Selasa, 06 Februari 2018

Benih Udang Windu (Penaeus monodon Fab. 1798) Kelas Benih Sebar (Ringkasan SNI 01-6143-2006)

Benih Udang Windu (Penaeus monodon Fab. 1798) Kelas Benih Sebar (Ringkasan SNI 01-6143-2006)



BATASAN
Standar ini menetapkan persyaratan, cara pengukuran, pengujian dan pemeriksaan benih udang windu Penaeus monodon Fabricius, 1798) kelas benih sebar. 

PERSYARATAN PRODUKSI
Kualitatif
1)   Nauplius : a) bebas virus, b) kecoklatan atau keabu-abuan, tidak pucat; c) berenang aktif, periode bergerak lebih lama dibandingkan dengan  periode diam; d) organ tubuh lengkap, bersih, ukuran, dan bentuk normal; e) bersifat fototaksis positif. 
2)   Benur : a) transparan, kecoklatan atau kehitaman, tidak pucat, punggung tidak berwarna putih; b) berenang aktif, melawan arus; c) setelah mencapai PL10 organ tubuhnya  sudah sempurna dan ekor membuka; d) responsif terhadap kejutan fisik dan cahaya; e) bebas virus; f) hepatopankreas dan usus selalu penuh.
3)   Tokolan : a) hasil pemeliharaan lanjutan dari benur yang dihasilkan oleh panti benih lengkap atau skala rumah tangga; b) bentuk tubuh lurus dan memanjang; c) kondisi kulit dan karapak bersih (mencirikan proses penggantian kulit yang  normal), tidak cacat dan bebas dari ektoparasit seperti jamur serta protozoa, usus penuh pakan, ekor mengembang sempurna; d) bergerak aktif mencari pakan; e) organ tubuh  lengkap dan normal; f) bebas virus. 


Kuantitatif 
Kriteria kuantitatif benih udang windu kelas benih sebar seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel : Kriteria kuantitatif benih udang windu kelas benih sebar

CARA PENGUKURAN, PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN
1)   Umur dan stadia : dihitung sejak telur menetas (nauplius), tokolan dihitung sejak penebaran nauplius. Stadia : berdasarkan perkembangan morfologis. 
2)   Panjang badan total : Nauplius, dimulai dari ujung depan hingga ujung belakang tubuh dengan menggunakan mikrometer okuler. Benur dan tokolan, dimulai dari ujung rostrum sampai ujung telson,dalam (mm). 
3)   Bobot   tubuh : menggunakan timbangan analitik, satuan mg.  
4)   Ketahanan fisik : menurunkan salinitas secara mendadak dan pengujian dengan formalin. 
5)   Pengambilan contoh : metode pengambilan contoh dilakukan secara acak dari populasi setiap sampel ≥ 30 ekor. 
6)   Pengamatan kesehatan : a) parasit dan jamur : mikroskop dengan pembesaran      >10 x 4; b) bakteri : dengan teknik isolasi c) virus : dengan metode PCR. 
7)   Pengujian respon : a) nauplius, bila diberikan cahaya, yang sehat akan berkumpul dekat cahaya; b) benur  dan tokolan, menggerakkan air media pemeliharaan, yang sehat akan bergerak/berenang melawan arus atau diam di dasar menahan arus. 
8)   Penentuan keseragaman : dengan pengukuran panjang total.  Contoh diambil dari ≥ 3 titik tiap wadah dengan keseluruhan contoh ≥ 30 ekor. Rumus: (Keseragaman = {1 – (simpangan baku/panjang total rata-rata } x 100 %)

REFERENSI
BSN, 2006. SNI  01-6143-2006  Benih Udang Windu (Penaeus monodon Fab. 1798)  Kelas Benih Sebar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search

Tidak ada komentar:

Posting Komentar