Kamis, 17 Mei 2018

Test Kit Histakit untuk Menguji Kandungan Histamin pada Produk Perikanan

DESKRIPSI TEKNOLOGI

Pada beberapa jenis ikan, khususnya dari famili skombroidae yang memiliki daging merah, kerusakan oleh aktivitas bakteri maupun enzim dapat menghasilkan racun yang disebut skombrotoksin. Skombrotoksin adalah toksin yang dihasilkan oleh aktifitas bakteri terutama pada ikan-ikan famili skombroidae seperti tuna, cakalang, tongkol, marlin, mackerel dan sejenisnya. Senyawa yang bersifat racun tersebut adalah histamin atau 2-(1H-imidazol-4-yl)ethanamine, yang merupakan suatu senyawa hasil perombakan asam amino bebas histidin.
 Kandungan histamin pada ikan yang masih segar umumnya di bawah 10 mg/100 g, pada kadar histamin antara 50 – 100 mg/100 g, ikan umumnya sudah dianggap berbahaya dan dapat mengakibatkan keracunan pada orang yang peka. Bila histamin telah terbentuk dalam pangan sewaktu proses penanganan, maka histamin tidak dapat hilang atau berkurang walaupun bahan pangan telah diproses lebih lanjut atau dimasak pada suhu tinggi, sehingga potensial membahayakan kesehatan manusia. Beberapa negara telah menetapkan batasan kandungan histamin pada produk-produk perikanannya, misalnya Amerika Serikat, Swedia dan Chekoslovakia menetapkan kandungan histamin maksimal 50 mg/100 g sedangkan Uni Eropa (UE) menetapkan batas maksimal kandungan histamin pada bahan makanan sebesar 20 mg/100 g.
 Test Kit Uji Kandungan Histamin didesain sebagai peralatan uji sederhana dan mudah yang dapat dapat digunakan mendeteksi keberadaan histamin pada bahan makanan, termasuk produk perikanan, baik bentuk padat atau cair sehingga dapat dengan mudah digunakan para personil badan pengawasan mutu untuk pengawasan mutu (kandungan histamin), khususnya ikan yang berdaging merah.
 Test Kit Uji Kandungan Histamin dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan histamin pada bahan uji dengan minimal deteksi 20 ppm sehingga dapat direkomendasikan sebagai alat uji cepat kandungan histamin karena level deteksinya memenuhi standar bahan makanan (khususnya ikan atau sefood) menurut standar Uni Eropa.
 Dengan metode pewarnaan yang digunakan dalam alat ini maka tidak diperlukan instrumentasi dan keahlian khusus dalam menggunakan Test Kit Uji Kandungan Histamin.
 Dengan Test Kit Uji Kandungan Histamin maka bea analisis histamin dapat ditekan karena Test Kit Histamin ini dapat diproduksi dengan harga yang lebih murah dari produk serupa (50% dari harga test kit serupa). Harga test kit histamine dari luar negeri berkisar 4-5 juta rupiah untuk 100 kali uji sedangkan harga Test Kit Uji Kandungan Histamin (HistakitTM) hanya 1 juta rupiah untuk 50 kali uji.
PENGERTIAN
- Test Kit Uji Kandungan Histamin (HistakitTM) Satu set test kit untuk mendeteksi kandungan histamin pada produk makanan berbentuk padat atau cairan yang berupa kemasan berisi tiga botol reagen; Reagen A Reagen B, dan Reagen C; satu pak bebuahrisi 5 kolom silica SampliQ Si-SCX; satu buah botol kaca bening untuk pengujian dan dilengkapi dengan satu syringe dengan volume 5-10 ml untuk mengambil larutan uji dalam jumlah yang diinginkan.
- Reagen Cairan larutan kimia yang disediakan dalam satu kemasan tertentu pada Test Kit Uji Kandungan Histamin.
- ppm Satuan konsentrasi yang menunjukkan jumlah 1 bagian ukuran bahan tersebut per 1.000.000 bagian ukuran bahan uji.
- Histamin Senyawa yang bersifat racun yang dalam bahasa inggris disebut histamin atau 2-(1H-imidazol-4yl)ethanamine, yang merupakan suatu senyawa hasil perombakan asam amino bebas histidin yang biasanya ada pada kelompok ikan skombroid seperti tuna, cakalang, marlin, dan sardin, maupun yang termasuk dalam kelompok nonskombroid seperti mahi-mahi (Coryphaena hippurus) dan dolpin. Histidin diubah menjadi histamin oleh enzim histidine decarboxylase yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri pembentuk histamin.
RINCIAN DAN APLIKASI TEKNIS
Rincian pengujian kandungan histamin mengunakan histakit
Persiapan reagen uji (untuk 5 kali pengujian)
 Sebanyak 10 tetes (±0,5 ml) Reagen A dan 10 tetes (±0,5 ml) Reagen B dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu dikocok sebentar dan dibiarkan 5 menit dalam wadah yang berisi es curah untuk mendinginkan.
 Selanjutnya ditambahkan 1,2 ml Reagen B dan setelah 5 menit lalu ditambahkan aquades (air aqua) dingin sampai volume 10 ml dan dibiarkan dalam wadah berisi es selama 15 menit sebelum digunakan. Reagen ini disebut Reagen uji.
 Reagen harus disimpan dalam almari es jika tidak langsung digunakan (pada suhu rendah dapat bertahan selama 12 jam).
Ekstraksi histamin dari bahan uji
Ekstraksi histamin dari bahan ikan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan Tri Chloro Acetic Acid (TCA) atau dengan metanol.
Ekstraksi menggunakan TCA
1. Daging ikan (bahan uji) ditimbang sebanyak 10 gram dan di tambah dengan 100ml TCA 2,5% kemudian diblender sampai homogen
2. Larutan disaring dengan kertas saring Whatman No.1
3. Filtrat dinetralkan dengan KOH 1N sampai pH 7 menggunakan kertas pH
4. Sebanyak 5 ml filtrat dimasukkan ke dalam cartridge SampliQ dan dibiarkan terelusi(tidak ditampung)
5. Bilas cartridge dengan 4 ml buffer asetat (tidak ditampung)
6. Cartridge dielusi dengan 3 ml HCl 0,2N, hasil elusi ditampung (elusi dilakukan 3 kali,selanjutnya hasil tampungan ini disebut EKSTRAK SAMPEL)
Ekstraksi menggunakan Metanol
1. Daging ikan (bahan uji) ditimbang sebanyak 10 gram dan ditambah dengan 100 mlMetanol dan diblender sampai homogen
2. Larutan disaring dengan kertas saring Whatman No.1
3. Filtrat dinetralkan dengan KOH 1N sampai pH 7 (cek dengan kertas pH)
4. Selama 5 ml ekstrak hasil saringan ke dalam cartridge SampliQ dan dibiarkan terelusi(tidak ditampung)
5. Cartridge dibilas dengan 4 ml buffer asetat (tidak ditampung)
6. Cartridge dielusi dengan 3 ml HCl 0,2N, hasil elusi ditampung (elusi dilakukansebanyak 3 kali, selanjutnya hasil tampungan ini disebut EKSTRAK SAMPEL)
Pengujian adanya histamin
1. Sebanyak 5 ml Reagen C dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambah dengan2 ml Reagent uji secara perlahan
2. Diambahkan 1 ml EKSTRAK SAMPEL kemudian dikocok perlahan dan dibiarkan selama 15 menit pada suhu ruang sambil diamati perubahan warna yang terjadi. Warna merah muda sampai merah bata yang terbentuk merupakan indikasi keberadaan histamin pada bahan yang diuji. Prediksi konsentrasi histamin dalam bahan uji dapat dilakukan dengan membandingkan intensitas warna yang terjadi dengan warna yang diperoleh jika menggunakan larutan standar histamine. Prediksi kasar juga dapat dilakukan dengan membandingkan warna yang terbentuk dengan tabel warna dari beberapa konsentrasi yang disertakan dalam paket test kit histamin.
KEUNGGULAN TEKNOLOGI 1. Test Kit Histamin ini dapat diperoleh dengan harga yang lebih murah dari produkserupa. 2. Dapat digunakan dengan mudah dan uji semi kuantitatif kandungan histamin dapat dilakukan lebih cepat (butuh waktu sekitar 1 jam). 3. Dapat mendeteksi sampai level kandungan histamin 20 ppm sehingga dapatdirekomendasikan sebagai alat uji cepat kandungan histamin karena level deteksinya memenuhi standar bahan makanan (khususnya ikan atau seafood) menurut standar Uni Eropa. 4. Dapat menguji semi kuantitatif kandungan histamin lebih cepat (butuh waktu sekitar 1 jam). 5. Dengan aplikasi silica SampliQ Si-SCX saat preparasi maka analisis histamin akanlebih akurat. 6. Tidak memerlukan investasi peralatan uji seperti GC/LC, spektrofotometri ataufluorometri yang memerlukan keahlian khusus dan bea perawatan alat yang sangat mahal
LOKASI REKOMENDASI
Teknologi ini direkomendasikan digunakan di daerah sentra produksi ikan pelagis besar, khususnya tuna, untuk menjaga kualitas ikan yang didaratkan. Pada industri-industri pengolahan ikan yang berbahan baku ikan pelagis besar, test kit ini dapat digunakan sebagai skrining awal pada bahan baku yang akan diuji secara kuantitatif di laboratorium, karena uji tes kit ini bersifat semi kuantitatif.
KEMUNGKINAN DAMPAK NEGATIF
Tidak ada dampak negatif karena pengujian tidak merusak produk yang diuji, dan test kit tidak membahayakan penguji.
KELAYAKAN FINANSIAL
 Biaya pengujian kualitatif/semi kuantitatif histamin pada laboratorium uji berkisar Rp. 100.000,00 – Rp. 200.000,00 dan cukup besar jika bahan yang akan diuji jumlahnya banyak. Dengan menggunakan Tes Kit Uji Kandungan Histamin (HistakitTM) dengan harga Rp. 1.000.000,00 untuk 50 sampel maka bea analisis histamin yang diperlukan hanya Rp. 20.000,00 per sampel.
 Test Kit Histamin ini dapat diproduksi dengan harga yang lebih murah dari produk serupa. Harga test kit histamin dari luar negeri berkisar 4-5 juta untuk 100 kali uji sedangkan harga Test Kit Uji Kandungan Histamin (HistakitTM) hanya 1 juta untuk 50 kali uji. Komponen termahal adalah kolom SampliQ Si-SCX yang masih harus diimpor.
TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI
Sekitar 50% bahan yang digunakan untuk pembuatan Test Kit Uji Kandungan Histamin (HistakitTM) dapat diproduksi di Indonesia sehingga 50% produk ini dapat menggunakan komponen dalam negeri.
SPESIFIKASI
Test kit uji ini berupa satu set test kit untuk mendeteksi residu histamin pada makanan dalam bentuk padat atau cairan, yang terdiri atas tiga botol reagen; Reagen A dengan botol volume 5-7 ml yang berisi larutan sulfanilic acid 0,9% dalam HCl 4% (w/v), Reagen B dengan botol volume 10-12 ml yang berisi larutan sodium nitrite 5% (w/v), Reagen C dengan botol volume 100-110 ml yang berisi larutan sodium karbonat 1,1% (w/v); satu pak kolom silica SampliQ SiSCX (5 pcs); 1 buah b otol kaca b e n i n g u n t u k p e n g u j i a n d a n dilengkapi dengan satu syringe dengan v o l u m e 5 - 1 0 m l untuk mengambil larutan uji dalam jumlah tertentu serta 1 lembar petunjuk c a r a p e n g u j i a n , s e h i n g g a d a p a t digunakan untuk pengujian histamin di laboratorium tanpa h a r u s d i d u k u n g k e t e r s e d i a a n Gambar 1. Tes kit uji histamin p e r a l a t a n spektrofotometer, spektrofluorometer atau GC atau pun HPLC. Test kit ini dapat digunakan untuk menganalisis 50 sampel. Satu set test kit untuk mendeteksi kandungan histamin pada produk makanan berbentuk padat atau cairan yang terdiri atas tiga botol reagen; Reagen A dengan botol volume 5-7 ml yang berisi larutan sulfanilic acid 0,9% dalam HCl 4% (w/v), Reagen B dengan botol volume 10-12 ml yang berisi larutan sodium nitrite 5% (w/v), Reagen C dengan botol volume 100-110 ml yang berisi larutan sodium karbonat 1,1% (w/v); satu pak kolom silica SampliQ Si-SCX (5 pcs); 1 buah botol kaca bening untuk pengujian dan dilengkapi dengan satu syring dengan volume 5-10 ml untuk mengambil larutan uji dalam jumlah tertentu.
Sumber:
Riyanto R., dan Dwiyitno, 2013. Test Kit Histakit untuk Menguji Kandungan Histamin pada Produk Perikanan. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan – Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar