Kepadatan
(density/berat jenis)
Pada suhu 4 qC (3,95q C ) air murni
mempunyai kepadatan yang
maksimum yaitu 1 (satu), sehingga kalau suhu air naik, lebih tinggi dari 4q C
kepadatan/berat jenisnya akan turun, demikian juga kalau suhunya lebih rendah
dari 4 qC. Sifat air yang demikian itu, maka akan terjadi pelapisan-pelapisan
suhu air pada danau atau perairan dalam, yaitu pada lapisan dalam suatu
perairan suhu air makin rendah disbanding pada permukaan air. Akan tetapi bila
air membeku jadi es, es tersebut akan terapung. Akibat dari sifat
tersebut akan menimbulkan
pergolakan/perpindahan massa air dalam perairan tersebut, baik secara vertikal
maupun horizontal. Sifat air ini mengakibatkan pada perairan didaerah yang
beriklim dingin yang membeku perairannya hanya pada bagian atasnya saja
sedangkan pada bagian bawahnya masih berupa cairan sehingga kehidupan organisme akuatik
masih tetap berlangsung. Selain itu keuntungan adanya gerakan air ini dapat mendistribusikan/
menyebarkan berbagai zat ke seluruh perairan, sebagai sumber mineral bagi
fitoplankton dan fitoplankton sebagai makanan ikan maupun hewan air lainnya.
Dasar perairan adalah merupakan akumulasi pengendapan mineral-mineral yang
merupakan persediaan “nutrient” yang akan dimanfaatkan oleh mahluk hidup (yang
pada umumnya tinggal didaerah permukaan air karena mendapatkan sinar matahari
yang cukup). Pada perairan yang oligotrof (cukup banyak mengandung mineral), aliran vertikal tidak
banyak membawa keberuntungan, justru sebaliknya dapat mengendapkan
mineral-mineral yang datang dari tempat lain kedasar perairan, mineral-mineral
tersebut akan di absorbsi oleh dasar perairan. Sedangkan kerugian adanya aliran
air ini adalah terutama aliran air yang vertikal sering menimbulkan “upwalling” pada
danau-danau, sehingga menyebabkan keracunan dan kematian ikan secara masal. Hal
ini disebabkan kondisi air yang anaerob (oksigen rendah) dan zat-zat beracun dari dasar perairan
akan naik kepermukaan air.
Kekentalan ( Viscosity )
Molekul-molekul air
mempunyai daya saling tarik menarik, kalau daya saling tarik menarik tersebut
mengalami gangguan karena adanya benda yang bergerak dalam air seperti benda
tenggelam, maka akan timbul gesekan -gesekan yang disebut dengan “gesekan
intern dalam air“/ Viscosity.
Menurut kesepakatan para
ahli fisika, pada suhu 0q C, kekentalan air murni mempunyai nilai yang
terbesar, dan ditandai dengan angka 100. Makin naik suhunya, makin berkurang
kekentalannya. Setiap kenaikan suhu 1q C terjadi penurunan viscosity 2%, hingga
pada suhu 25q C viscositas turun menjadi setengahnya dari nilai viscosity pada
suhu 0q C. Viscosity ini akan berpengaruh terhadap proses pengendapan jasad
renik (plankton), zat- zat dan benda-benda yang melayang didalam air.
Tegangan Permukaan
Molekul-molekul air
mempunyai daya saling tarik menarik terhadap molekul-molekul yang ada. Dalam
fase cair daya tarik menarik masih sedemikian besarnya, sehingga
molekul-molekul zat cair masih mempunyai daya “Kohesi “. Daya tarik menarik
molekul air ini terjadi kesegala penjuru, sedang dipermukaan hanya terjadi gaya
tarik menarik kesamping dan
kedalam saja dan sifat itu yang menyebabkan timbulnya tegangan permukaan.
Akibat adanya tegangan permukaan, maka binatang dan tumbuhan yang ringan,
seperti kimbung akar dapat berjalan diatas permukaan air, ada juga plankton
yang menggantung dibawah permukaan air.
Suhu Air
Air sebagai lingkungan
hidup organisme air relatif tidak begitu banyak mengalami fluktuasi suhu
dibandingkan dengan udara, hal ini disebabkan panas jenis air lebih tinggi
daripada udara. Artinya untuk naik 1q C, setiap satuan volume air memerlukan
sejumlah panas yang lebih banyak dari pada udara. Pada perairan dangkal akan
menunjukkan fluktuasi suhu air yang lebih besar dari pada perairan yang dalam.
Sedangkan organisme memerlukan suhu yang stabil atau fluktuasi suhu yang
rendah. Agar suhu air suatu perairan berfluktuasi rendah maka perlu adanya
penyebaran suhu. Hal tersebut tercapai secara sifat alam antara lain;
Penyerapan
(absorbsi) panas
matahari pada bagian permukaan air.
Angin, sebagai penggerak
permindahan massa air.
Aliran vertikal dari air
itu sendiri, terjadi bila disuatu perairan (danau) terdapat lapisan suhu air
yaitu lapisan air yang bersuhu rendah akan turun mendesak lapisan air yang
bersuhu tinggi naik kepermukaan perairan. Selain itu suhu air sangat
berpengaruh terhadap jumlah oksigen terlarut didalam air. Jika suhu tinggi, air
akan lebih lekas jenuh dengan oksigen dibanding dengan suhunya rendah. Suhu air
pada suatu perairan dapat dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude),
ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam satu hari, penutupan
awan, aliran dan kedalaman air. Peningkatan suhu air mengakibatkan peningkatan
viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatisasi serta penurunan kelarutan
gas dalam air seperti O2,
CO2, N2, CH4 dan sebagainya.
Kisaran suhu air yang
sangat diperlukan agar pertumbuhan ikan-ikan pada perairan tropis dapat
berlangsung berkisar antara 25q C - 32q C. Kisaran suhu tersebut biasanya
berlaku di Indonesia sebagai salah satu negara tropis sehingga sangat
menguntungkan untuk melakukan kegiatan budidaya ikan. Suhu air sangat
berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan biologi di dalam perairan,
sehingga dengan perubahan suhu pada suatu perairan akan mengakibatkan
berubahnya semua proses didalam perairan. Hal ini dilihat dari peningkatan suhu
air maka kelarutan oksigen akan berkurang. Dari hasilpenelitian diketahui bahwa
peningkatan 10q C suhu perairan mengakibatkan meningkatnya konsumsi oksigen
oleh organisme akuatik sekitar 2 – 3 kali lipat, sehingga kebutuhan oksigen
oleh organisme akuatik itu berkurang. Suhu air yang ideal bagi organisme air
yang dibudidayakan sebaiknya adalah tidak terjadi perbedaan suhu yang mencolok antara siang
dan malam (tidak lebih dari 5q C) .
Pada perairan yang
tergenang yang mempunyai kedalaman air minimal 1,5 meter biasanya akan terjadipelapisan
(stratifikasi) suhu. Pelapisan ini terjadi karena suhu permukaan air lebih
tinggi dibanding dengan suhu air dibagian bawahnya. Stratifikasi suhu pada
kolom air dikelompokkan menjadi tiga yaitu pertama lapisan epilimnion yaitu
lapisan sebelah atas perairan yang hangat dengan penurunan suhu relatif kecil
(dari 32q C menjadi 28q C). Lapisan kedua disebut dengan lapisan termoklin
yaitu lapisan tengah yang mempunyai penurunan suhu sangat tajam (dari 28q C
menjadi 21q C ). Lapisan ketiga disebut lapisan hipolimnion yaitu lapisan
paling bawah dimana pada lapisan ini perbedaan suhu sangat kecil relatif
konstan. Stratifikasi suhu ini terjadi karena masuknya panas dari cahaya
matahari kedalam kolom air yang mengakibatkan terjadinya gradien suhu yang
vertikal. Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari 2 meter biasanya terjadi
stratifikasi suhu yang tidak stabil. Oleh karena itu bagi para pembudidaya ikan
yang melakukan kegiatan budidaya ikan kedalaman air tidak boleh lebih dari 2
meter. Selain itu untuk memecah stratifikasi suhu pada wadah budidaya ikan
diperlukan suatu alat bantu dengan menggunakan aerator/blower/ kincir air.
Tabel Pengaruh suhu air terhadap respon konsumsi pakan pada ikan
Suhu
air (qC)
|
Respon konsumsi pakan
|
Mendekati 0
|
Kondisi kritis minimal
|
8 – 10
|
Tidak ada respon terhadap pemberian pakan
|
15
|
Pemberian pakan berkurang
|
22
|
50% optimum
|
28 – 30
|
Pemberian pakan optimum
|
33
|
50% optimum
|
35
|
Pemberian pakan berkurang
|
36 – 38
|
Tidak respon terhadap pemberian pakan
|
38 – 42
|
Kondisi kritis minimal
|
Sumber : Tucker and Hargreaves (2004)
Kecerahan dan kekeruhan air
Kecerahan merupakan ukuran transparansi
perairan dan pengukuran cahaya sinar matahari didalam air dapat dilakukan
dengan menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan untuk nilai kecerahan
dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter. Jumlah cahaya
yang diterima oleh phytoplankton diperairan asli bergantung pada intensitas
cahaya matahari yang masuk kedalam
permukaan air dan daya perambatan cahaya didalam air. Masuknya cahaya matahari
kedalam air dipengaruhi juga oleh kekeruhan air (turbidity). Sedangkan
kekeruhan menggambarkan tentang sifat optic yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
didalam perairan. Definisi yang sangat mudah adalah kekeruhan merupakan
banyaknya zat yang tersuspensi pada suatu perairan. Hal ini menyebabkan
hamburan dan absorbsi cahaya yang
datang sehingga kekeruhan
menyebabkan terhalangnya cahaya yang menembus air. Faktor-faktor kekeruhan air
ditentukan oleh:
a. Benda-benda halus yang
disuspensikan (seperti lumpur dsb)
b. Jasad-jasad renik
yang merupakan plankton
c. Warna air
(yang antara lain ditimbulkan oleh zat-zat koloid
berasal dari daun-daun tumbuhan yang terektrak)
Faktor -faktor ini dapat
menimbulkan warna dalam air. Pengukuran kekeruhan suatu perairan dapat
dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut dengan Jackson Candler
Turbidimeter dengan satuan unit turbiditas setara dengan 1 mg/l SiO2. Satu unit turbiditas
Jackson Candler Turbidimeter dinyatakan dengan satuan 1 JTU (Jackson Turbidity
Unit).
Air yang dapat digunakan
untuk budidaya ikan selain harus jernih tetapi tetap terdapat plankton. Air
yang sangat keruh tidak dapat digunakan untuk kegiatan
budidaya ikan, karena air yang keruh dapat menyebabkan :
a. Rendahnya kemampuan daya
ikat oksigen
b. Berkurangnya batas pandang ikan
c. Selera makan ikan berkurang,
sehingga efisiensi pakan rendah
d. Ikan sulit bernafas karena insangnya tertutup oleh
partikel-partikel lumpur
3.2.1.6. Salinitas
Salinitas adalah
konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan. Pengertian salinitas
yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu
perairan. Hal ini dikarenakan salinitas ini merupakan gambaran tentang padatan
total didalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua
bromida dan iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah
dioksidasi. Pengertian salinitas yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang
terdapat dalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air
laut pada umumnya adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lain-lain. Salinitas
dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut dengan
Refraktometer atau salinometer. Satuan untuk pengukuran salinitas adalah satuan
gram per kilogram (ppt) atau promil (o/oo). Nilai salinitas untuk perairan tawar biasanya
berkisar antara 0–5 ppt, perairan payau biasanya berkisar antara 6–29 ppt dan perairan laut
berkisar antara 30–35 ppt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar