Selasa, 20 Juni 2017

Melongok Budidaya Cacing Sutera di Temanggung

Harga stabil, cara budidaya dan perawatan mudah, modal murah
 
 
Cacing-cacing kecil berwarna merah terlihat menggerombol di dalam nampan-nampan yang disusun zig zag bertingkat dan dialiri air. Ibni mengambil koloni-koloni cacing tersebut dan menaruhnya dalam wadah tersendiri untuk kemudian dikemas dan dikirim. “Coba pegang, Mbak…seperti jelly,” tantangnya kepada Trobos Aqua yang siang itu mengunjungi lokasi budidaya cacing sutera miliknya di Desa Karangtejo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
 
Ya, Ibni Khomsin—nama lengkapnya—adalah pembudidaya cacing sutera. Menurut dia,  cacing yang menyerupai rambut ini merupakan pakan alami benih ikan yang belum tergantikan. Hewan ini memiliki kandungan enzim lengkap sehingga cocok untuk benih yang belum sempurna pencernaannya, tidak mudah busuk serta bisa merangsang nafsu makan ikan. “Unit pembenihan ikan rakyat sangat bergantung kepada cacing sutera,” katanya.
 
Tak hanya pembenih, cacing sutera juga diburu pemancing ikan dan pembudidaya ikan hias. Ibni berkisah, awal usahanya di bidang perikanan adalah pembenihan ikan koi. Dia sadar betul jika keberhasilan usahanya tersebut sangat tergantung pada ketersediaan cacing sutera.
 
Karena itulah dia kemudian melakukan pengembangan usaha dengan budidaya cacing sutera. “Budidaya ini belum banyak yang meminati dan ketersediaannya masih mengandalkan pasokan dari alam, padahal jika masuk musim hujan jumlahnya jadi berkurang,” jelasnya mengemukakan alasan budidaya cacing bernama ilmiah Tubifex ini.
 
Selain itu, lanjut Ibni, harga cacing sutera relatif stabil dari waktu ke waktu.  Yaitu berkisar Rp 7.000 sampai Rp 10.000 per gelas. Ini juga yang membuat usaha budidaya cacing sutera mempunyai prospek bagus.
 
Tak hanya itu, permintaan cacing sutera juga terus meningkat. Menurut Ibni, pihaknya pernah mendapat pesanan cacing sutera 10 liter per hari dari Kalimantan tapi dia tolak karena belum mampu. “Memenuhi permintaan di lokal Temanggung saja masih kurang,” kata bapak dua anak ini beralasan.
 
Hal lain yang menjadi daya tarik budidaya cacing sutera adalah cara budidaya dan perawatan relatif mudah. Untuk budidaya bisa dilakukan di dua lahan yaitu dalam ruangan (menggunakan bak) dan di alam (sawah). Saat ini Ibni memiliki lahan budidaya cacing sutera di dua tempat tersebut.
 
Untuk yang di dalam ruangan terdapat 1 unit rumah produksiyang terdiri atas60 unit bak kayudan 2 unit kolam beton. Selain itu juga ada 1 unit rumah karantina. Dia mampu panen 2 kali sebulan 5 gelas per bak  serta 10 gelas dari lahan sawah ukuran 4 x 5 m.
 
 
Budidaya
Lebih jauh, Ibni menjelaskan cara budidaya cacing sutera. Dalam hal ini ada beberapa tahapan. Pertama pembuatan unit budidaya. Wadah budidaya bisa menggunakan kolam beton, kolam terpal, ember, bak fiber, nampan, talang air dan lainnya .
 
Wadah budidaya menggunakan bak kayu dilapisi plastik uv. Ukuran bak panjang 200 cm, lebar 40 cm, tinggi 10 cm. “Setiap bak dipasang pada rak budidaya sebanyak tiga tingkat, masing-masing rak budidaya diberikan aliran air,” jelas Ibni.
 
Tahap ke dua adalah persiapan media budidaya. Yaitu berupa ampas tahu dan pupuk kandang keringsetengah bagian dan lumpur yang sudah disaring 1 bagian, pasir halusketebalan 1 cm. “Untuk lumpur ini cari yang kaya bahan organik, misalnya lumpur dari kolam budidaya lele,” saran Ibni.
 
Selanjutnya campur semua bahandan aduk hingga rata. Lalu tambahkanprobiotik dosis 5 tutup per ember, aduk lagihingga rata. Setelah itu tutup mediatersebut dan difermentasi selama 5 hari.
 
Kemudian siapkan substrat pasir tebal 1 cm pada wadah, tambahkan media yang telah difermentasi tadi dengan tebal 5–7  cm dan media siap masuk unit produksi. Sebelum ditebar bibit cacing,media dialiri air selama 1 minggu. Tahap ini harus dijaga agar tidak terlalu banyak air sehingga membuat media jadi lembek. “Cacing tidak suka media yang terlalu lembek, sukanya yang kenyal dan lembut,” jelas Ibni.
 
Berikutnya tahap ke tiga yakni penebaran bibit dan pemeliharaan. Atur ketinggian air 2 cm dari permukaan media dan diberi aliran air yang tidak deras selama 2 – 3 hari. Lalu siapkan bibit cacing sebanyak  2gelas/bak. Tebar bibit cacing pada wadah. “Dalam waktu 1 hari cacingakan menyebar dengan sendirinya sebagai tanda media cocok, kalau tidak cocok akan tetap  mengumpul,” kata Ibni.
 
Setelah bibit menyebardilakukan pemberian pakan. Yaitu berupa ampas tahu. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan setiap harisebanyak150gr/bak sambil melihat perkembangan cacing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar