Belut adalah sejenis ikan yang bentuknya hampir sama dengan ular, namun
kandungan gizi dalam belut sangat banyak sekali. belut bisa di olah
menjadi makanan-makanan yang lezat, mulai dari belut goreng, sambal
belut, sayur belut, dan masih banyak jenis masakan belut lainya. Belut
ini mudah untuk di ternak di rumah-rumah atau di cari di persawahan di
galengan-galengan sawah, untuk beternak belut di rumah kita bisa
menggunakan Drum.
Menurut
Ruslan, Cara Budidaya Belut akan cepat besar jika medianya cocok. Media
yang digunakan ayah dari 3 anak itu terdiri dari lumpur kering, kompos,
jerami padi, pupuk TSP, dan mikroorganisme stater. Peletakkannya
diatur: bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal 50 cm. Di atas jerami
disiramkan 1 liter mikroorganisma stater. Berikutnya kompos setinggi 5
cm. Media teratas adalah lumpur kering setinggi 25 cm yang sudah
dicampur pupuk TSP sebanyak 5 kg.
Karena belut tetap memerlukan air sebagai habitat hidupnya, kolam diberi
air sampai ketinggian 15 cm dari media teratas. Jangan lupa tanami
eceng gondok sebagai tempat bersembunyi belut. Eceng gondok harus
menutupi ¾ besar kolam, ujar peraih gelar Master of Management dari
Philipine University itu.
Bibit belut tidak serta-merta dimasukkan. Media dalam kolam perlu
didiamkan selama 2 minggu agar terjadi fermentasi. Media yang sudah
terfermentasi akan menyediakan sumber pakan alami seperti jentik nyamuk,
zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit
dimasukkan.
Berdasarkan pengalaman Ruslan, sifat kanibalisme yang dimiliki
Monopterus albus itu tidak terjadi selama pembesaran. Asal, pakan
tersedia dalam jumlah cukup. Saat masih anakan belut tidak akan saling
mengganggu. Sifat kanibal muncul saat belut berumur 10 bulan, ujarnya.
Sebab itu tidak perlu khawatir memasukkan bibit dalam jumlah besar
hingga ribuan ekor. Dalam 1 kolam berukuran 5 m x 5 m x 1 m, saya dapat
memasukkan hingga 9.400 bibit, katanya.
Pakan yang diberikan harus segar dan hidup, seperti ikan cetol, ikan
impun, bibit ikan mas, cacing tanah, belatung, dan bekicot. Pakan
diberikan minimal sehari sekali di atas pukul 17.00. Untuk menambah
nafsu makan dapat diberi temulawak Curcuma xanthorhiza. Sekitar 200 g
temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air
rebusan dituang ke kolam pembesaran. Pilih tempat yang biasanya belut
bersembunyi, ujar Ruslan.
Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan selingan untuk memacu
pertumbuhan. Pemberiannya ditaburkan ke seluruh area kolam. Tak sampai
beberapa menit biasanya anakan belut segera menyantapnya. Pelet
diberikan maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya 5% dari bobot bibit yang
ditebar. Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang diberikan sekitar 2
kg.
Selain pakan, yang perlu diperhatikan kualitas air. Bibit belut menyukai
pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan air menjadi basa sering terjadi di
kolam. Air basa akan tampak merah kecokelatan. Penyebabnya antara lain
tingginya kadar amonia seiring bertumpuknya sisa-sisa pakan dan
dekomposisi hasil metabolisme. Belut yang hidup dalam kondisi itu akan
cepat mati, ujar Son Son. Untuk mengatasinya, pH air perlu rutin diukur.
Jika terjadi perubahan, segera beri penetralisir.
Kehadiran hama seperti burung belibis, bebek, dan berang-berang perlu
diwaspadai. Mereka biasanya spontan masuk jika kondisi kolam dibiarkan
tak terawat. Kehadiran mereka sedikit-banyak turut mendongkrak naiknya
pH karena kotoran yang dibuangnya. Hama bisa dihilangkan dengan membuat
kondisi kolam rapi dan pengontrolan rutin sehari sekali, tutur Ruslan.
Suhu air pun perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28oC. Peternak di
daerah panas bersuhu 29-32oC, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan
Bekasi, perlu hujan buatan untuk mendapatkan suhu yang ideal. Son Son
menggunakan shading net dan hujan buatan untuk bisa mendapat suhu 26oC.
Bila terpenuhi pertumbuhan belut dapat maksimal, ujar alumnus Institut
Teknologi Indonesia itu.
Shading net dipasang di atas kolam agar intensitas cahaya matahari yang
masuk berkurang. Selanjutnya 3 saluran selang dipasang di tepi kolam
untuk menciptakan hujan buatan. Perlakuan itu dapat menyeimbangkan suhu
kolam sekaligus menambah ketersediaan oksigen terlarut.
Ketidakseimbangan suhu menyebabkan bibit cepat mati, ucap Son Son.
Hal senada diamini Ruslan. Jika tidak bisa membuat hujan buatan, dapat
diganti dengan menanam eceng gondok di seluruh permukaan kolam, ujar
Ruslan. Dengan cara itu bibit belut tumbuh cepat, hanya dalam tempo 4
bulan sudah siap panen.
- Tong atau drum yang digunakan bervolume 200 liter sebanyak 20 buah.
- Lama setiap periode pemeliharaan 4 bulan. Namun, tidak menutup kemungkinan jika periode pemeliharaan bisa lebih cepat menjadi 3 bulan.
- Tong atau deum dapat digunakan selama 4 tahun (12 Periode pemeliharaan)
- Cat Minyak, Pipa PVC dan perlengkapan pendukung dapat digunakan selama 4 tahun
- Padat tebar bibit 2 kg per drum, menggunakan bibit berjumlah 80-100 ekor per kg. Jadi kepadatan maksimal tong 200 ekor bibit.
- Kegiatan budi daya dilakukan sendiri oleh pembudidaya, hanya proses penyiapan tong dan pembuatan media yang menggunakan tenaga kerja borongan.
- Media yang digunakan adalah campuran tanah yang dimatangkan dengan media instan bokashi.
- Pakan utama yang dibudidayakan sendiri, sehingga menekan biaya pakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar