Senin, 23 April 2018

Aplikasi Mina Grow pada Budidaya Ikan Air Tawar

DESKRIPSI TEKNOLOGI

1. TUJUAN DAN MANFAAT PENERAPAN TEKNOLOGI Kegunaan teknologi ini adalah untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas ikan dan udang.
2. PENGERTIAN/ISTILAH/DEFINISI MinaGrow = merupakan salah satu Recombinant Growth Hormone (rGH) atau protein hormon pertumbuhan rekombinan atau suplemen pemacu pertumbuhan yang bekerja sebagai stimulator agentbagi pertumbuhan somatik ikan, sehingga dapat mempersingkat waktu pemeliharaan dan meningkatkan produksi budidaya ikan.
3. RINCIAN DAN APLIKASI TEKNIS/PERSYARATAN TEKNIS YANG DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN 3.1. Persyaratan Teknis Penerapan Teknologi Aplikasi MinaGrow dapat dilakukan melalui 3 (tiga) metode yaitu perendaman, injeksi, dan oral (melalui pakan). Perendaman dilakukan pada larva ikan yang hampir habis kuning telurnya atau pada juvenile udang. Injeksi dapat dilakukan pada ikan yang sudah besar namun kurang efektif karena membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Oral atau melalui pakan dapat dilakukan di semua stadia ikan dan udang baik larva (yang sudah habis kuning telurnya) maupun yang sudah dewasa.
3.2. Detail Standar Operational Procedure, mencakup :
a. Gambaran/uraian/rincian teknologi MinaGrow merupakan suplemen pemacu pertumbuhan yang bekerja sebagai stimulator agent bagi pertumbuhan somatik ikan dan udang, sehingga dapat mempersingkat waktu pemeliharaan dan meningkatkan produksi budidaya ikan dan udang.
b. Cara penerapan teknologi yang diurut mulai persiapan sampai aplikasi :
1. Produksi MinaGrow Produksi MinaGrow dilakukan berdasarkan metode dari Alimuddin et al. (2011). Bakteri Escherichia coli BL21 yang membawa vektor ekspresi MinaGrow diinkubasi dalam media 2xYT pada suhu 15o C, dan dikocok selama semalam. Sintesis protein diinduksi dengan menambahkan 1 mM isopropyl-b-Dthiogalactopyranoside (IPTG) ke dalam media kultur bakteri. Total protein bakteri dalam bentuk badan inklusi (inclusion body) diendapkan menggunakan sentrifugasi pada suhu 4o C, dan kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit, dan selanjutnya protein dilarutkan dalam buffer fosfat salin (PBS). Dinding sel bakteri dipecah dengan menggunakan sonikator selama 5 menit dengan selang 1 menit ON dan 1 menit OFF. Kemudian, disentrifugasi pada suhu 4o C, dan kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit. Pellet yang terbentuk dikeringbekukan dengan menggunakan freeze dryer pada suhu -87o C selama over night. Selanjutnya, pellet kering yang sudah terbentuk dapat disimpan dalam suhu ruang.
2. Pemberian MinaGrow melalui pakan (oral) MinaGrow sebanyak 2 mg (berat kering) dilarutkan dalam 15 mL PBS, dan dicampur dengan 2 mg kuning telur ayam yang berfungsi sebagai bahan pengikat (binder) pada pakan buatan. Setelah dihomogenasi menggunakan vorteks, campuran kuning telur dan MinaGrow disemprotkan secara merata pada 1 kg pakan komersial kemudian dibiarkan kering udara sebelum diberikan pada ikan nila. Campuran pakan MinaGrow diberikan sebanyak 3 kali dalam seminggu dengan interval 3 hari secara satiasi.
3. Pemberian MinaGrow melalui perendaman Larva ikan diberikan perlakuan kejut salinitas dalam NaCl 3,0% selama 2 menit, sedangkan juvenile udang tidak perlu menggunakan perlakuan kejut salinitas. Kemudian, direndam dengan larutan MinaGrow (dosis 2 mg/L), NaCl 0,9%, dan BSA 0,01% selama 1 jam. Setelah perendaman selesai, larva atau juvenile dapat dipelihara seperti biasa. Perendaman dilakukan tiga kali dalam seminggu dalam interval 3 hari. 4. Pemberian MinaGrow melalui injeksi MinaGrow diinjeksikan 0,1 ml suspensi MinaGrow sebanyak 1 µg/10 µl PBS/g bobot tubuh secara intramuskuler pada benih ikan berukuran 5-8 cm. Injeksi dilakukan seminggu sekali selama 4 minggu.
3.3. Kaji terap yang sudah dilakukan di beberapa daerah beserta hasilnya Penerapan teknologi ini sudah dilakukan di beberapa daerah, seperti :
1. Kabupaten Banyumas Penerapan MinaGrow pada ikan gurame dengan pemberian melalui pakan (Gambar 1a dan 1b) (Hardiantho dkk., 2012).
2. Kabupaten Bogor Penerapan MinaGrow pada ikan sidat melalui perendaman dan pakan (Gambar 2) (Alimuddin et al., 2012).
3. Kabupaten Purwakarta Penerapan MinaGrow pada pembesaran ikan nila di instalasi keramba jaring apung BBPBAT Sukabumi, Waduk Cirata (Gambar 3) (belum dipublikasikan).
4. BBPBAT Sukabumi Penerapan MinaGrow pada beberapa jenis ikan disajikan sebagai berikut :
a. Perendaman MinaGrow pada Ikan Mas Perendaman larva ikan mas dengan penentuan dosis diperoleh dosis 30 mg (bobot basah) per liter air dan pemberian 2 kali selama seminggu memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya (Faridah dkk., 2011).
b. Pemberian MinaGrow melalui pakan pada pembesaran ikan mas (belum dipublikasikan).
c. Pemberian MinaGrow melalui pakan pada ikan patin (belum dipublikasikan).
4. KEUNGGULAN TEKNOLOGI
4.1 Uraian tentang teknologi
a. Pemberian MinaGrow pada ikan gurame melalui pakan mampu meningkatkan bobot 42,3% lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak diberi dan biomassa mengalami peningkatan sebesar 50,23%.
b. Pemberian MinaGrow melalui perendaman dan pemberian pakan pada ikan sidat mampu meningkatkan pertumbuhan rekombinan. Pada ikan patin, pemberian pakan dengan dosis 4 mg (bobot kering) per kg pakan dapat meningkatkan biomassa sebesar 83,68%.
c. Pemberian MinaGrow pada pembesaran ikan mas juga mampu meningkatkan ukuran bobot rataan sebesar 106,96 gram/ekor (bobot biomas 246 kg) dibandingkan kontrol yang hanya sebesar 80 gram/ekor (bobot biomas 184 kg). Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap jumlah total produksi pada pembesaran ikan mas serta percepatan masa pemeliharaannya.
d. Aplikasi penambahan MinaGrow dan probiotik merupakan alternatif teknologi yang mudah dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan.
4.2 Keunggulan Teknologi MinaGrow Penerapan MinaGrow telah memberikan hasil yang menjanjikan dalam peningkatan produksi ikan.
Pemberian MinaGrow pada ikan gurame melalui pakan mampu meningkatkan bobot 42,3% lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak diberi, begitu juga dengan biomassa yang mengalami peningkatan sebesar 50,23% (Hardiantho dkk., 2012). Pemberian MinaGrow melalui cara perendaman dan pemberian pakan pada ikan sidat, mampu meningkatkan pertumbuhan mencapai 100% lebih tinggi daripada yang tidak diberi protein hormon pertumbuhan rekombinan (Handoyo, 2012). Pada ikan patin, pemberian MinaGrow melalui pakan dengan dosis 4 mg (bobot kering) per kg pakan dapat meningkatkan biomassa sebesar 83,68% (belum dipublikasikan).
Berbagai upaya lain untuk meningkatkan pertumbuhan ikan sudah dilakukan namun, terhalang dengan waktu yang relatif lama untuk mendapatkan perbaikan kualitas secara signifikan seperti seleksi, hibridisasi, triploidisasi, dan transgenesis. Seleksi membutuhkan waktu 10 tahun untuk menghasilkan 12 generasi dengan kecepatan tumbuh 12,4% per generasi pada ikan nila (Bolivar et al. 2002). Transgenesis menghasilkan laju pertumbuhan 30 kali lebih cepat (Nam et al. 2001) namun membutuhkan peralatan yang canggih dan tenaga kerja yang terampil. Sehingga, aplikasi penambahan hormon pertumbuhan rekombinan (MinaGrow) dan probiotik merupakan alternatif teknologi yang mudah dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan.
4.3 Mudah diterapkan dalam sistem usaha Aplikasi MinaGrow mudah diterapkan karena sudah tersedia dalam bentuk siap didistribusikan. MinaGrow dikemas dalam bentuk serbuk sehingga dapat bertahan cukup lama.
4.4 Ramah lingkungan MinaGrow merupakan teknologi ramah lingkungan. MinaGrow tidak meninggalkan residu bakteri pada lingkungan dan bebas dari kontaminasi bakteri yang merugikan. Namun demikian, penggunaan hormon dalam kegiatan budidaya harus didaftarkan dan memperoleh kelayakannya dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk keamanan pangan dan komisi hayati produk rekayasa genetik di Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) untuk keamanan lingkungan.
5. WAKTU DAN LOKASI
5.1 Gambaran/uraian lokasi dan waktu penelitian, pengkajian, pengembangan, penerapan dilakukan 1) Penelitian ini dilaksanakan sejak tahun 2011 di Dept. BDP, FPIK – IPB. 2) Pengembangannya dilakukan selama tahun 2012 – 2013 di BBPBAT Sukabumi. 3) Aplikasinya selama tahun 2014 di BBPBAT Sukabumi.
5.2 Wilayah yang direkomendasikan untuk penerapan teknologi Wilayah yang direkomendasikan untuk penerapan teknologi, dapat dilakukan di wadah budidaya apa saja.
6. KEMUNGKINAN DAMPAK NEGATIF
Masih memerlukan kajian keamanan pangan dari BPOM dan keamanan lingkungan dari komisi hayati produk rekayasa genetik KLH.
7. KELAYAKAN FINANSIAL DAN ANALISA USAHA
Analisa usaha dibuat untuk pembesaran ikan nila disajikan pada Tabel 1.
8. TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI
Bahan – bahan yang digunakan untuk aplikasi MinaGrow merupakan bahan yang dapat diperoleh di dalam negeri.
Sumber:
Hardiantho A. D., Sucipto A., Yanti D. H., Faridah N., dan Prasetiyo A. E., 2014. Aplikasi Mina Grow pada Budidaya Ikan Air Tawar. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan 2014. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan – Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar