Rabu, 27 Juni 2018

Proses Outbreeding/Hibridisasi/ Crossbreeding pada tahapan Seleksi Induk Pengembangbiakan Ikan

Outbreeding/Hibridisasi/ Crossbreeding

Outbreeding adalah perkawinan antara individu-individu yang tidak sekerabat (berbeda induknya), masih dalam satu varietas atau beda varietas. Outbreeding ini akan menghasilkan heterozigositas yang akan menguatkan individu-individunya terhadap perubahan lingkungan yang biasa disebut juga mempunyai fitnes yang tinggi. Fitnes yaitu kemampuan relative pada organisma untuk bertahan hidup dan pemindahan gen untuk generasi berikutnya. Individu yang mempunyai heterosigositas yang tinggi maka akan mempunyai fitness yang tinggi pula. Oleh karena itu untuk memperoleh induk ikan yang mempunyai kemampuan hidup yang tinggi sebaiknya dalam proses budidaya harus dilakukan perkawinan yang terseleksi.


Sedangkan crossbreeding atau hibridisasi merupakan program persilangan yang dapat diaplikasikan pada ikan, udang, kerang-kerangan maupun rumput laut. Hasil dari program ini dapat menghasilkan individu-individu yang unggul, kadang-kadang ada juga yang steril dan dapat menghasilkan strain baru (Rustidja, 2005). Hibridisasi akan mudah dilakukan apabila dapat dilakukan reproduksi buatan seperti halnya ikan mas dan ikan nila, dimana dapat dilakukan striping telur dan sperma. Selain itu ada defenisi lain dari hibridisasi yang sebenarnya tidak jauh berbeda. Hibridisasi adalah perkawinan antara spesies yang berbeda. Hibridisasi atau persilangan merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kombinasi antara populasi yang berbeda untuk menghasilkan keturunan yang memiliki sifat unggul. Berdasarkan hal tersebut para ahli genetika perikanan membagai hibridisasi ke dalam dua macam yaitu :

1.    Interspecifik hibridisasi yaitu perkawinan antara spesies yang berbeda.

Intraspecipik hibridisasi yaitu perkawinan dalam satu species
Hasil dari beberapa jenis ikan yang dilakukan persilangan biasanya paling mudah memperhatikan karakter fenotipe kualitatif misalnya :

1.    Warna tubuh, dimana dapat dilakukan persilangan antara ikan yang mempunyai warna antara lain :

x Ikan warna tubuh Albino disilangkan dengan ikan berpigmen normal

x
Ikan

berwarna

kuning/merah/putih


disilangkan
dengan
ikan

berwarna hijau/biru/abu-abu
x
Ikan
berwarna
bintik

disilangkan
dengan
ikan

tanpa bintik


2.    Tipe sirip pada ikan dapat dilakukan persilangan antara ikan yang mempunyai sirip antara lain:
x                                  Ikan bersirip kumpay disilangkan dengan ikan bersirip normal

x                                  Ikan bersirip kumpay disilangkan dengan ikan yang ekornya membundar

3.    Pola sisik pada ikan dapat dilakukan persilangan antara ikan yang mempunyai sisik antara lain:

x Ikanbersisik bergaris disilangkan dengan ikan yang tidak mempunyai sisik

x      Ikan bersisik menyebar/kaca disilangkan dengan ikan yang bersisik penuh

4.    Bentuk tubuh ikan

Dalam kegiatan hibridisasi ini biasanya akan dihasilkan individu baru pada ikan konsumsi yang sudah dilakukan misalnya melakukan


persilangan antara ikan nila hitam dengan ikan nila putih akan dihasilkan ikan nila yang berwarna tubuh ikan merah. Pada umumnya jenis -jenis ikan hias yang dihasilkan oleh para pembudidaya ikan banyak yang diperoleh dari hasil persilangan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam produksi benih ikan hias baru-baru ini dari suatu populasi yakni persilangan antar varitas atau strain (hibridisasi intervaritas) yang memiliki tampilan morfologi dari spesies yang sama. Hibridsasi intervaritas adalah mempersilangkan antara induk jantan dan induk betina yang berasal dari spesies yang sama namun minimal memiliki dua karakter fenotipe tampilan morfologi yang berbeda (Kirpichnikov, 1981). Disamping itu, karakter lain dari hasil persilangan antara varitas adalah fertile yakni dari masing-masing jenis kelamin masih tetap mampu untuk menghasilkan keturunan walaupun peluang dari benih keturunan tersebut cenderung memiliki karakter fenotipe tampilan morfologi yang bervariasi.

Hibridisasi merupakan persilangan antara varitas atau spesies yang

secara morfologis memiliki perbedaan. Kirpichnikov (1981), menyatakan bahwa perbedaan yang paling menonjol yang digunakan dalam hibridisasi intervaritas adalah perbedaan warna, bentuk, ukuran dan kelengkapan biologis lain yang melekat pada organ tubuh. Perolehan ikan hybrid sangat bergantung pada karakter dari induk. Waynorovich dan Horvarth (1980) menyatakan bahwa ikan hasil hibridisasi interspesies adalah steril. Disamping itu rata-rata ukuran
morfometrik dan meristik dari ikan hibrid kebanyakan berada pada pertengahan (intermediate) diantara nilai rata-rata morfometerik dan meristik induk.

Hibridisasi merupakan metode yang digunakan dalam upaya memperoleh ikan keturunan baru. Matsui (1935) menyatakan bahwa banyaknya varitas pada ikan maskoki merupakan akibat dari perkawinan antara mutan dengan induk asal atau antara mutan dengan mutan dari induk yang sama sehingga secara morfologi terdapat varitas ikan maskoki baru. Hibridisasi didasarkan

pada perbedaan tampilan morfometrik dan meristik. Metode paling banyak dilakukan oleh petani ikan maskoki adalah hibridisasi karena disamping memiliki varitas yang banyak, pada ikan keturunan sering diperoleh warna, bentuk dan ukuran tubuh yang berbeda sehingga jumlah varitas akan lebih banyak. Kirpichnikov (1981) menyatakan bahwa hasil perlakuan hibridisasi tidak hanya dilihat dari tampilan morfologi namun harus dilakukan pula pengukuran morfometrik dan meristik karena data yang diperoleh merupakan refleksi dari kekuatan penurunan karakter dari sumber gamet disamping kondisi lingkungan terjadi pada saat pembelahan sel mulai bekerja.

Beberapa spesies ikan air tawar yang sering digunakan dalam kegiatan persilangan adalah spesies-spesies ikan yang memiliki varitas yang banyak dan memiliki karakter morfologi yang dapat dibedakan secara jelas seperti populasi spesies ikan hias yang terdiri dari spesies


ekor pedang (Xyphophorus maculatus ), ikan guppi (Poecilia reticulata) dan ikan maskoki (Carassius auratus). Sementara pada spesies ikan konsumsi, adalah ikan mas (Cyprinus carpio), ikan nila (Oreochromis niloticus) dan spesies ikan konsumsi lain karena disamping memiliki berbagai varitas juga keturunan hibrid telah mampu untuk dibudidayakan.

Pengertian tentang persilangan ikan ini ada berbagai pendapat misalnya crossbreeding merupakan persilangan juga tetapi bukan persilangan seperti hibridisasi, melainkan persilangan balik. Jenis ikan konsumsi yang merupakan hasil persilangan balik adalah lele sangkuriang yang telah direlease oleh Menteri Perikanan dan Kelautan pada tahun 2004. Jenis ikan ini merupakan hasil persilangan balik antara ikan lele generasi ke dua dengan ikan lele generasi ke enam yang telah dibuat oleh Balai Besar Pengembangan Budidaa Air Tawar, Sukabumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar