Selective
breeding
Selective breeding adalah
suatu program breeding yang mencoba
untuk memperbaiki nilai pemuliabiakan (breeding
value) dari suatu populasi dengan melakukan seleksi dan perkawinan hanya pada
ikan-ikan yang terbaik. Hasil yang akan diperoleh adalah induk yang terseleksi yang mempunyai karakteristik lebih baik dari populasi sebelumnya. Selective breeding
menurut Tave (1995) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Seleksi individu/massa
2. Seleksi famili
Pada saat akan membudidayakan
ikan setiap pembudidaya harus sudah memahamii karakter fenotipe setiap individu
ikan yang akan dibudidayakan
dengan memperhatikan ciri- ciri morfologinya. Ciri-ciri morfologi setiap ikan
budidaya yang harus diamati adalah karakter morfometrik dan karakter meristik.
Karakter morfometrik adalah bentuk tubuh dari setiap ikan budidaya seperti
panjang total tubuh, panjang standar, panjang kepala, tinggi badan dan
lain-lain, sedangkan karakter meristik yang dapat diukur antara lain adalah
jumlah sisik pada linea lateralis, jumlah jari-jari sirip punggung, jumlah
jari-jari lemah sirip dada, jumlah jari-jari lemah sirip perut, jumlah jari-
jari sirip dubur, jumlah tapis insang pada lengkung insang bagian luar (gill
racker), jumlah vertebrae dan jumlah tulang rusuk. Dengan memahami
karakter-karakter yang harus dipunyai oleh induk ikan yang unggul berdasarkan
karakteristik setiap jenis ikan.
Menurut Tave (1995)
perbandingan strategi keuntungan serta kerugian dari seleksi individu (A),
seleksi within family (B) dan seleksi between family (C) dapat dilihat pada
Tabel
Dalam tabel tersebut ada
huruf h2, huruf ini berarti
heritabilitas. Heritabilitas dapat dilakukan pengukuran yang bertujuan untuk
mengetahui besarnya keragaman fenotipe yang diakibatkan oleh aksi genotipe atau
menggambarkan tentang persentase keragaman fenotipe yang diwariskan dari induk kepada
keturunannya. Nilai heritabilitas dinotasikan dengan angka, yang berkisar
antara 0 – 1.
Nilai heritabilitas satu berarti karakter yang diwariskan kepada keturunannya seluruhnya
diakibatkan oleh keragaman genetik tidak ada
pengaruh lingkungan. Nilai heritabilitas nol
berarti karakter yang diwariskan kepada keturunannya
seluruhnya diakibatkan oleh
keragaman lingkungan tidak ada pengaruh genetik. Nilai heritabilitas ini dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu rendah mempunyai nilai antara 0–0,1, medium
mempunyai nilai antara 0,1–0,3 dan tinggi mempunyai nilai antara 0,3 – 1,0.
Tabel Perbandingan
strategi, keuntungan dan kerugian dari seleksi individu (A), seleksi within
family (B) dan seleksi between family (C) (Tave, 1985)
Tipe
|
|
Strategi
|
|
Keuntungan
|
|
|
|
|
|
Kerugian
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
A
|
Memilih
|
individu
|
yang
|
terbaik,
|
Terbaik ketika
h2 0,25,murah,
dapat
|
Tidak
efektif ketika h2 0,15,
sehingga
|
||||||||||
|
hubungan
famili tidak penting
|
dilakukan
dengan sedikit kolam, relative
|
sangat sukar
untuk memilih ikan
yang
|
|||||||||||||
|
|
|
|
|
mudah
untuk menggunakan 2-3 fenotipe,
|
terbaik,
|
asynchronous
|
spawning
|
dan
|
|||||||
|
|
|
|
|
seluruh ikan
yang besar terseleksi,
|
menyebabkan
masalah.
|
|
|
||||||||
|
|
|
|
|
mudah
untuk menahan populasi breeding,
|
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
|
data
yang dibutuhkan sedikit jumlah data
|
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
|
yang
dikumpulkan sedikit
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
B
|
Memilih
|
individu
|
yang
|
terbaik
|
Terbaik ketika
|
h2
|
|
0,15
|
dan
|
Moderatly
|
expensive,
|
membutuhkan
|
||||
|
dari
setiap famili
|
|
|
mempengaruhi
|
Ve
|
famili
|
|
daripada
|
banyak
|
|
kolam,
|
sukar
|
untuk
|
|||
|
|
|
|
|
individu, dapat
|
digunakan
|
dengan
|
menggabungkan
2-3 fenotipe, ikan kecil
|
||||||||
|
|
|
|
|
asynchronous
|
spawning, mudah
|
untuk
|
dapat
menjadi induk ikan yang terpilih,
|
||||||||
|
|
|
|
|
memelihara
|
populasi
|
breeding
|
yang
|
membutuhkan
banyak data dan banyak
|
|||||||
|
|
|
|
|
besar, sedikit
mahal daripada between
|
data
yang harus dikumpulkan.
|
|
|||||||||
|
|
|
|
|
famili.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
Memilih
|
famili
|
yang
|
terbaik
|
Terbaik ketika
|
h2
|
|
0,15
|
dan
|
Sangat
|
mahal, membutuhkan
banyak
|
|||||
|
berdasarkan nilai
rata-rata
|
mempengaruhi
|
Ve
|
individu
|
daripada
|
kolam,
sukar untuk menggabungkan 2-3
|
||||||||||
|
famili,
|
nilai individual
|
tidak
|
famili, dapat
dipergunakan ketika ikan
|
fenotipe,
ikan kecil dapat menjadi induk
|
|||||||||||
|
dipertimbangkan
|
|
|
harus
dimatikan
|
|
|
|
|
|
terpilih
|
dapat mengakibatkan terjadinya
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
inbreeding,
|
membutuhkan banyak
|
data
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
dan banyak data yang dikumpulkan.
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
tergantung pada musim
pemijahan, misalnya ikan patin, ikan bawal. Sedangkan asynchronous spawning
adalah kelompok ikan yang dapat memijah berkali-kali dan tidak tergantung pada
musim pemijahan karena proses perkembangan oositnya selalu ada, contoh jenis
ikan kelompok ini adalah ikan nila.
Program selective breeding di lakukan untuk
memperbaiki karakter fenotipe terutama laju ertumbuhan. Laju pertumbuhan yang
tinggi pada populasi ikan budidaya akan meningkatkan produksi ikan yang dibudidayakan dan biasanya
berkaitan dengan peningkatan dalam produksi pakan bila ikan yang dibudidayakan
mengkonsumsi pakan buatan. Dengan produktivitas yang tinggi dalam budidaya ikan
maka pendapatan para pembudidaya ikan akan meningkat. Dengan melakukan seleksi
ikan berdasarkan selective breeding ini akan diperoleh individu ikan yang mempunyai karakter fenotipe
terbaik sehingga dapat meningkatkan laju pertumbuhan pada saat dibudidayakan.
Prosedur yang harus
dilakukan bagi para pembudidaya yang akan melakukan seleksi individu dengan
strategi memilih individu yang terbaik dalam suatu populasi adalah sebagai
berikut :
1. Dalam suatu usaha budidaya ikan jika akan
melakukan program seleksi individu minimal harus mempunyai 25 pasang induk
yaitu 25 ekor induk jantan dan 25 ekor induk betina.
2. Melakukan pemijahan ikan
dan mengamati pertumbuhan ikan dari setiap pasangan. Misalnyadari pemijahan satu pasang
induk ikan diperoleh benih ikan sebanyak 200 – 300 ekor, maka harus selalu dilakukan pemantauan pertumbuhan
benih ikan tersebut.
3. Membuat kurva pertumbuhan dari data pertumbuhan
benih ikan dan lakukan pemanenan pada individu yang terbaik sebanyak 5–10% dari
ukuran populasi yang tertinggi nilai pertumbuhannya.
4. Benih ikan yang terpilih pada tahap ketiga
tersebut dipelihara secara terpisah sebagai calon induk yang akan digunakan
untuk proses pemijahan selanjutnya. Menurut Tave (1995) dalam program seleksi
individu akan diperoleh induk yang unggul dengan melakukan perkawinan pada
populasi terpilih sebanyak empat generasi.
5. Dari calon induk yang
dipelihara pada tahap keempat akan diperoleh induk ikan yang dapat
digunakan untuk proses
pemijahan selanjutnya , dan akan diperoleh larva dan benih ikan. Kemudian
proses selanjutnya dilakukan pemeliharaan sampai diperoleh kurva pertumbuhan
dan lakukan pemilihan dari populasi individu sebanyak 5 – 10% dari populasi
yang terbaik yang mempunyai ukuran tertinggi. Lakukan kegiatan tersebut sampai
empat generasi dan akan diperoleh calon induk yang telah terseleksi secara
individu
Berikut ini adalah contoh
seleksi calon induk pada ikan nila meliputi beberapa kriteria yaitu :
x Tingkat pertumbuhan ikan, calon Induk mempunyai tingkat pertumbuhan yang paling
cepat diantara kelompok ikan.
x Warna ikan nila yang masih
mempunyai tingkat kemurnian yang baik dapat di identifikasi dengan adanya warna
garis hitam tegas dan jelas terletak secara horisontal di bagian tubuh ikan.
x Bentuk badan melebar, mata
relatif besar, dan sisik teratur.
x Konversi pakannya baik,
yang dapat di identifikasikan dengan pertumbuhan bobot badan ! 70 % dari jumlah
pakan yang diberikan 3 - 5 % perhari dari bobot ikan.
x Waktu
matang gonad induk
berumur 7 - 8 bulan, dengan
berat badan rata-rata 300 gram per ekor untuk jantan dan 250 - 300 gram per
ekor untuk betina.
x Produktifitas dalam
menghasilkan telur cukup tinggi (induk dengan panjang badan 6 cm dapat
menghasilkan 200 telur, sedang induk yang panjang badannya 20 cm menghasilkan
1500 butir telur).
Prosedur yang dapat
dilakukan oleh para pembudidaya ikan yang akan melakukan seleksi famili adalah
sebagai berikut :
1. Menyiapkan ikan yang akan
dipijahkan dari beberapa famili yang dimiliki, minimal jumlah famili yang harus
dikumpulkan adalah 30 famili. Pada ikan nila
dimana pemijahan dapat
dilakukan dengan perbandingan jantan dan betina adalah 1 : 4 maka dalam
perkawinan 8 jantan akan diperoleh famili sebanyak 32 yaitu 1 jantan dapat
membuahi 4 betina sehingga satu jantan dapat membuat famili halfsib dan full
sib sebanyak 32 famili fullsib dan 8 famili haflsib karena dari satu jantan
akan dihasilkan empat keluarga fullsib maka 8 jantan akan ada 32 famili fullsib
atau 8 famili halfsib.
2. Melakukan pemijahan untuk ke 32 famili tersebut
dan lakukan pengamatan intensif dan cermat setiap hari untuk mengamati
pasangan-pasangan ikan yang sudah memijah.
3. Melakukan pemeliharaan larva ikan pada setiap
famili pada hapa
yangterpisahdengan
memberikan pakan dan
pengelolaan kualitas air sesuai prosedur.
4. Melakukan pemeliharaan benih ikan pada setiap
famili pada waring yang terpisah, hitung jumlah benih yang dihasilkan dari
setiap famili. Pada ikan nila misalnya satu ekor induk betina menghasilkan 2000
– 3000 ekor. Pendederan dilakukan pada padat penbaran yang rendah untuk setiap
famili pada kolam pendederan minimal 2 bulan.
5. Menghitung jumlah ikan yang
diperoleh dari hasil pendederan dan lakukan pengukuran berat dan panjang
tubuhnya sebanyak 30% dari jumlah populasi setiap famili,misalnya dalam satu
famili ada 2000 ekor maka jumlah sampel yang dihitung adalah 600 ekor.
6. Melakukan pemilhan ukuran
dari seluruh populasi dan ambil individu dari setiap famili yang mempunyai
pertumbuhan yang terbaik, kurang lebih 8 minggu Kemudian
tentukan 50% dari populasi yang
terbaik pertumbuhannya untuk dipelihara lebih lanjut menjadi calon induk dan
sisanya dijual.
7. Melakukan pemeliharaan pada
kolam pembesaran ikan sampai ikan-ikan pada setiap famili berukuran induk dan
lakukan pengukuran satu persatu pada setiap famili dan pilih sebanyak 20-30
ekor betina terbesar dan jantan terbesar sebanyak 10-20 ekor dari setiap
famili.
8 Sisanya dibuang atau dijual sebagai ikan ukuran besar dan induk yang
terpilih dapat dilakukan untuk seleksi induk selanjutnya dengan melakukan pemijahan
massal. Pada beberapa spesies ikan sangat berbeda untuk diperoleh induk
unggulnya. Pada jenis ikan nila wanayasa dapat diperoleh induk yang terseleksi
secara famili dengan melakukan pemijahan ikan yang terpilih pada generasi ke
tiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar