Daging ikan tersusun oleh zat-zat makanan yang sangat berguna untuk
pertumbuhan dan kehidupan makhluk hidup. Zat-zat makanan tersebut yaitu
protein, lemak, karbohidrat, garam mineral, vitamin, dan air.
Pada umumnya ikan dan hasil perikanan lainnya mengandung protein,
relatif jumlahnya tidak banyak bervariasi tetapi kandungan lemaknya
dapat bervariasi besar sekali. Air merupakan komponen terbanyak di dalam
daging ikan. Apabila dibandingkan dengan hasil-hasil hewani lainnya,
ikan juga merupakan sumber protein yang baik.
Walaupun dikatakan bahwa daging ikan merupakan sumber protein dan
lemak, tetapi komposisinya sangat bervariasi antara yang satu dengan
yang lainnya. Adanya variasi dalam komposisi baik jumlah maupun komponen
penyusunnya disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor ini dapat berasal dari ikannya sendiri (faktor intrinsik)
tetapi juga dapat berasal dari luar (faktor ekstrinsik) (Hadiwiyoto,
1993).
Winarno (2004) mengatakan bahwa komposisi ikan yang sangat
bervariasi merupakan refleksi dari perbedaan kandungan lemaknya. Ikan
yang mengandung lemak lebih dari 5% biasanya dagingnya lebih banyak
mengandung pigmen (zat warna) kuning, merah muda atau abu-abu. Ikan
dengan kadar lemak rendah biasanya dagingnya berwarna putih. Tingginya
kadar protein sering mencerminkan tingginya kualitas produk pangan
tersebut. Sebaliknya, semakin tinggi kadar lemaknya menjadikan produk
pangan tersebut lebih cepat mengalami ketengikan dan ditolak oleh
konsumen.
1. Air
Menurut Winarno (1997), air merupakan bahan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Air pada bahan makanan merupakan komponen penting
yang dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan
kita. Semua bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda,
baik itu bahan makanan hewani maupun nabati. Air berperan sebagai
pembawa zat-zat makanan dan sisa-sisa metabolisme, sebagai media reaksi
yang menstabilkan pembentukan biopolymer, dan sebagainya.
Kandungan air dalam bahan makanan mempengaruhi daya tahan bahan
makanan terhadap serangan mikroba yang dinyatakan dengan aw yaitu jumlah
air bebas yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Oleh karena itu, untuk memperpanjang daya tahan suatu
bahan, sebagian air dalam bahan harus dihilangkan dengan beberapa cara
tergantung dari jenis bahan. Umumnya yang dilakukan adalah pengeringan.
2. Abu
Sebagian besar bahan makanan, yaitu terdiri dari sekitar 96% bahan
organik dan air. Sisanya terdiri dari dari unsur-unsur mineral. Unsur
mineral juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Dalam proses
pembakaran, bahan-bahan organik terbakar tetapi zat anorganiknya tidak,
karena itulah disebut abu.
Sampai sekarang telah diketahui ada empat belas unsur mineral yang
berbeda jenisnya diperlukan manusia agar memiliki kesehatan dan
pertumbuhan yang baik. Beberapa yang pasti adalah natrium, klor,
kalsium, fosfor, magnesium, dan belerang. Unsur-unsur ini terdapat dalam
tubuh dalam jumlah yang besar dan karenanya disebut unsur mineral
makro. Sedangkan unsur mineral mikro atau trace element adalah besi,
iodium, mangan, tembaga, zink, kobalt, dan flour (Winarno, 1997).
Mineral ada yang larut dan ada pula yang tidak larut. Mineral yang
tidak larut berasosiasi dengan protein. Karena mineral terutama
berasosiasi dengan bagian daging non lemak, daging tidak berlemak
biasanya kadungan mineral atau kandungan abunya tinggi. Selama proses
pemasakan, natrium dapat hilang tetapi mineral lain ditahan. Pemrosesan
biasanya tidak mengurangi kandungan mineral daging (de Man, 1997).
3. Protein
Kandungan protein erat sekali kaitannya dengan kandungan lemak dan
airnya. Ikan yang mengandung lemak rendah umumnya memiliki protein dalam
jumlah besar, sedangkan pada ikan gemuk sebaliknya. Kandungan protein
ikan umunya lebih tinggi jika dibandingkan dengan hewan darat yang akan
menghasilkan kalori lebih tinggi dan protein memegang peranan penting
dalam pembentukan jaringan. protein stroma atau protein jaringan ikat
1-3 % pada elasmobranchii (ikan bertulang rawan).
4. Lemak
Lemak merupakan sumber energi dalam aktivitas tubuh manusia. Lemak
dalam pangan berguna untuk memperbaiki rupa dan struktur fisik bahan
pangan, mempercepat proses penghantaran panas, menambah nilai gizi dan
kalori serta memberikan cita rasa yang gurih dari bahan pangan.
Sumber :
Asih, Riri. 2011. Pengolahan Ikan Cucut. Materi Penyuluhan KP. Badan Pengembangan SDM KP. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar