Rabu, 24 Januari 2018

HOOK AND LINE AND THEIR KINDS

PANCING DAN SEJENISNYA
(HOOK AND LINE AND THEIR KINDS)
Pancing Tonda


1.      Definisi dan klasifikasi
            Pancing tonda merupakan alat tangkap ikan tradisional yang bertujuan untuk menangkap ikan-ikan jenis pelagis. Pancing tonda dikelompokan ke dalam alat tangkap pancing (Hook and Line) (Subani dan Barus 1989).

2.      Konstruksi alat penangkapan ikan
            Pancing tonda terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu (1) tali pancing yang terbuat dari polyamide monofilament no.60 dengan panjang antar 50-100 m. (2) mata pancing bisa tunggal atau ganda tetapi ada juga yang memakai mata pancing sebanyak tiga buah yang diikat menjadi satu memakai simpul double sheet band yang berfungsi untuk menjerat ikan. (3) Penggulung tali dari bahan plastik dan kayu waru (4) kili-kili (swivel) yang dipakai agar tali tidak terbelit. Menurut kelompok sepuluh, parameter utama pancing tonda adalah banyaknya mata pancing yang digunakan.

3.      Kelengkapan Alat dalam Unit Penangkapan Ikan
3.1  Kapal
Alat tangkap pancing tonda dalam pengoperasianya dibantu dengan  menggunakan kapal bermotor. Kapal berfungsi untuk menarik pancing dan membawa hasil tangkapan. Biasanya tiap kapal membawa lebih dari dua buah pancing sekaligus. Adapun dimensi kapal yang digunakan adalah 11,5x2,8x1,2 m (Subani dan Barus, 1989).

3.2  Nelayan
Jumlah nelayan yang diperlukan untuk pengoperasian alat tangkap ini tergantung dari besar kecilnya kapal atau perahu yang digunakan. Untuk perahu berukuran kecil biasnya digunakan tenaga nelayan sebanyak 4-6 orang dengan satu orang sebagai nahkoda yang merangkap menjadi fishing master, satu orang menjadi juru mesin, 2-4 orang ABK (Anak Buah Kapal) yang masing-masing mengoperasikan satu atau lebih pancing tonda sekaligus (Gunarso 1989).
3.3  Alat bantu
      Alat bantu pada alat tangkap ini adalah rumpon dan lampu yang berfungsi untuk mengumpulkan (memikat) ikan agar mendatangi rumpon pada saat malam hari (Gunarso 1989).
3.4  Umpan
      Umpan yang digunakan alam pengoperasian pancing tonda biasanya menggunakan umpan tiruan atau umpan yang biasanaya mengguanakan umpan asli, tetapi ada pula yang menggunakan umpan asli (Subani dan Barus 1989). Umpan alami yang digunakan menyerupai beberapa persyaratan yaitu warna mengkilap, sirip tidak berbulu atau berpunggung kuat, bentuk badan memanjang, masih segar dan mempunyai bau yang khas (anyir).

4.      Metode pengoperasian alat
Pengoprasian pancing tonda diawali denga tahap persiapan. Tahap pesiapan terbagi atas dua hal, yaitu persiapan di darat sepert pengisian dan pengecekan alat tangkap dan pengecekan alat bantu penangkapan. Sedangkan untuk persiapan di laut, hal yang harus diperhatikan adalah pengaturan tali pancing aalah gulungn tali pada posisi yang telah ditentukan agar tali pancing tidak mudah terbelit.
Pengoperasian pancing tonda dimulai dari pagi hari sampai sore hari anatara puku 15.00-17.00. Proses penangkapan diawali dengan scouting pencarian gerakan ikan sebagai tanda bahwa lokasi tersebut terdapat banyak ikan. Setelah itu pancing tonda mulai melakukan pemasangan alat tangkap (setting) dengan mengulur agar tangkap perlahan-lahan ke perairan dan mengikat ujung tali pada salah satu ujung kanan atau kiri perahu dengan jarak tertentu dan kecepatan perahu dinaikkan sekitar 1-2 knot. Setelah setting selesai dilakukan, kecepatan peahu dinaikkan sampai 4 knot dan perahu dijalankan ke arah kumpulan ikan.  Umpan yag berada di sisi kanan dan kiri perahu akan bergerak-gerak seperti ikan mangsa. Saat ikan memakan umpan, laju perahu dipercepat agar ikan yang memakan umpan tersangkut pada kail. Ikan yang tersangkut tersebut kemudian diangkat dan kecepatan perahu mulai diturunkan untuk melakukan setting kembali pada kail yang telah dimakan ikan. Proses tersebut berlangsung secara terus-menerus sampai hasil tangkapan yang didapat dirasa sudah cukup banyak untuk dibawa kedarat.

5.      Daerah pengoperasian
Keberadaan pancing tonda ini tersebar hampir di seluruh peraiaran. Untuk pancing tonda hampir terdapat dimana-mana, seperti di Selat Alas, Muna-Buton, dan Jawa Tengah (Tayu, Pati) (Subani dan Barus 1989)

6.      Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan utama pancing tarik adalah ikan tongkol (Auxis sp.), ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), ikan tenggiri (Scomberomorus spp.), Pari (Dahsyatis sp.), cucut botol (carcharinus sp.), madidihang (Thunnus albacora), tuna mata besar (Thunnus obsesus), tunas sirip biru(Thunnus maccoyii), ikan pedang (Xipias gladias), setuhuk hitam (Makaira indica), setuhuk putih (Makaira masara) (Gunarso 1989).

Daftar Pustaka :
Suabani, Waluyo. H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan Dan Udang Laut Di Indonesia. Jakarta : Balai Penelitian Perikanan Laut.

Gunarso W. 1989. Tingkah Laku Ikan dalam Hubungannya dengan Alat, Metode dan Teknik Penangkapan Ikan.Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Laksono U. 1983. Suatu studi tentangPenggunaan Ikan Lemuru sebagai Umpan pada Perikanan Rawai Tuna di PT Pelabuhan Samudera Besar Benoa, Bali. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar