Minggu, 28 Januari 2018

Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) Strain Sinyonya Kelas Benih Sebar (Ringkasan SNI 01-6137-1999)

Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) Strain Sinyonya Kelas Benih Sebar (Ringkasan SNI 01-6137-1999)



BATASAN
Standar ini  meliputi definisi, istilah, persyaratan produksi serta cara pengukuran. Produksi benih ikan mas strain sinyonya kelas benih sebar ukuran larva, kebul, putihan, belo dan sangkal adalah suatu rangkaian kegiatan pra produksi, proses produksi dan pemanenan untuk menghasilkan benih ikan mas strain sinyonya kelas benih sebar (SNI 01-61361999). 


PERSYARATAN PRODUKSI
Pra produksi
1)   Lokasi : kolam dan sawah : kawasan bebas banjir dan bebas dari pengaruh pencemaran, jenis tanah liat berpasir, air tersedia sepanjang tahun dan memenuhi persyaratan minimal baku mutu budidaya, ketinggian lahan : 0 m - 1000 m di atas permukaan laut.
2)   Sumber air : jernih tidak tercemar, tersedia sepanjang tahun, suplai pemasukan dan pembuangan air  melalui  pipa PVC, bis atau saluran tembok kedap air atau tanah.
3)   Wadah : a) produksi larva : berupa hapa, bak dan kolam; b) produksi kebul (pendederan I) berupa kolam tanah ukuran ≥ 500 m2; c) produksi putihan, belo dan sangkal (pendederan II, III dan IV) berupa kolam tanah ukuran ≥ 500 m2, sawah dan karamba jaring apung, dengan mata jaring 0,5 - 1,0 cm.
4)   Induk : sesuai dengan SNI 01-6136-1999.
5)   Bahan : a) pakan : pelet kandungan protein ≥ 30 %, lemak 6 - 8% (bobot kering); b) pupuk : organik (pupuk kandang); c) bahan kimia dan obat-obatan : biru metilena, kalium permanganat, organo fosfat, formalin, kapur tohor (CaO) dan oksitetrasiklina (bila diperlukan).
6)   Peralatan : kakaban, hapa, pengukur kualitas air dan peralatan lapangan (timbangan, waring, ember, lambit, cangkul). 

Proses produksi
1)   Produksi larva (pemijahan dan penetasan telur) : a) kualitas air media : suhu 25 - 30ºC, pH : 6,5 - 8,5, debit air untuk penetasan telur : 0,5 liter/detik, oksigen terlarut : minimal 5 mg/l; ketinggian air : 50 - 70 cm; b) penggunaan bahan kimia : kalium permanganat 2 - 4 mg/l, biru metilena 1 - 3 mg/l; c) penggunaan obat-obatan : oksitetrasiklina 5 - 10 mg/l (bila diperlukan); d) padat tebar : induk untuk pemijahan 2 kg induk betina/4 m2 sedangkan  telur untuk penetasan  10.000 - 20.000 butir/ m2 kakaban; d) waktu : penetasan telur  45 jam pada suhu 25ºC sedangkan pemeliharaan larva 4 hari. 
2)   Produksi kebul, putihan, belo dan sangkal (pendederan I, II, III dan IV) : a) kualitas dan kuantitas air media di kolam : suhu optimum 28ºC, pH : 6,5 - 8,5, debit air : (0,4 - 0,7) liter/detik, untuk luas kolam 500 m2, oksigen terlarut ≥ 5 mg/l, ketinggian air 50 - 70 cm, kecerahan sechi disk 25 cm; b) kualitas dan kuantitas air media di sawah : suhu optimum 28ºC, pH : 6,5 - 8,5, debit air : (0,4 - 0,7) liter/detik, oksigen terlarut ≥ 5 mg/l, tinggi air di pelataran 10 - 20 cm; c) kualitas air media di jaring apung: Suhu  25 - 30ºC, pH : 6,5 - 8,5, ketinggian air 1 - 1,5 m, kedalaman air ≥ l,5 m dari dasar jaring pada saat surut terendah, kecerahan > 3 meter;  d) penggunaan bahan kimia : organo fosfat 1 - 4 ppm hanya untuk produksi kebul (pendederan I); e) penggunaan obatobatan : formalin 25 ppm, oksitetrasiklina 5 - 10 mg/l (bila diperlukan).   

Tabel  : Standar proses produksi benih ikan mas sinyonya pada setiap tingkatan pemeliharaan di kolam


CARA PENGUKURAN DAN PENENTUAN
1)   Suhu : dilakukan dengan menggunakan termometer, di permukaan air dan dasar wadah dengan frekuensi dua kali per hari pada pagi dan sore.
2)   pH air : dilakukan dengan menggunakan pH meter atau pH indikator (kertas lakmus) sesuai dengan spesifikasi teknis alat.
3)   Debit air : dilakukan dengan mengukur volume air masuk ke dalam wadah penampungan dibagi waktu yang dibutuhkan dalam liter per detik.
4)   Ketinggian air : jarak antara dasar wadah pemeliharaan sampai ke permukaan air, menggunakan penggaris dalam centimeter.
5)   Kecerahan air : jarak antara permukaan air ke sechi disk (garis tengah ≥  25 cm)  saat pertama kali piringan tidak terlihat (cm).
6)   Penggunaan bahan : a) jumlah pakan =  bobot rata-rata ikan (≥ 30 ekor ikan sampel) x jumlah populasi ikan yang ditanam x %  tingkat pemberian pakan yang telah ditetapkan dalam gram atau kilogram; b) jumlah pupuk (gr atau kg)  = dosis pupuk /m2 x luas wadah pemeliharaan; c) jumlah kapur (kg atau gr) = dosis kapur/m2 x  luas wadah pemeliharaan;  d) jumlah organo fosfat = takaran bahan sebanyak satu sampai dengan empat bagian organo fosfat dalam 999.999 bagian air media; e) padat tebar benih = Σ benih yang ditebar/m2  x  luas wadah pemeliharaan.
7)   Panjang total : jarak antara ujung mulut sampai dengan ujung sirip ekor menggunakan jangka sorong atau penggaris dalam centimeter atau millimeter.
8)   Bobot badan : menimbang benih menggunakan timbangan analitis, dalam gram atau miligram.

REFERENSI
BSN, 1999. SNI 01-6137-1999  Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) Strain Sinyonya Kelas Benih Sebar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search

Tidak ada komentar:

Posting Komentar