelelangan ikan yang terletak berdekatan dengan dermaga pendaratan. Diharapkan pengembangan pelabuhan berikutnya adalah membangun dan menyediakan wholesale market yang menjadi penghubung
Kecukupan fasilitas dapat diperoleh dari kebutuhan luasan ideal gedung grosir ikan dibandingkan dengan luasan gedung yang ada (existing). Untuk memperoleh luasan ideal gedung grosir ikan diperlukan beberapa faktor yaitu:
·         Data produksi ikan yang akan di jual secara grosir
·         Operasional grosir ikan
·         Sarana prasarana wholesale market


3.1.1 Produksi Perikanan PPS Nizam Zachman
Data produksi ikan dari PPS Nizam Zachman Jakarta diperoleh dari pengumpulan data-data kapal perikanan yang mendaratkan ikan atau bongkar ikan di dermaga pelabuhan perikanan. Pengumpulan data produksi laut dilakukan oleh petugas enumerator selama 1x24 jam perhari. Data produksi laut yang diperoleh merupakan data cacahan lengkap.
Data yang dihimpun oleh PPS Nizam Zachman Jakarta selama 6 tahun disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 1. Produksi Ikan 2011 – 2016

Berdasarkan data yang disajikan diatas maka produksi ikan cenderung mengalami kenaikan, terutama pada tahun 2014 yang mencapai 119.603,92 ton. Tetapi pada tahun 2015-2016 terjadi anomali dimana produksi ikan menurun. Hal ini dikarenakan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan yang ingin melakukan penataan terhadap kapal-kapal nelayan dan alat tangkap, yaitu antar lain; moratorium perizinan kapal, pembatasan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, pelarangan dan pembatasan pengangkapan terhadap beberapa spesies ikan.



Diasumsikan ikan yang masuk ke wholesale market untuk dipasarkan secara grosir sebanyak 30% dari jumlah produksi hasil tangkapan (209 ton/hari), sehingga diasumsikan kapasitas wholesale market yang di perlukan dapat menampung kegiatan grosir ikan sebanyak 63 ton/hari.

3.1.2 Operasional Grosir Ikan
Grosir Ikan merupakan proses yang terdapat pada suatu usaha pemasaran ikan. Kegiatan grosir ini biasanya dilaksanakan setelah selesainya proses lelang ikan di Pasar Ikan Terintegrasi (PIT) dan Online.
Saat ini operasional lelang ikan di PIT PPS Nizam Zachman dilaksanakan hingga pukul 05.00 WIB. Dengan demikian kegiatan di wholesale market  dilakukan setelahnya untuk kemudian di packing dan di simpan untuk kemudian dijual dalam skala kecil di Pusat Pemasaran Ikan.

3.1.3 Sarana Prasarana Wholesale Market
Bangunan wholesale market dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana yang menunjang untuk dilakukannya kegiatan grosir ikan. Sarana yang terdapat di area wholesale market dapat berupa keranjang (trays), Cool Box, timbangan, alat hitung, alat packing dan alat pengangkut ikan, sedangkan prasarana wholesale market adalah Tempat Penerimaan Ikan, Tempat perendaman Ikan, Suplay Air tawar dan air laut bersih, Ice flake Maker kapasitas 10 ton/hari, ruang pengepakan, coldstorage kapasitas 35 ton/hari (TPI).
Ruangan yang terdapat pada gedung wholesale market adalah:
1)    Ruang sortir, yaitu tempat membersihkan, menyortir dan memasukkan ikan ke dalam peti atau keranjang.
2)    Ruang grosir dan display ikan, yaitu tempat menimbang, memperagakan dan melakukan perdagangan ikan.
3)    Ruang pengepakan, yaitu tempat memindahkan ikan ke dalam peti lain dengan diberi es, garam dan lain-lain selanjutnya siap dikirim
4)    Ruang Coldstorage, yaitu ruang penyimpanan ikan beku
5)    Ruang Ice Flake Maker, yaitu ruang pembuat es curah untuk kebutuhan pengesan ikan di area display dan penyimpanan dalam cool box.
6)    Ruang administrasi, terdiri dari loket-loket, gudang peralatan, toilet dan ruang cuci umum

Sementara itu, luas gedung wholesale market ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
1)    Jumlah produksi yang harus ditampung oleh wholesale market
2)    Jenis ikan yang diperdagangkan
3)    Cara penempatan ikan untuk diperagakan

3.2.  Proyeksi Kebutuhan Bangunan Eksisting Wholesale Market
Apabila dilihat dari kebutuhan eksisting saat ini, wholesale market yang akan dibangun diharapkan dapat menampung kapasitas grosir sebesar 63 ton/hari, berikut kelengkapan fasilitas penunjangnya.

3.2.1. Ruang Display dan Grosir
Saat ini penanganan ikan tidak hanya ditujukan untuk mempertahankan kesegaran ikan, tetapi juga untuk menganekaragaman bentuk penyajian, meningkatkan pendapatan petani atau nelayan ikan dan meningkatkan daya simpan ikan sehingga dapat disediakan pada saat dibutuhkan (Afrianto dan Liviawaty 1989). Oleh karena itu Wholesale Market ini diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan produksi dan pemasaran perikanan nasional Indonesia yang sustainable.
Pada Wholesale Market ini pun akan dilengkapi juga wadah untuk display produk ikan yang dijual, sebagai ekspos dari stok ikan yang ada di Cold Storage. Wadah untuk display produk ikan laut ini yang dikenal dengan nama fish/seafood chiller showcase, yaitu unit pendingin yang berfungsi menjaga temperatur produk ikan agar tetap rendah dan pada sistem ini tetap menggunakan hancuran es sebagai alas untuk meletakkan ikan (Bahar 2004). Atau dapat juga menggunakan wadah display produk ikan yang lebih praktis dan efisien, yaitu open top showcase non electric, yaitu berupa wadah terbuat dari stainless steel, yang tidak berpendingin secara elektrik, dan hanya mengandalkan es. Dengan sistem ini, yang harus diperhatikan dengan seksama adalah pengadaan air bersih dan kualitas mesin penghasil hancuran es (ice maker/ice flaker). (Bahar 2004).
Kebutuhan ruang coldstorage yang dibangun diharapkan dapat menampung kapasitas 63 ton, yang didisplay menggunakan cool box ukuran 100 x 77 x 72 cm (kapasitas 300 liter), diestimasi dapat menampung ikan sebesar 60% dari kapasitas volume yakni sebesar 180 kg/cool box.

Jumlah cool box yang dibutuhkan
Kebutuhan ruang untuk area display dan grosir
                            i= 324 m2

Satu hal yang perlu diperhatikan yaitu lantai tempat grosir ikan harus miring ke arah saluran pembuangan sekitar 20. Hal ini dimaksudkan agar air dari penyemprotan kotoran sisa-sisa ikan setelah selesai aktivitas grosir dapat mengalir ke saluran pembuangan dengan mudah sehingga kebersihan tempat pelelangan senantiasa terpelihara.
Diharapkan pada tahap proses display, stok dan pengepakan di Wholesale Market ini, dapat mengaplikasikan merealisasikan tahap penanganan ikan yang baik dan benar seperti tersebut di atas.






3.2.2. Cold storage
Sebagai wadah penampung penyimpanan produk hasil tangkap pada Wholesale Market ini dibutuhkan Cold Storage dengan kapasitas tertentu, misalnya untuk waktu simpan 1-2 hari. Cold Storage ini sebagai sarana penyimpanan dalam mempertahankan kesegaran kualitas produk perikanan hasil tangkap dalam perputaran pemasarannya.
Menurut Afrianto dan Liviawaty (1989), suhu rendah dapat digunakan untuk mengawetkan ikan segar atau ikan yang telah mengalami proses pengawetan, seperti ikan asin, ikan asap dan lain-lain. Maka dari itu Cold Storage dibutuhkan sebagai sarana wadah ruang bersuhu rendah.
Produksi ikan bersifat musiman (seasonal production), terutama ikan laut. Dengan kondisi demikian, pada suatu saat produksi ikan sangat melimpah sedangkan pada saat lain sangat rendah. Oleh karena itu diperlukan cara-cara pengawetan atau pengolahan yang mampu memproses ikan dengan cepat dan cermat terutama pada saat produksi sedang melimpah agar surplus ikan dapat diselamatkan (Afrianto dan Liviawaty 1989). Berdasarkan hal ini fungsi lain dari keberadaan dibutuhkannya Cold Storage pada Wholesale Market dapat menjadi wadah stok ikan bersifat musiman sehingga masih dapat ditemukan oleh pembeli skala sedang dan kecil dalam jangka waktu yang tidak sesingkat biasanya sebelum adanya Wholesale Market.
Dalam praktek, penggunaan suhu rendah meliputi pendinginan dan pembekuan. Ikan yang didinginkan atau dibekukan mempunyai daya awet yang temporer, artinya ikan tersebut akan tetap segar selama disimpan di tempat bersuhu rendah. Oleh karena itu, biasanya selama dalam pengangkutan atau sebelum diolah menjadi produk lain, ikan selalu diusahakan tetap berada dalam lingkungan bersuhu rendah agar kualitasnya tetap baik dan memenuhi syarat sebagai ikan segar (Afrianto dan Liviawaty 1989). Alat dan sarana penggunaan suhu rendah meliputi pendinginan dan pembekuan ini salah satunya difasilitasi dengan Cold Storage ini.
Kebutuhan ruang cold storage yang dibangun diharapkan dapat menampung 50% dari kapasitas grosir wholesale market, yakni 35 ton. Dengan asumsi metoda penyimpanan didalam cold storage menggunakan rak yang menampung susunan cool box sabanyak 3 (tiga) susun dengan ketinggian masing-masing cool box 0,72 meter dan space ruang kosong antar cool box 0,1 meter.

Kebutuhan luas ruang cold storage untuk tempat penyimpanan :
                               i= 60 m2

Luas bagian-bagian coldstorage
a.     Ante room, bagian yang masuk keruang bcold storage, memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi secara berturut-turut 1, 1 dan 3 meter
b.     Fan evaporator yang digabung dalam 1 unit pada ruang berukuran panjang, lebar dan tinggi secara berturut-turut 3; 1,3 dan 1 meter
c.      Ruang kosong pada sisi atas dan bawah coldstorage. Ruang ini berfungsi untuk memperlancar pergerakan udara dingindalam ruang jarak dari bagian atap kepermukaan cool boxpaling atas 0,1 m. Begitupun dengan jarak dari lantai ke permukaan cool box yang paling atas  0,1 m.

3.2.3. Ice Flake Maker
Menurut Junianto (2003), beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai media pendingin untuk penanganan ikan diantaranya :
a.    Es
Sebagai media pendingin, es mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut :
·         Mempunyai kapasitas pendingin yang besar per satuan berat, yaitu sebesar 80 kkal per kg es
·         Tidak membahayakan konsumen
·         Bersifat thermostatik, yaitu selalu menjaga suhu sekitar 00 C sehingga suhu pendinginan ikan dapat terpelihara pada suhu tersebut
·         Ekonomis karena harganya murah
·         Relatif mudah dalam penggunaannya
b.    Es ditambah garam
c.    Es ditambah es kering (CO2 padat)
d.    Air laut yang didinginkan dengan es
e.    Air laut yang didinginkan secara mekanis
f.     Udara dingin
Menurut Bahar (2004), penanganan ikan laut dengan cara pendinginan es memerlukan beberapa fasilitas, seperti :
1.    Air bersih
2.    Mesin ice maker/flaker (mesin penghasil hancuran es) atau ice grinder (mesin penghancur es balok menjadi hancuran es).
3.    Stereofoam box atau fibre glass container.

Dalam penyediaan kebutuhan es sebagai bahan pembantu mempertahankan kesegaran ikan, pada Wholesale Market ini akan lebih baik menyediakan mesin dan ruang produksi es sendiri yang disebut Ice Flake Machine, untuk mengefisien dan mengefektifkan rantai penjualan dan distribusi produk hasil perikanan tangkap.
Es batu merupakan medium pendingin yang paling baik bila dibandingkan dengan medium pendingin lain karena es batu dapat menurunkan suhu tubuh ikan dengan cepat tanpa mengubah kualitas ikan dan biaya yang diperlukan juga relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan penggunaan medium pendingin lain (Afrianto dan Liviawaty 1989). Berdasarkan hal ini pada Wholesale Market dibutuhkan mesin dan ruang produksi es sendiri/Ice Flake Machine yang dapat digunakan pada penanganan ikan dan bahan mempertahankan kesegaran/mutu ikan saat pendistribusian produk perikanan yang dibeli konsumen.
Dibutuhkannya Ice Flake Machine dalam operasional Wholesale Market ini agar dapat mendukung kebutuhan es, karena es balok yang digunakan untuk pendinginan ikan harus dihancurkan terlebih dahulu menjadi bentuk bongkahan atau diserut menjadi butiran-butiran yang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Ukuran pecahan butiran es kira-kira 1-2 cm3. Pemakaian butiran es yang terlalu besar dan runcing dapat mengakibatkan kerusakan fisik ikan. Sementara butiran yang terlalu kecil akan menyebabkan butiran es cepat melebur dan juga membendung aliran air ke bawah sehingga terjadi genangan air antar lapisan ikan. Oleh karena itu, pemakaian es balok yang dihancurkan akan lebih baik daripada yang diserut karena akan diperoleh ukuran butiran es yang berbeda-beda. Disarankan untuk tidak menghancurkan es balok di atas tumpukan ikan karena akan mengakibatkan kerusakan fisik pada ikan.
Kebutuhan ruang Ice Flake Maker yang dibutuhkan adalah kapasitas 10 ton/hari. Dengan asumsi volume ruang penyimpanan ice flake berukuran panjang, lebar dan tinggi secara berturut-turut 2,5 ; 2 dan 2 meter, sehingga volume yang dibutuhkan yakni 10 m3, dengan luas ruang 5 m2.

3.2.4. Ruang Perendaman
Pada produk perikanan hasil tangkap tertentu seperti ikan tuna membutuhkan fasilitas ruang atau wadah perendaman berikut suplai air tawar bersih dan suplai air laut sebagai bahan pembantu dalam proses penanganan ikan.
Fasilitas suplai air tawar bersih dibutuhkan pada tahap proses penanganan ikan di Wholesale Market ini. Menurut Bahar (2004), ikan masih dalam keadaan kotor dan harus dibersihkan dengan cara cepat, yaitu ikan disemprot dengan air bersih untuk membersihkan kotoran yang masih melekat di tubuh ikan.Kebutuhan ruang perendaman ikan yang dibutuhkan adalah 2 (dua) ruang perendaman dengan kapasitas masing-masing 3 (tiga) ton yang terdiri dari 1 ruang perendaman dengan suplay air tawar dan 1 ruang perendaman dengan suplay air laut bersih.
Dengan asumsi volume ikan yang direndam adalah 60% dari kapasitas ruang perendaman yang berukuran masing-masing panjang, lebar dan kedalaman masing-masing bak perendaman secara berturut-turut 2,5 ; 1 dan 2 meter.

3.2.5. Ruang Pengepakan
Pada tahap proses pengepakan, display maupun stok, menurut Bahar (2004), ikan yang sudah disemprot air bersih biasanya dibagi sebagian untuk di-display, dan sebagian lagi disimpan sebagai stok. Berikut akan dijelaskan terlebih dahulu cara stok ikan laut dengan cara pendinginan es, yaitu :
1.    Menyediakan streofoam box dengan ukuran sesuai kebutuhan.
2.    Streofoam box diberi lubang pada keempat sisinya. Mengapa streofoam box harus dilubangi? Agar es yang telah mencair, air akan keluar dari box dan tidak merendam produk ikan. Bila ikan terendam air (walau air dingin) akan menyebabkan penurunan kualitas ikan, yaitu insang ikan akan memucat dan mata ikan akan mengeruh. Menyimpan ikan dengan teknik pendinginan es dengan melubangi streofoam box dikenal dengan istilah pendinginan es cara kering.
3.    Mengisi streofoam box dengan hancuran es agak banyak.
4.    Menyusun ikan laut. Cara menyusun ikan laut adalah meletakkan ikan yang ukuran besar terlebih dahulu, kemudian diselingi dengan memberikan hancuran es, dilanjutkan dengan menyusun ikan yang berukuran sedang dan kecil, dan diselingi dengan memberikan hancuran es.
5.    Bila susunan ikan sudah penuh maka pada susunan ikan teratas dilapisi dengan hancuran es dan streofoam box ditutup rapat.
6.    Diusahakan mengisi 2-3 macam ikan dalam satu streofoam box. Terlalu banyak macam ikan akan menyulitkan mengambil ikan dan mengakibatkan kerusakan fisik ikan.
7.    Streofoam box yang berisi stok ikan bisa diletakkan di dekat counter penjualan ikan dan tidak perlu harus disimpan dalam ruang pendingin (cold room).
8.    Penyimpanan dengan pendinginan es (cara kering). Dapat mempertahankan kesegaran ikan sampai 2-3 hari (lihat tabel).
Tabel 2. Hubungan Temperatur dengan Umur Simpan Ikan
Temperatur
Umur Simpan (*)
-10 C
20 hari
00 C
15 hari
+60 C
6 hari
+120 C
3 hari
+180 C
1.5 hari
+240 C
0.5 hari
(*) umur simpan ikan tergantung dari tingkat higienitas

Berkaitan dengan stok peralatan pada Wholesale Market ini, wadah penyimpanan produk perikanan baik untuk display maupun pengepakan saat distribusi pemasaran nanti memiliki ukuran dan jenis wadah yang digunakan. Volume kotak yang lebih luas akan mempercepat pencairan es. Hal ini berkaitan dengan jumlah panas yang masuk ke dalam kotak melalui permukaannya. Semakin besar luas permukaan maka panas yang masuk ke dalam kotak semakin besar pula. Jenis material kotak pengesan yang sering digunakan saat ini oleh para pelaku penanganan ikan di Indonesia antara lain kayu, plastik polietilen, fiberglass dan styrofoam. Dari berbagai kemasan tersebut, urutan jenis kemasan yang dapat memperlambat peleburan es adalah styrofoam, kemudian diikuti dengan plastik polietilen, fiberglass dan kayu. Namun, dalam praktiknya kotak atau wadah untuk pendinginan ikan dengan es umumnya dibuat dari kombinasi berbagai jenis material, misalnya styrofoam dengan kayu dan plastik dengan kayu. Penggunaan isolasi dalam wadah pendinginan dimaksudkan untuk memperkecil jumlah panas yang masuk dari luar kemasan ke dalam kemasan sehingga es menjadi lebih lama untuk melebur. Suhu luar kemasan yang tinggi akan menyebabkan panas yang masuk ke dalam kemasan juga besar sehingga peleburan es semakin cepat (Junianto 2003).
Ruang pengepakan yaitu tempat memindahkan ikan ke dalam peti lain dengan diberi es atau garam dan lain-lain selanjutnya siap dikirim. Ruang yang diperlukan berkisar 5 x 8 meter.
Dari kebutuhan yang dijabarkan sebelumnya dibutuhkan mengetahui kapasitas dan luas ruang sarana prasarana tersebut yang nantinya akan juga didapatkan luas gedung Wholesale Market ini yang akan membantu mengefektifkan dan mengefisienkan rantai penjualan pemasaran produk perikanan hasil tangkap yang mendarat di dermaga Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta.
















                                                 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4

Dari hasil pembahasan, proyeksi hasil tangkapan laut PPS Nizam Zachman Jakarta pada tahun 2016 yang membutuhkan wholesale market untuk di perdagangkan secara grosir mencapai 63 ton/hari, dengan nilai produksi tersebut dibutuhkan luas ideal area grosir dan display sebesar 324 m2 dan luas gedung wholesale market keseluruhan sebesar 439 m2. Pembangunan ini diharapkan untuk segera direalisasikan mengingat kebutuhan akan fasilitas ini sudah sangat diperlukan.
Pembangunan gedung baru harus memperhatikan :
1.    Terlindung dan mempunyai dinding yang mudah untuk dibersihkan
2.    Mempunyai lantai yang kedap air yang mudah dibersihkan dan disanitasi, dilengkapi dengan saluran pembuangan air dan mempunyai sistem pembuangan limbah cair yang higienis
3.    Dilengkapi dengan fasilitas sanitasi seperti tempat cuci tangan dan toilet dalam jumlah yang mencukupi. Tempat cuci tangan harus dilengkapi dengan bahan pencuci tangan dan penyaring sekali pakai
4.    Mempunyai penerangan yang cukup untuk memudahkan pengawasan hasil perikanan
5.    Kendaraan yang mengeluarkan asap dan binatang yang dapat mempengaruhi mutu hasil perikanan tidak diperbolehkan berada dalam wholesale market
6.    Dibersihkan secara teratur minimal setiap selesai penjualan, wadah harus dibersihkan dan dibilas dengan air bersih atau air laut bersih
7.    Dilengkapi dengan tanda peringatan dilarang merokok, meludah, makan dan minum dan diletakkan di tempat yang mudah dilihat dengan jelas
8.    Mempunyai pasokan air bersih dan air laut bersih yang cukup
9.    Mempunyai wadah khusus yang tahan karat dan kedap air untuk menampung hasil perikanan yang tidak layak untuk dimakan.