DESKRIPSI TEKNOLOGI
Teknologi ini ditujukan untuk memperoleh karaginan murni yang memenuhi persyaratan kualitas sebagai bahan pangan (food grade). Penggunaan karaginan murni (RC) adalah khusus untuk produk makanan, baik sebagai bahan baku atau bahan tambahan, atau sebagai bahan fungsional seperti pada produk jelly transparan (sebagai pembentuk gel), minuman (sebagai penjernih), permen jelly (sebagai pembentuk gel), es krim (sebagai pelembut dan penstabil), sirup (sebagai pengental).
Refined carrageenan (RC) dapat diproduksi menggunakan bahan baku rumput laut maupun menggunakan produk setengah jadi, yaitu ATC atau SRC. Teknologi ini sudah dikaji terap dan diberikan dalam beberapa kali pelatihan. Hasil ekstraksi refined karaginan yang diperoleh sudah memenuhi kualitas yang dipersyaratkan oleh konsumen atau pemasok bahan aditif produk pangan. Karaginan murni yang dihasilkan teknologi ini mempunyai kekuatan gel di atas 1.200 g/cm2, kadar air maksimal 12%, rendemen minimal 27% dari rumput laut kering, viskositas 20 – 150 cP, pH 6 -7, dengan tepung karaginan yang tidak berwarna dan larutan transparan, yang tidak berbau bila dilarutkan.
PENGERTIAN
Produk refined carrageenan (RC) adalah produk karaginan murni yang sudah memenuhi standar food grade, yang dibuat dari rumput laut Eucheuma cottonii, melaui proses pencucian, ekstraksi menggunakan alkali, netralisasi, penyaringan,dan pengendapan, sehingga menjadi bubuk karaginan.
RINCIAN DAN APLIKASI TEKNIS
Persyaratan Teknis
Untuk menerapkan teknologi ini diperlukan rumput laut Eucheuma cottonii, atau bahan setengah jadi berupa ATC atau SRC; dan bahan-bahan kimia seperti KOH, celit dan KCl teknis yang dapat diperoleh di toko kimia. Selain itu juga dibutuhkan peralatan seperti alat ekstraktor, filter press, KCl food grade dan alat penepung dengan spesifikasi tertentu.
Spesifikasi filter press : - Tipe manual Chamber plates filter press - Model : UN-M114-H057 - S/No: 0110720/12 - Hydraulic Ram Model : S5-53 - Hydraulic pump model : P1-B - Filter plate (chamber) : 11 pcs; 470 mm x 470 mm - Overall dimension : 2050 (L) x 1190 (H) x 980 (W) (in mm) - Empty weight : 775 kg - Kapasitas : 57 L - Ketebalan : 32 mm - Tekanan filtrasi : sampai 15 kg/cm2 - Filter plate : Lenser Germany, polipropilen homo- polimer; terdiri dari 9 buah chamber plat; 1 buah chamber head dan 1 buah chamber end plat - bahan saringan : polipropilen, berat 340 g/m air permeability 10 L/dm /menit2 2 Spesifikasi double jacket : - Kapasitas alat ekstraktor 1.000 L - Burner merk RIELLO; Daya 0,33 kW; type 482 Ti - Pompa sirkulasi : daya 0,37 kW, Type CR5-2A-FGJ-A-E-HUBE; model A 96448706P20321; merk Grundfos - Bahan stainless steel - Dilengkapi pengaduk : 1: 30 gear box; motor daya 1,1 kW; 3 phase
Rincian teknologi
Persiapan bahan baku
Bila diproses dari bahan baku rumput laut, rumput laut tersebut harus dipisahkan menurut jenisnya, dan membuang jenis yang bukan E. cottonii. Benda-benda asing seperti koral, kerang, tali rafia, plastik, potongan kayu dan lain-lainnya juga harus dibuang. Pencucian dilakukan menggunakan drum washer dengan kapasitas 50 Kg. Prinsip kerja alat ini adalah mencuci rumput laut dengan air mengalir. Untuk membersihkan rumput laut dari kotoran berupa pasir, garam dan sisa-sisa tali, dibutuhkan waktu selama 30 menit. Dengan debit air 2 Liter/menit, kebutuhan air untuk pencucian tersebut adalah 60 liter.
Ekstraksi karaginan
Rumput laut yang sudah bersih diproses menggunakan KOH 8% dengan perbandingan rumput laut dan larutan KOH (1:6) pada suhu 60-70 C selama 2 jam, lalu di netralisasi menggunakan air o tawar kemudian diekstrak kembali dengan air pada suhu 90 oC selama 2 jam dengan rasio rumput laut dan air (1:20). Hasil ekstraksi dipisahkan dengan filter press, filtrat yang diperoleh didinginkan sampai suhu 35 C lalu diendapkan dengan penambahan KCl 1% dengan rasio filtrat dan larutan o KCl (1:2). Apabila bahan baku yang digunakan adalah produk setengah jadi, maka bahan tersebut tinggal diekstraksi dengan air pada suhu 90 C selama 2 jam, diteruskan dengan proses berikutnya o seperti pada proses menggunakan bahan baku rumput laut.
Pengeringan
Endapan yang diperoleh kemudian dikeringkan secara alami yaitu dengan sinar matahari. Pengeringan membutuhkan waktu 2-3 hari sampai kadar air berkisar 12-14%. Peralatan yang dibutuhkan dalam proses pengeringan adalah nampan-nampan berukuran 1x1 meter. Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca, namun mutu pengeringan yang dihasilkan relatif baik, biaya murah serta tidak memerlukan peralatan yang banyak dan mahal. Sebaliknya pengeringan mekanis (mesin pengering) lebih mahal namun memberikan keuntungan berupa tidak adanya pengaruh cuaca, kapasitas pengeringan dapat dipilih sesuai kebutuhan, tidak memerlukan tempat yang luas, serta kondisi pengeringan dapat dikontrol.
KEUNGGULAN TEKNOLOGI
- Meskipun teknologi ini menggunakan peralatan yang dapat dibuat di Indonesia dan caraprosesnya sederhana, namun dari pertimbangan ekonomis lebih tepat diterapkan pada skala industri - Bahan baku mudah diperoleh, karena Indonesia merupakan penghasil rumput laut Eucheuma cottonii tertinggi di dunia - Biaya produksi lebih murah dibandingkan dengan produksi RC menggunakan teknolog i yang saat ini dikembangkan secara komersial, yaitu menggunakan alkohol (IPA) - Limbah dari ekstraksi refined karaginan ini adalah selulosa dan tanah diatomae yang aman terhadap lingkungan dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan filler pada kertas dan papan partikel. Teknologi pemanfaatan limbah RC ini sudah tersedia.
WAKTU DAN LOKASI REKOMENDASI
Penelitian sudah dimulai sejak tahun 2008 pada skala laboratorium, yang dilanjutkan ke skala yang lebih besar. Tahap Pengembangan dilakukan pada tahun 2010 dengan melakukan beberapa kali pengolahan. Tahun 2011 dan 2012 sudah dilakukan pelatihan kepada pengguna. Wilayah pengembangan usaha produksi SRC yang direkomendasikan adalah tempat penghasil rumput laut Eucheuma cottonii seperti Bali, Sulawesi Selatan, NTT, Sulawesi Utara dan wilayah tersebut harus memiliki sumber air tawar.
KEMUNGKINAN DAMPAK NEGATIF
Kemungkinan dampak negatif dari teknologi ini hampir tidak ada, kalaupun ada yaitu hasil pencucian alkali yang bisa mengganggu ekosistem lingkungan. Namun hal ini bisa diatasi dengan netralisasi terlebih dahulu sebelum dibuang. Caranya dengan membuat bak-bak penampungan terhadap limbah lalu ditambah asam lemah, setelah pH netral lalu dialirkan ke pembuangan limbah. Sedangkan bila menggunakan iso propil alkohol (IPA), limbah IPA dapat mencemari lingkungan.
KELAYAKAN FINANSIAL
Analisis ekonomi dilakukan untuk produksi dengan kapasitas 80 kg rumput laut kering per hari, jumlah hari kerja 25 hari per bulan , volume produksi 27% dari total bahan baku yang digunakan, jumlah produk yang dihasilkan 467 kemasan per tahun, dengan berat per kemasan 25 kg. Penjualan pada tahun pertama diasumsikan sebesar 80% atau sebanyak 374 kemasan, dan meningkat pada tahun kedua dan seterusnya menjadi 90 % atau sebanyak 420 kemasan. Harga pokok per kemasan dihitung dari total biaya produksi pada tahun pertama dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan pada tahun pertama, yaitu 11.675 kg. Harga jual produk adalah Rp 230.000.-,/kemasan, dengan margin keuntungan adalah sekitar 50%.
Biaya produksi dan investasi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional pabrik, dan biaya operasional kantor yang diperlukan pada tahun pertama adalah Rp 1.438.599.594, dengan biaya operasional per tahun : Rp 434.900.000.- yang meliputi biaya produksi, tenaga kerja, pemeliharaan, utilitas kantor dan penyusutan. Biaya operasional diasumsikan sama dari tahun pertama sampai tahun kelima. Break Even Point atau titik impas pada tahun pertama adalah Rp 322.336.869,- dengan jumlah karaginan murni terjual minimal 9.331,2 kg. Pada tahun berikutnya, nilai BEP adalah Rp 375.170.331 atau minimal 10.498 kg produk terjual. Dari proyeksi penjualan, jumlah unit terjual sudah di atas BEP sehingga perusahaan telah mendapat untung. Waktu yang dibutuhkan untuk kembali modal, saat penerimaan pendapatan sama dengan biaya yang dikeluarkan, adalah sekitar 1 tahun 11 bulan.
TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI
Komponen atau material dalam proses produksi RC semuanya berasal dari dalam negeri. Bahan–bahan yang dibutuhkan tersebut adalah rumput laut Eucheuma cottonii, KOH, celit sebagai absorben selulosa dan air tawar, sedangkan peralatan untuk ekstraksi adalah buatan dalam negeri, seperti alat ekstractor double jacket berbahan stainless steel, filter press, bak penampung berkapasitas 250 liter untuk menampung filtrat.
FOTO DAN SPESIFIKASI
SPESIFIKASI
Refined karaginan hasil ekstraksi rumput laut Eucheuma cottonii menggunakan teknologi yang direkomendasikan adalah seperti pada Tabel berikut :
Sumber:
Peranginangin R., dan Darmawan M., 2013. Refined Carrageenan (RC) Kualitas Food Grade dari Euchema cottonii. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan – Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar