Kamis, 30 Juni 2016

Pemberdayaan sebagai Proses Sosial

Pemberdayaan sebagai Proses Sosial Telah kita ketahui bersama bahwa kekurangmampuan adalah masalah sosial, dan bertolak belakangan dengan masalah perseorangan yakni kekurangan uang tunai atau hal-hal lain. Kita harus membedakan tingkat sosial dan tingkat individu, dalam analisa, observasi, dan dalam intervensi kita. Kelompok masyarakat adalah organisasi sosial, dan bukan seorang individu. Bahkan jauh melebihi koleksi individu. Ini adalah suatu kesatuan yang melebihi individu-individu yang menyusunnya pada waktu tertentu. Mudah utuk melihat dan berinteraksi dengan seorang individu. Sebaliknya, sebuah “kelompok masyarakat,” adalah model ilmiah, seperti atom atau tata surya, yang dapat dilihat kebanyakan hanya sebagian saja, tapi tidak secara keseluruhan. Sebuah kelompok masyarakat tidak bertingkah laku seperti seorang individu. Terkadang kita menganggap dan membicarakan suatu kelompok masyakat seperti seorang individu, tetapi ia lebih seperti bagian kecil sosial daripada seorang individu manusia. Kita dapat membuat individu-individu menjadi lebih kuat (secara fisik dan psikologis) dan kita bisa membuat kelompok masyarakat menjadi lebih kuat (kemampuan, kekayaan, kekuasaan); namun semua ini tidak sama. 

Dalam pekerjaan penyuluh sebagai penggerak, kita harus berhati-hati untuk menghindari prediksi dan asumsi tentang kelompok masyarakat seakan-akan mereka adalah individu, pemikiran, manusia. Memang mudah, tapi salah jika kita berpikir seperti itu. Sementara kita sebagai penyuluh, dapat melihat para individu, dapat bekerja dengan para individu, sasaran kita kitalah kelompok masyarakat, sebuah organisasi sosial, yang tidak dapat kita lihat dalam totalitasnya, dan dengannya kita harus bekerja secara langsung dan tidak langsung. Oleh karena itu, untuk menjadi berhasil dalam memberdayakan kelompok masyarakat, kita perlu mengerti dasar dari organisasi sosial, tingkat sosial, dan masyarakat. Juga penting bagi kita untuk mengetahui tentang hubungan antara individu, atau para individu, dan kelompok masyarakat, dan masyarakat. Namun perlu diingat bahwa sosiologi tidak bisa sangat tepat dan sangat prediktif seperti, contohnya ilmu kimia atau astronomi, karena faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sosial terlalu banyak. 

Hal ini juga semakin susah karena sebagai organisasi sosial, seperti kelompok masyarakat atau organisasi non-profit, adalah suatu susunan, sebuah model, yang tidak dapat kita lihat secara langsung. Bagaimanapun juga, kita sebagai penyuluh perlu untuk belajar lebih banyak tentang pkitangan sosial, dan untuk mengembangkan bakat-bakat dalam mengerti elemen-elemen sosial yang dibuka oleh indikator-indikator yang dapat dilihat, termasuk tingkah laku para individu, statistik sosial dan ekonomi, kejadian-kejadian tertentu, dan data demografis. Untuk membantu kita melakukannya, ada dua modul yang mengidentifikasi enam belas elemen dari pemberdayaan. Ada yang terfokus terutama pada pengembangan kemampuan sebuah organisasi dan yang lain terfokus terutama pada mengukur meningkatnya (atau menurunnya) kemampuan sebuah kelompok masyarakat. Keenambelas elemen tersebut, yang kebanyakan tidak dapat dilihat kecuali melalui karakteristik daripada para individu, akan membantu kita untuk secara berhati-hati dan dengan mendetail melihat proses pemberdayaan sebagai sebuah proses sosial. 

Memberdayakan sebuah komunitas kelompok masyarakat bukanlah sesuatu yang biasa kita lakukan kepada kelompok masyarakat. Karena proses pemberdayaan, atau pengembangan kemampuan, adalah proses sosial, hal itu adaah sesuatu yang harus dialami oleh kelompok masyarakat itu sendiri. Bahkan para anggota kelompok masyarakat, sebagai individu, tidak bisa mengembangkan kelompok masyarakat mereka, ini adalah proses pertumbuhan daripada kelompok masyarakat secara kesatuan, secara internal, sebagai suatu organisme (organisme besar atau organisme sosial). Mencoba untuk memaksa pertumbuhan dan perubahan social disebut teknik sosial dan memiliki efek-efeknya, tapi biasanya efek-efeknya jauh dari apa yang kita inginkan. Penyuluh perlu menstimulasi kelompok masyarakat untuk mengambil tindakan. Dengan mengerjakan kegiatan, kelompok masyarakat akan menjadi lebih berdaya, mengembangkan kemampuan yang lebih. Tindakan yang diambil penyuluh adalah kunjungan dan pelatihan untuk komunitas kelompok masyarakat agar menjadi lebih kuat. Kita sudah mengetahui sebelumnya bahwa seseorang harus berjuang untuk menjadi lebih kuat.

Metode dasar dari seorang penyuluh sebagai penggerak kelompok masyarakat pertama-tama adalah untuk menentukan apa yang diinginkan oleh suatu kelompok masyarakat sebagai suatu kesatuan, lalu memandunya dalam berjuang untuk mencapainya. Pihak luar tidak bisa memutuskan apa yang kelompok masyarakat inginkan. Para anggota kelompok masyarakat harus menyetujui apa yang mereka semua sangat inginkan. Itu adalah alasan pertama dari beberapa alasan mengapa mereka perlu ikut serta dalam pengambilan keputusan; bahwa partisipasi diperlukan terlebih dahulu untuk menentukan apa yang paling mereka inginkan. Gagas pendapat adalah salah satu dari beberapa teknik yang harus dikuasai penyuluh untuk menguraikan prioritas mereka. Jika dilakukan dengan benar, ini adalah proses yang menentukan pilihan bersama, bukan pilihan dari sebagian orang, atau faksi dominan. Selanjutnya adalah keputusan strategi, atau jalur mana yang akan diikuti agar mencapai tujuan yang diutamakan. 

Selain itu, ada cara-cara yang berbeda untuk memilih sebuah strategi, tapi semakin ia menunjukkan kemauan kelompok masyarakat secara kesatuan, semakin berlaku cara itu. Partisipasi anggota kelompok sangat penting untuk keberhasilan. Kegiatan apapun itu, harus ada masukan dan hasil produksi. Masukan adalah bahan-bahan yang diasup ke dalam kegiatan. Hasil produksi atau output adalah sebuah sasaran jika direalisasikan. 

Sementara beberapa masukan atau input bisa datang dari para donor dari luar, termasuk pemerintah, tapi kelompok masyarakat sendiri, para anggotanya juga harus memberikan pengorbanan. Sama halnya dengan keikutsertaan dalam pengambilan keputusan, penyuluh perlu menganjurkan agar mereka juga memberikan kontribusi berupa bahan sebagai masukan. Monitoring juga merupakan elemen penting dari sebuah kegiatank, tapi terkadang terlewati. Kelompok masyarakat juga harus ikut serta dalam mengawasi kegiatan tersebut. Para anggota tidak diperbolehkan meninggalkannya hanya kepada pihak luar dan pelaksana untuk melihat apakah kegiatan berjalan sesuai rencana. Dalam proses melaksanakan kegiatan, para anggota kelompok masyarakat dapat mengidentifikasi kemampuan-kemampuan mereka yang kurang. Ini bisa mencakup bidang akuntansi, peliputan atau teknis. Jika penyuluh bisa membantu mereka mendapatkan pelatihan kemampuan-kemampuan itu, maka dapat sekalian mengajari anggota untuk aktif keikutsertaannya dalam pelatihan tersebut. 

Sesuai kutipan bahwa “Cara terbaik orang untuk belajar adalah dengan “melakukan” daripada mendengarkan pengajaran atau menyimak presentasi”. Bagimana dengan penyuluh? Penyuluh bisa berkontribusi pada satu atau beberapa komunitas kelompok masyarakat untuk menjadi lebih kuat. Juga, dengan membina dan mengajarkan metode-metode dan teknik-teknik usaha kegiatan kelompok kepada mereka, penyuluh dapat berkontribusi secara tidak langsung kepada kelompok masyarakat lainnya untuk menjadi lebih kuat. Secara tidak langsung mungkin juga bisa mempengaruhi peraturan-peraturan legislatif dan pemerintahan lokal dengan cara berkontribusi kepada lingkungan dan kelompok-kelompok masyarakat yang kuat dan mandiri. Sementara semakin banyak komunitas kelompok masyarakat menjadi lebih kuat, negara pun akan mendapatkan keuntungan.(NDK107). Sumber: Bartle, P, PhD. 2007. Community Empowerment Collective Module. Diterjemahkan oleh Bessie Utomo Lucas. (http://cec.vcn.bc.ca)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar