Perlukah Penyuluh Memberdayakan Komunitas?
Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang
mendapat awalan ber- yang menjadi kata “berdaya” artinya memiliki atau
mempunyai daya. Daya artinya kekuatan, Berdaya artinya memiliki kekuatan.
Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai daya atau
mempunyai kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan
dari empowerment dalam bahasa inggris.
Dalam konteks pembangunan, istilah
pemberdayaan pada dasarnya bukanlah istilah baru melainkan sudah sering
dilontarkan semenjak adanya kesadaran bahwa faktor manusia memegang peranan
penting dalam pembangunan. Pemberdayaan juga memiliki makna “membebaskan
seseorang dari kendali yang kaku, dan memberi orang kebebasan untuk bertanggung
jawab terhadap ide-idenya, keputusan-keputusannya dan tindakan-tidakannya.”
Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan
adalah bahwa komunitas dalam masyarakat tidak dijadikan objek dari berbagai proyek
pembangunan, tetapi merupakan subjek dari upaya pembangunannya sendiri.
Berdasarkan konsep demikian, maka pemberdayaan komunitas dalam masyarakat harus
mengikuti pendekatan sebagai berikut;
- Upaya itu harus terarah. Ini yang secara populer disebut pemihakan. Upaya ini ditujukan langsung kepada yang memerlukan, dengan program yang dirancang untuk mengatasi masalahnya dan sesuai kebutuhannya.
- Program ini harus langsung mengikutsertakan atau bahkan dilaksanakan oleh masyarakat yang menjadi sasaran. Mengikutsertakan masyarakat yang akan dibantu mempunyai beberapa tujuan, yakni agar bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan kehendakdan mengenali kemampuan serta kebutuhan mereka. Selain itu, sekaligus meningkatkan kemampuan masyarakat dengan pengalaman dalam merancang, melaksanakan, mengelola, dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan ekonominya.
- Ketiga, menggunakan pendekatan kelompok, karena secara sendiri-sendiri masyarakat kurang mampu sulit dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Juga lingkup bantuan menjadi terlalu luas jika penanganannya dilakukan secara individu. Pendekatan kelompok ini paling efektif dan dilihat dari penggunaan sumberdaya juga lebih efisien.
Komunitas juga memiliki banyak pengertian
diantaranya yakni sebuah kelompok yang terdiri dari orang-orang yang tinggal di
sebuah area. Bahkan ada pula yang mengatakan komunitas itu merupakan sekelompok
orang yang memiliki ciri etnis atau budaya atau karakteristik agama yang sama
atau kelompok dari suatu bangsa yang memiliki minat, tujuan dan profesi yang
sama.
Penyuluh sebagai salah satu penggerak
komunitas di masyarakat perlu menitikberatkan metode-metode dan teknik-teknik
daripada teori atau ideologi. Namun, untuk menggunakan metode-metode ini secara
efektif, kita harus sadar akan alasan-alasan yang ada dibelakangnya, prinsip
apa yang teraplikasi, dan apa saja pengaruhnya dalam jangka panjang. Yang
penting adalah, kita harus sering meneliti motif-motif kita dan kegunaan dari yang
kita lakukan. Kita harus menggunakan pendekatan yang terlihat memberdayakan,
daripada pendekatan-pendekatan yang menyebabkan ketergantungan.
Saat kita mengatakan kita ingin memberdayakan
sebuah komunitas di masyarakat, yang kita maksud adalah kita ingin
mendemokratisasinya. Ini tidak berarti kita ingin mereka memiliki suara untuk
memiliki perwakilan mereka. Ini berarti kita ingin komunitas sebagai suatu
kesatuan (secara kolektif) untuk memiliki kekuasaan. Kita ingin menemukan
cara-cara agar komunitas memiliki lebih banyak kekuasaan, kekayaan dan
kemampuan. Jika kita ingin memberdayakan mereka, kita harus melakukannya dengan
cara yang membuat mereka bebas dari sumbangan kita, agar mereka dapat
mengandalkan diri sendiri. Agar mereka dapat mempertahakan perkembangan mereka
sendiri tanpa bantuan kita. Keinginan kita akan kekayaan dan kekuasaan adalah
normal dan alami. Kita tidak perlu merasa malu karenanya. Tetapi, kita harus
mengingat bahwa dalam keinginan kita untuk membantu orang kurang mampu dan tak
berkekuasaan, kita tidak melakukannya dengan cara-cara yang dalam jangka
panjang akan membuat mereka tetap kurang mampu dan tidak berkekuasaan dan
tergantung pada kita.
Terkadang kita menggunakan istilah
“pendekatan sumbangan” untuk menamai penghasilan ketergantungan metode-metode
pemberian bantuan. Sumbangan sendiri bukanlah hal buruk, jika berdasarkan
kebajikan, sebuah nilai yang kita dukung penuh. Namun, apa yang kita maksud
dengan “pendekatan sumbangan,” merupakan sebuah cara untuk membantu orang
kurang mampu dan tidak berkuasa yang tidak membantu mereka untuk mengandalkan
diri mereka sendiri. Pemberian-pemberian yang membuat penerima menjadi lebih
bergantung kepada pemberi, bukanlah benar-benar murah hati. Mereka
mempertahankan kekurang mampuan. Mereka mempertahankan posisi pemberi sebagai
pemberi. Jika anda memberikan sesuatu kepada seseorang atau kelompok yang
memerlukan, anda akan memenuhi kebutuhan mereka secara sementara. Anda bisa
yakin bahwa saat mereka kembali memerlukan, mereka akan kembali pada sumber
tempat mereka mendapatkan bantuan untuk pertama kalinya.
Jika kita ingin agar komunitas di masyarakat
tersebut mengandalkan diri mereka sendiri, pertama-tama kita harus yakin bahwa
mereka menginginkan sesuatu. Lalu kita harus menemukan cara agar mereka bekerja
atau berjuang untuk mendapatkannya, agar saat mereka memerlukannya lagi mereka
tidak datang meminta-minta. Jika mereka ingin mendapatkan sesuatu secara
gratis, mereka akan tahu bahwa hal itu senilai dengan setiap biaya yang mereka
keluarkan. Contohnya: “Seorang pelatih tidak melakukan push-up untuk sang
atlit, dan pelatih juga tidak berlatih melempar bola basket ke dalam ring untuk
pemain bola basket. Seseorang yang akan menjadi lebih kuat dan lebih
berkompeten harus melakukan sesuatu”.
Pendekatan pemberdayaan kepada komunitas atau
kelompok masyarakat adalah dimana kita pertama-pertama harus menentukan bahwa
kelompok masyarakat menginginkan sesuatu lalu menunjukkan kepada anggota
kelompok masyarakat lainnya bagaimana mendapatkannya. Proses dari mereka
mendapatkannya adalah latihan (perjuangan) yang dapat menguatkan mereka.
Jika tujuan dari mobilisasi kelompok
masyarakat adalah untuk meningkatkan kekuatan, kekayaan dan kemampuannya,
mengapa kita memilih untuk memobilisasi sebuah kelompok masyarakat, tertentu
tetapi tidak yang lain? Dunia ini bukanlah tempat yang adil. Ada
ketidaksetaraan. Ada perselisihan. Ada kekejaman terhadap umat manusia, oleh
manusia. Hidup tidak adil. Kita butuh tujuan dalam hidup. Mencoba memperbaiki
kesalahan-kesalahan di dunia ini; mencoba membantu kaum kurang mampu untuk
menjadi mandiri dan terlepas dari kekurang mampuan, adalah sebagian dari tujuan
tujuan itu. Hanya mencoba untuk memperkaya diri sendiri adalah tujuan utama
dari sebagian orang, tetapi itu adalah tujuan sangat dangkal dan tak berisi
(semakin kaya seseorang, semakin banyak yang mereka inginkan; tidak akan ada
kepuasan). Tidak ada bukti, ataupun harapan bahwa dunia akan menjadi lebih
adil, bahwa kekurangmampuan akan tersingkirkan. Melainkan, perselisihan demi
mengentaskan kekurangmampuan adalah tujuan yang berimbalan.
Maka kita dapat mencoba memobilisasi dan
memberdayakan sebuah kelompok masyarakat yang kaya atau cukup kaya, tapi itu
memiliki tujuan yang lebih kecil daripada mencoba untuk membantu sebuah
kelompok masyarakat untuk menjadi lebih kuat. Memilih untuk bekerja bersama
kelompok masyarakat yang kurang mampu bisa menjadi cara untuk meletakkan lebih
banyak tujuan dalam hidup ini. Memilih sebuah kelompok masyarakat hanya karena
itu tempat dimana kita lahir memang pantas, tapi kurang bertujuan.
Seluruh dunia mempunyai umat manusia
didalamnya. Kita semua berhubungan. Kita semua adalah satu keluarga umat
manusia. Orang yang berada jauh, didalam kelompok masyarakat yang terisolasi,
adalah saudara kita. Jika kita membantu mereka, kita mempunyai tujuan dalam
hidup. Jika kita membantu mereka, kita harus berkonsentrasi dalam membantu
mereka untuk menjadi mandiri dari sumbangan kita, mampu untuk membantu diri
mereka sendiri di kemudian hari. Jika kita mempunyai pilihan kelompok
masyarakat untuk mengaplikasikan kemampuan kita sebagai penyuluh, itu akan
lebih berarti (dan akan menimbulkan efek yang lebih hebat) untuk memilih
kelompok masyarakat dengan penghasilan terendah, yang memiliki lebih sedikit
kekuasaan dan kemampuan.
Sumber:
Bartle, P, PhD. 2007. Community Empowerment Collective
Module. Diterjemahkan oleh Bessie Utomo Lucas. (http://cec.vcn.bc.ca)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar