Kamis, 19 Oktober 2017

ARTI PENTING PAKAN PADA KEGIATAN BUDIDAYA AIR TAWAR

ARTI PENTING PAKAN PADA KEGIATAN BUDIDAYA AIR TAWAR
ABSTRAK
Kebutuhan ikan sebagai sumber protein meningkat pesat, ditengah semakin langkanya ikan tangkapan dari laut, budidaya ikan air tawar menjadi pilihan untuk memenuhi permintaan pasar. Pakan yang baik pada ikan dalam sistem produksi  adalah hal yang penting untuk memproduksi ikan yang sehat dan berkualitas tinggi. Budidaya ikan berbasis pelet (budidaya intensif) merupakan kegiatan usaha yang efisien secara mikro tetapi inefisien secara makro, terutama apabila ditinjau dari segi dampaknya terhadap lingkungan. Pemilihan pakan yang tepat dapat meningkatkan produktivitas budidaya perikanan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan usaha. Beberapa hal yang ingin dijelaskan dalam artikel ini adalah kelebihan pakan alami dan pakan buatan, pemilihan pakan ikan yang tepat, teknis untuk menjaga kualitas air terhadap limbah pakan, perhitungan konversi dan efisiensi pakan, serta peran pakan dalam keberhasilan budidaya ikan.
Kata kunci: peran pakan ikan, pengelolaan pakan, keberhasilan budidaya ikan.
A.   LATAR BELAKANG
Ikan merupakan bahan pangan yang banyak digemari, karena memiliki kandungan yang kaya akan vitamin A, vitamin D, fosfor, magnesium, selenium, yodium, serta kalsium. Secara mendasar ikan memiliki protein hewani yang sama dengan daging sapi, namun kelebihan ikan adalah memiliki kandungan total lemak yang paling rendah dibandingkan sumber protein hewani lainnya dan nutrisinya sangat mudah diserap tubuh.
Besarnya kandungan gizi ikan, harga ikan yang relative murah dan semua agama menghalalkan konsumsi ikan menyebabkan tingginya permintaan akan ikan. Kebutuhan ikan sebagai sumber protein meningkat pesat, ditengah semakin langkanya ikan tangkapan dari laut, budidaya ikan air tawar menjadi pilihan untuk memenuhi permintaan pasar.
Pakan yang baik pada ikan dalam sistem produksi  adalah hal yang penting untuk memproduksi ikan yang sehat dan berkualitas tinggi. Budidaya ikan berbasis pelet (budidaya intensif) merupakan kegiatan usaha yang efisien secara mikro tetapi inefisien secara makro, terutama apabila ditinjau dari segi dampaknya terhadap lingkungan. Pemilihan pakan yang tepat dapat meningkatkan produktivitas budidaya perikanan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan usaha. Berdasarkan beberapa keadaan dan permasalahan tersebut perlu dilakukan penulisan ilmiah mengenai “Peran Pakan dalam Keberhasilan Budidaya Ikan Air Tawar” dalam rangka turut memberikan masukan kepada pihak terkait.
B.   TUJUAN PENULISAN ARTIKEL
Berdasarkan permasalahan pada bagian latar belakang, tujuan penulisan artikel ini adalah:
1.   Menjelaskan kelebihan yang dimiliki oleh pakan alami dibandingkan dengan pakan buatan.
2.   Menjelaskan kelebihan yang dimiliki oleh pakan buatan dibandingkan dengan pakan alami.
3.   Menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pemilihan pakan ikan yang tepat.
4.   Menjelaskan teknis untuk menjaga kualitas air dalam budidaya ikan agar tidak terganggu oleh limbah pakan atau limbah lainnya.
5.   Menjelaskan alasan mengapa kita perlu melakukan perhitungan konversi dan efisiensi pakan.
6.   Menjelaskan seberapa penting pakan menentukan keberhasilan budidaya ikan.
C.   TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Darmanto (2000), Pakan alami ialah makanan hidup bagi larva atau benih ikan dan udang. Beberapa jenis pakan alami yang sesuai untuk benih ikan air tawar, antara lain lnfusoria (Paramaecium sp.), Rotifera (Brachionus sp.), Kladosera (Moina sp.), dan Daphnia sp. Pakan alami tersebut mempunyai kandungan gizi yang lengkap dan mudah dicerna dalam usus benih ikan. Ukuran tubuhnya yang relatif kecil sangat sesuai dengan lebar bukaan mulut larva/benih ikan. Sifatnya yang selalu bergerak aktif akan merangsang benih/larva ikan untuk memangsanya. Pakan alami ini dapat diibaratkan "air susu ibu" bagi larva/benih ikan yang dapat memberikan gizi secara lengkap sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Pelet adalah bentuk makanan buatan yang terdiri dari beberapa macam bahan yang kita ramu dan kita jadikan adonan, kemudian kita cetak sehingga bentuknya merupakan batangan kecil-kecil seperti bentuk obat nyamuk bakar. Panjangnya biasanya berkisar 1-2 cm. Jadi pelet tidak berupa tepung, tidak berupa butiran, dan juga tidak berupa larutan (Mudjiman, 1996). Menurut Syahputra (2009) usaha budidaya ikan saat ini semakin intensif menuntut tersedianya makanan dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dan berkesinambungan.
Ketersediaan pakan yang memadai secara kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya ikan. Pakan berkualitas harus memiliki kandungan nutrisi ikan dan mudah dicerna, sehingga dapat diserap oleh tubuh ikan (Khairuman dan Amri, 2002).
Konversi dan efisiensi pakan erat hubungannya dengan nilai kecernaan yang menggambarkan persentase nutrien yang dapat diserap oleh saluran pencernaan tubuh ikan. Semakin besar nilai kecernaan suatu pakan maka semakin banyak nutrien pakan yang dimanfaatkan oleh ikan tersebut. Penyerapan nutrien oleh tubuh dipengaruhi oleh berbagai hal seperti kualitas pakan dan jumlah pakan yang dikonsumsi. Nutrien yang dimanfaatkan oleh ikan dapat mempengaruhi penyediaan energi protein dan non protein dalam tubuh. Semakin banyak energi yang tersedia dalam tubuh akan meningkatkan kemampuan ikan untuk mengubah energi tersebut dan disimpan dalam bentuk daging berupa protein dan lemak (Akbar, 2000).
D.   PEMBAHASAN
Kelebihan Pakan Alami dan Pakan Buatan
Kelebihan yang dimiliki oleh pakan alami dibandingkan dengan buatan, antara lain adalah: (a) Harga pakan alami relative lebih murah jika dibandingkan pakan buatan; (b) Pakan alami umumnya mudah dicerna, nilai gizi pakan alami lebih lengkap,  sesuai dengan tubuh ikan, dan tidak menyebabkan penurunan kualitas air pada wadah budidaya ikan; dan (c) Tingkat pencemaran terhadap air kultur akan lebih rendah daripada menggunakan pakan buatan.
Sedangkan kelebihan yang dimiliki oleh pakan buatan dibandingkan dengan pakan alami, antara lain adalah: (a) Kelebihan pakan buatan adalah mengurangi kemungkinan penularan penyakit (dibandingkan dengan makanan alami). Pakan alami adalah organisme hidup yang tentunya dapat terserang oleh penyakit pada media hidupnya. Penyekit yang menyerang pakan alami dapat berpindah pada ikan yang kita budidayakan, setelah pakan alami dimakan oleh ikan; (b) Pengelolaan kualitas, kuantitas dan kuntinuitas pakan buatan jauh lebih mudah  dibandingkan pakan alami. Pakan buatan tidak memerlukan pemeliharaan, pakan buatan yang diproduksi oleh pabrik dapat dibeli ketika diperlukan sehingga pekerjaan pembudidayaan lebih ringan, waktu yang diperlukan lebih sedikit dan hemat tenaga kerja.
Pemilihan Pakan Ikan yang Tepat
Beberapa syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pemilihan pakan ikan yang tepat, antara lain berupa:
1.    Mutu pakan yang tinggi, dilihat dari:
-       Formula pakan ikan yang dipilih harus mencukupi kebutuhan gizi ikan yang dibudidayakan, dilihat dari kandungan nutrisi makanan yang menyangkut: protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Kandungan gizi pakan terutama protein harus sesuai dengan kebutuhan ikan.
-       Bahan formulasi pakan sesuai dengan jenis makanan dan panjangnya usus ikan yang dibudidayakan. Pemilihan jenis pakan yang sesuai dengan karakteristik jenis makanan dan panjangnya usus ikan akan meningkatkan ratio konversi makanan ikan menjadi daging ikan.
-       Tidak mengandung antibiotik dan zat racun.
-       Memperhatikan batas kadaluarsa pakan.
2.    Bentuk dan karakteristik pakan sesuai kebutuhan, dilihat dari:
-       Ukuran pakan dipilih sesuai dengan umur dan bukaan mulut ikan.
-       Memiliki  aroma yang disukai ikan yang dibudidayakan.
-       Kestabilan pakan dan ketahanan pakan dalam air sesuai dengan kebiasaan makan ikan.
3.    Secara ekonomis menguntungkan, dilihat dari:
-       Mudah diperoleh (kuntinuitas dan kemudahan transportasi).
-       Harganya relatif murah jika dibandingkan harga ikan yang dibudidayakan, dengan ratio harga pakan maksimal 70% dari harga ikan.
Teknis untuk Menjaga Kualitas Air terhadap Limbah Pakan
Beberapa langkah teknis yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas air dalam budidaya ikan (di Karamba Jaring Apung) agar tidak terganggu oleh limbah pakan atau limbah lainnya, antara lain berupa:
1.   Optimalisasi pengelolaan pakan yang ramah terhadap kualitas air
-       Porsi makan ikan diberikan sesuai dengan daya tumbuh optimum perhari (Average Daily Growth) atau porsi makan hanya diberikan 80% dari daya kenyang, sehingga masih tersedia ruang dilambung untuk produksi enzym-enzym pencernaan. Diharapkan efisiensi pakan 100% terserap sempurna.
-       Frekuensi pakan sesuai dengan metabolisme ikan 2 x sehari, metabolisme ikan berkisar 8 jam, bila waktu pemberian pakan 7 pagi dan 5 sore. Maka ada rentang waktu 2 jam untuk istirahat organ-organ pencernaan, dengan tujuan organ pencernaan tetap sehat, ikan pun sehat.
-       Pakan difermentasi menggunakan probiotik untuk menghasilkan enzim: protease, amilase, lipase dan cellulose. Sistem ini meringankan kerja dari organ pencernaan 30%, dan membantu pemotongan rantai panjang pada protein dan lemak, serta membantu menghasilkan kotoran ikan yang mudah terurai dan ramah lingkungan.
2.   Optimalisasi pengelolaan wadah budidaya ikan yang ramah terhadap kualitas air
-       Penerapan Integrated Management Total Aquaculture yang dapat dilakukan dengan melakukan pemeliharaan multispesies dalam satu wadah (misalnya jaring bertingkat) sehingga buangan pakan pada jaring pertama (misal ikan omnivora) dapat dikonsumsi lagi terlebih dahulu oleh ikan pada jaring lapis kedua (misalnya herbivora), sehingga buangan sisa pakan ke dasar dapat diminimalisir.
-       Pengaturan lokasi ataupun jumlah petakan yang dapat dipelihara dengan memperhatikan daya dukung lingkungan perairan ataupun flushing rate waduk/danau tersebut sehingga tidak terjadi over populasi ikan yang dipelihara yang dapat meningkatkan limbah pakan ke dasar.
-       Pengaturan musim tanam, pengendalian jumlah KJA dan padat tebar ikan di KJA dikurangi atau ikan budidaya diganti dengan jenis yang lebih toleran terhadap konsentrasi DO yang rendah seperti ikan patin, lele, dan betutu.
3.   Melakukan penebaran (stocking)  ikan herbivora secara lepas seperti ikan grass carp yang dapat menjaga keseimbangan ekosistem danau/waduk sehingga blooming akibat eutrofikasi dapat dicegah sedini mungkin.
4.   Meningkatkan kadar oksigen terlarut di perairan. Menurut Lukman (2002), pasokan oksigen dalam pengelolaan KJA adalah untuk respirasi biota, pembusukan feses ikan dan pembusukan sisa pakan ikan. Menurutnya untuk setiap gram organik (limbah budidaya ikan) diperlukan 1,42 gram oksigen. Konsentrasi oksigen yang tersedia berpengaruh secara langsung pada kehidupan akuatik khususnya respirasi aerobik, pertumbuhan dan reproduksi. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut di perairan:
-       Mengurangi bahan-bahan organik dalam air, karena jika banyak terdapat bahan organik dalam air maka kadar oksigen terlarutnya rendah.
-       Diusahakan agar air tersebut mengalir.
-       Pembersihan sampah dan limbah yang ada di perairan, baik melalui pengelolaan fisik (pembersihan), pengelolaan kimiawi (penambahan bahan-bahan pengurai), dan pengelolaan biologi (penggunaan tanaman air, pro biotic, bakteri dan mikroba) yang dapat membantu pengelolaan kualitas air.
Perhitungan konversi dan efisiensi pakan
Beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan perhitungan konversi dan efisiensi pakan adalah:
1.    Sebagai upaya dalam meningkatkan produktifitas budidaya ikan:
-       dapat mengetahui seberapa besar pengaruh pakan yang kita berikan terhadap pertumbuhan ikan yang kita pelihara.
-       dapat mengetahui besaran daya dukung perairan terkait buangan sisa pakan dan kotoran ikan.
-       dapat membantu dalam penentuan pemilihan jenis pakan yang baik untuk menghasilkan ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.
2.    Sebagai upaya dalam meningkatkan keuntungan usaha:
-       dapat menghitung biaya yang dikeluarkan dalam pembelian pakan selama proses pemeliharaan ikan, karena pakan merupakan faktor penting karena mewakili 40-75% dari biaya produksi dalam budidaya ikan.
-       dapat menghindari pemborosan dalam penggunaan pakan.
-       dapat mengoptimalkan penggunaan biaya produksi dengan menggunakan pakan yang baik dan jumlah pakan sesuai kebutuhan ikan.
Pakan menentukan keberhasilan budidaya ikan
Pakan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan budidaya ikan, antara lain karena:
1.    Ketersediaan pakan yang memadai secara kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan pada ikan dalam sistem produksi, berupa: ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.
2.    Pakan merupakan faktor penting karena mewakili 40-75% dari biaya produksi dalam budidaya ikan.
3.    Pakan yang berkualitas baik merupakan faktor penting penentu keberhasilan budidaya ikan secara intensif seperti dalam sistem KJA. Salah satu cara untuk menekan biaya pakan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan adalah dengan penggunaan pakan secara efisien baik dalam pemilihan jenis, jumlah, jadwal dan cara pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan ikan.
E.    PENUTUP
Pengelolaan  pakan merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya ikan air tawar, karena ketersediaan pakan yang memadai secara kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan pada ikan dalam sistem produksi, berupa: ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, A. D. 2002. Pengaruh Penggantian Tepung Terigu dengan Tepung Singkong terhadap Efisiensi Pakan dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L). Skripsi. IPB. Bogor. 43 hal.
Darmanto dkk, 2000. Budidaya Pakan Alami Untuk Benih Ikan Air Tawar. Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. di download dari http://defishery.files.wordpress.com/2009/11/budidaya-pakan-alami-untuk-benih-air-tawar.pdf.
Effendi I., dkk. 2012. Materi Pokok Budidaya Perikanan; 1- 9; MMPI5201/3sks Cetakan ketiga Edisi 1. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.               
Khairuman dan Amri, 2002. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. PT. Agro Media Pustaka, Depok.
Lukman dan Hidayat. 2002. Pembebanan dan Distribusi Organik di Waduk Cirata. Jurnal Teknologi Lingkungan. P3TL-BPPT. Vol. 3 (2): 129 – 135.         
Mudjiman, A., 1996. Makanan Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Syahputra, A., 2009. Rancang Bangun Alat Pembuat Pakan Ikan Mas dan Ikan Lele Bentuk Pelet. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar