Harga stabil, cara budidaya dan perawatan mudah, modal murah
Cacing-cacing kecil berwarna merah terlihat menggerombol di dalam nampan-nampan yang disusun zig zag
bertingkat dan dialiri air. Ibni mengambil koloni-koloni cacing
tersebut dan menaruhnya dalam wadah tersendiri untuk kemudian dikemas
dan dikirim. “Coba pegang, Mbak…seperti jelly,” tantangnya
kepada Trobos Aqua yang siang itu mengunjungi lokasi budidaya cacing
sutera miliknya di Desa Karangtejo, Kecamatan Kedu, Kabupaten
Temanggung, Jawa Tengah.
Ya, Ibni Khomsin—nama lengkapnya—adalah pembudidaya cacing sutera.
Menurut dia, cacing yang menyerupai rambut ini merupakan pakan alami
benih ikan yang belum tergantikan. Hewan ini memiliki kandungan enzim
lengkap sehingga cocok untuk benih yang belum sempurna pencernaannya,
tidak mudah busuk serta bisa merangsang nafsu makan ikan. “Unit
pembenihan ikan rakyat sangat bergantung kepada cacing sutera,” katanya.
Tak hanya pembenih, cacing sutera juga diburu pemancing ikan dan
pembudidaya ikan hias. Ibni berkisah, awal usahanya di bidang perikanan
adalah pembenihan ikan koi. Dia sadar betul jika keberhasilan usahanya
tersebut sangat tergantung pada ketersediaan cacing sutera.
Karena itulah dia kemudian melakukan pengembangan usaha dengan budidaya
cacing sutera. “Budidaya ini belum banyak yang meminati dan
ketersediaannya masih mengandalkan pasokan dari alam, padahal jika masuk
musim hujan jumlahnya jadi berkurang,” jelasnya mengemukakan alasan
budidaya cacing bernama ilmiah Tubifex ini.
Selain itu, lanjut Ibni, harga cacing sutera relatif stabil dari waktu
ke waktu. Yaitu berkisar Rp 7.000 sampai Rp 10.000 per gelas. Ini juga
yang membuat usaha budidaya cacing sutera mempunyai prospek bagus.
Tak hanya itu, permintaan cacing sutera juga terus meningkat. Menurut
Ibni, pihaknya pernah mendapat pesanan cacing sutera 10 liter per hari
dari Kalimantan tapi dia tolak karena belum mampu. “Memenuhi permintaan
di lokal Temanggung saja masih kurang,” kata bapak dua anak ini
beralasan.
Hal lain yang menjadi daya tarik budidaya cacing sutera adalah cara
budidaya dan perawatan relatif mudah. Untuk budidaya bisa dilakukan di
dua lahan yaitu dalam ruangan (menggunakan bak) dan di alam (sawah).
Saat ini Ibni memiliki lahan budidaya cacing sutera di dua tempat
tersebut.
Untuk yang di dalam ruangan terdapat 1 unit rumah produksiyang terdiri
atas60 unit bak kayudan 2 unit kolam beton. Selain itu juga ada 1 unit
rumah karantina. Dia mampu panen 2 kali sebulan 5 gelas per bak serta
10 gelas dari lahan sawah ukuran 4 x 5 m.
Budidaya
Lebih jauh, Ibni menjelaskan cara budidaya cacing sutera. Dalam hal ini
ada beberapa tahapan. Pertama pembuatan unit budidaya. Wadah budidaya
bisa menggunakan kolam beton, kolam terpal, ember, bak fiber, nampan,
talang air dan lainnya .
Wadah budidaya menggunakan bak kayu dilapisi plastik uv. Ukuran bak
panjang 200 cm, lebar 40 cm, tinggi 10 cm. “Setiap bak dipasang pada rak
budidaya sebanyak tiga tingkat, masing-masing rak budidaya diberikan
aliran air,” jelas Ibni.
Tahap ke dua adalah persiapan media budidaya. Yaitu berupa ampas tahu
dan pupuk kandang keringsetengah bagian dan lumpur yang sudah disaring 1
bagian, pasir halusketebalan 1 cm. “Untuk lumpur ini cari yang kaya
bahan organik, misalnya lumpur dari kolam budidaya lele,” saran Ibni.
Selanjutnya campur semua bahandan aduk hingga rata. Lalu
tambahkanprobiotik dosis 5 tutup per ember, aduk lagihingga rata.
Setelah itu tutup mediatersebut dan difermentasi selama 5 hari.
Kemudian siapkan substrat pasir tebal 1 cm pada wadah, tambahkan media
yang telah difermentasi tadi dengan tebal 5–7 cm dan media siap masuk
unit produksi. Sebelum ditebar bibit cacing,media dialiri air selama 1
minggu. Tahap ini harus dijaga agar tidak terlalu banyak air sehingga
membuat media jadi lembek. “Cacing tidak suka media yang terlalu lembek,
sukanya yang kenyal dan lembut,” jelas Ibni.
Berikutnya tahap ke tiga yakni penebaran bibit dan pemeliharaan. Atur
ketinggian air 2 cm dari permukaan media dan diberi aliran air yang
tidak deras selama 2 – 3 hari. Lalu siapkan bibit cacing sebanyak
2gelas/bak. Tebar bibit cacing pada wadah. “Dalam waktu 1 hari
cacingakan menyebar dengan sendirinya sebagai tanda media cocok, kalau
tidak cocok akan tetap mengumpul,” kata Ibni.
Setelah bibit menyebardilakukan pemberian pakan. Yaitu berupa ampas
tahu. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan setiap harisebanyak150gr/bak
sambil melihat perkembangan cacing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar