Tumbuhan Mangrove ini memiliki kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh tumbuhan lain. Karna tumbuhan ini dapat hidup pada daerah yang sangat extrim, seperti kondisi tanah yang tergenang, kadar garam yang tinggi, serta kondisi tanah yang kurang stabil. Dengan lingkungan seperti itu maka mangrove mengembangkan adaptasi seperti mekanisme metabolisme yang sangat aktif untuk mengeluarkan kadar garam dari dalam jaringan tubuh, Sistem akar nafas untuk mendapatkan Oksigen, Akar yang kuat untuk menahan hantaman gelombang pasang, dan lain sebagainya.
Ekosistem Mangrove
Hutan
mangrove adalah sebutan untuk sekelompok tumbuhan yang hidup di daerah
pasang surut pantai. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen,
atau juga hutan payau. Kita sering menyebut hutan di pinggir pantai
tersebut sebagai hutan bakau. Sebenarnya, hutan tersebut lebih tepat
dinamakan hutan mangrove. Istilah 'mangrove' digunakan sebagai pengganti
istilah bakau untuk menghindarkan kemungkinan salah pengertian dengan
hutan yang terdiri atas pohon bakau Rhizophora spp. Karena bukan hanya
pohon bakau yang tumbuh di sana. Selain bakau, terdapat banyak jenis
tumbuhan lain yang hidup di dalamnya.
Daerah penyebaran mangrove dan jenis mangrove di Indonesia.
Ciri-ciri terpenting dari Ekosistem hutan mangrove, terlepas dari habitatnya yang unik, adalah :
- memiliki jenis pohon yang relatif sedikit;
- memiliki akar tidak beraturan (pneumatofora) misalnya seperti jangkar melengkung dan menjulang pada bakau Rhizophora spp., serta akar yang mencuat vertikal seperti pensil pada pidada Sonneratia spp. dan pada api-api Avicennia spp.;
- memiliki biji (propagul) yang bersifat vivipar atau dapat berkecambah di pohonnya, khususnya pada Rhizophora;
- memiliki banyak lentisel pada bagian kulit pohon.
Sedangkan tempat hidup hutan mangrove merupakan habitat yang unik dan memiliki ciri-ciri khusus, diantaranya adalah :
- tanahnya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari atau hanya tergenang pada saat pasang pertama;
- tempat tersebut menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat;
- daerahnya terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat;
- airnya berkadar garam (bersalinitas) payau (2 - 22 o/oo) hingga asin.
- Ciri Fisik Mangrove
- Hutan mangrove mempunyai tajuk yang rata dan rapat serta memiliki jenis pohon yang selalu berdaun. Keadaan lingkungan di mana hutan mangrove tumbuh, mempunyai faktor-faktor yang ekstrim seperti salinitas air tanah dan tanahnya tergenang air terus menerus. Meskipun mangrove toleran terhadap tanah bergaram (halophytes), namun mangrove lebih bersifat facultative daripada bersifat obligative karena dapat tumbuh dengan baik di air tawar. Hal ini terlihat pada jenis Bruguiera sexangula, Bruguiera gymnorrhiza, dan Sonneratia caseolaris yang tumbuh, berbuah dan berkecambah di Kebun Raya Bogor dan hadirnya mangrove di sepanjang tepian sungai Kapuas, sampai ke pedalaman sejauh lebih 200 km, di Kalimantan Barat. Mangrove juga berbeda dari hutan darat, dalam hal ini jenis-jenis mangrove tertentu tumbuh menggerombol di tempat yang sangat luas. Disamping Rhizophora spp., jenis penyusun utama mangrove lainnya dapat tumbuh secara "coppice”. Asosiasi hutan mangrove selain terdiri dari sejumlah jenis yang toleran terhadap air asin dan lingkungan lumpur, bahkan juga dapat berasosiasi dengan hutan air payau di bagian hulunya yang hampir seluruhnya terdiri atas tegakan nipah Nypa fruticans.
Type Vegetasi
Secara Umum mangrove terbagi menjadi 4 zona, yaitu
- Zona Mangrove terbuka : Mangrove yang berada didaerah yang beradapan dengan laut.
- Zona Mangrove Menengah : Zona ini berada di belakan zona mangrove terbuka.
- Zona Mangrove Payau :pa Mangrove yang berada didaerah sungai yang berair payau hingga hampir mendekati air tawar.
- Zona Mangrove Daratan : MAngrove yang berada di perairan panyau atau hampir tawar dibelakang jalur hijau mangrove yang sebenarnya.
Manfaat MagroveSecara Fisik - Penahan abrasi pantai.
- Penahan intrusi (peresapan) air laut.
- Penahan angin.
- Menurunkan kandungan gas karbon dioksida (CO2) di udara, dan bahan-bahan pencemar di perairan rawa pantai.
Secara Biologi
- Tempat hidup (berlindung, mencari makan, pemijahan dan asuhan) biota laut seperti ikan dan udang).
- Sumber bahan organik sebagai sumber pakan konsumen pertama (pakan cacing, kepiting dan golongan kerang/keong), yang selanjutnya menjadi sumber makanan bagi konsumen di atasnya dalam siklus rantai makanan dalam suatu ekosistem.
- Tempat hidup berbagai satwa liar, seperti monyet, buaya muara, biawak dan burung.
Secara Sosial Ekonomi
- Tempat kegiatan wisata alam (rekreasi, pendidikan dan penelitian).
- Penghasil kayu untuk kayu bangunan, kayu bakar, arang dan bahan baku kertas, serta daun nipah untuk pembuatan atap rumah.
- Penghasil tannin untuk pembuatan tinta, plastik, lem, pengawet net dan penyamakan kulit.
- Penghasil bahan pangan (ikan/udang/kepiting, dan gula nira nipah), dan obat-obatan (daun Bruguiera sexangula untuk obat penghambat tumor, Ceriops tagal dan Xylocarpus mollucensis untuk obat sakit gigi, dan lain-lain).
- Tempat sumber mata pencaharian masyarakat nelayan tangkap dan petambak., dan pengrajin atap dan gula nipah.
Daerah penyebaran mangrove dan jenis mangrove di Indonesia.
Vegetasi Mangrove di Indonesia
Berikut
adalah vegetasi mangrove yang ada di beberapa provinsi, yang termasuk
dalam wilayah kerja Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah I.
Vegetasi Mangrove Provinsi Banten
Terdapat 6 (enam) jenis mangrove sejati antara lain dari famili Avicenniaceae (Avicennia alba, Avicennia marina), Rhizophoraceae (Bruguiera gymnorrhyza, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata) dan Sonneratiaceae (Sonneratia alba).
Vegetasi Mangrove Provinsi DKI Jakarta
Vegetasi Mangrove Provinsi Jawa Tengah
Gambaran Mangrove di indonesia
Sehingga sangat disayangkan jika habitat mangrove di Indonesia mulai menurun. Adapun penyebab penurunan areal mangrove di Indonesia adalah :
Kondisi Mangrove Saat ini di Indonesia
No
|
Jenis
|
Famili
|
Komponen
|
1
|
Avicennia marina
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
2
|
Baringtonia asiatica
|
LECYTHIDACEAE
|
Asosiasi
|
3
|
Casuarina equisetifolia
|
-
|
-
|
4
|
Excoecaria agalocha
|
EUPHORBIACEAE
|
Minor
|
5
|
Pemphis acidula
|
LYTRHACEAE
|
Minor
|
6
|
Rhizophora mucronata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
7
|
Rhizophora stylosa
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
8
|
Sonneratia alba
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
9
|
Sonneratia caseolaris
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
10
|
Thespesia populnea
|
MALVACEAE
|
Minor
|
11
|
Xylocarpus granatum
|
MELIACEAE
|
Minor
|
Vegetasi Mangrove Provinsi Gorontalo
Jenis mangrove yang ditemukan antara lain dari famili Rhizophoraceae (Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Ceriops tagal, Bruguiera gymnorrhyza), Avicenniaceae (Avicennia marina, Avicennia lanata), Sonneratiaceae (Sonneratia alba), Palmae (Nypa fruticans), Malvaceae (Thespesia populnea) dan Aizoaceae (Sesuvium portuculastrum)
Vegetasi Mangrove Provinsi Papua Barat
No
|
Jenis
|
Famili
|
Komponen
|
1
|
Acanthus illicifolius
|
ACHANTACEAE
|
Asosiasi
|
2
|
Acrostichum aureum
|
PTERIDACEAE
|
Minor
|
3
|
Aegiceras corniculatum
|
MYRSINACEAE
|
Minor
|
4
|
Avicennia alba
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
5
|
Avicennia lanata
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
6
|
Avicennia marina
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
7
|
Avicennia officinalis
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
8
|
Bruguiera cylindrica
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
9
|
Bruguiera gymnorrhyza
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
10
|
Bruguiera parviflora
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
11
|
Bruguiera sexangula
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
12
|
Ceriops decandra
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
13
|
Ceriops tagal
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
14
|
Heritiera littolaris
|
STERCULIACEAE
|
Minor
|
15
|
Lumnitzera littorea
|
COMBRETACEAE
|
Mayor
|
16
|
Lumnitzera racemosa
|
COMBRETACEAE
|
Mayor
|
17
|
Nypa fruticans
|
PALMAE
|
Mayor
|
18
|
Pandanus tectorius
|
PANDANACEAE
|
Asosiasi
|
19
|
Rhizophora apiculata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
20
|
Rhizophora lamarckii
|
RHIZOPHORACEAE
|
Minor
|
21
|
Rhizophora mucronata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
Vegetasi Mangrove Provinsi Papua Barat lanjutan
No
|
Jenis
|
Famili
|
Komponen
|
22
|
Rhizophora stylosa
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
23
|
Sonneratia alba
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
24
|
Sonneratia caseolaris
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
25
|
Terminalia catappa
|
COMBRETACEAE
|
Asosiasi
|
26
|
Xylocarpus granatum
|
MELIACEAE
|
Minor
|
27
|
Xylocarpus mollucensis
|
MELIACEAE
|
Minor
|
Vegetasi Mangrove Provinsi Jawa Tengah
No
|
Jenis
|
Famili
|
Komponen
|
1
|
Avicennia alba
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
2
|
Avicennia marina
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
3
|
Bruguiera cylindrica
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
4
|
Bruguiera gymnorrhyza
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
5
|
Bruguiera sexangula
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
6
|
Ceriops decandra
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
7
|
Ceriops tagal
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
8
|
Lumnitzera littorea
|
COMBRETACEAE
|
Mayor
|
9
|
Lumnitzera racemosa
|
COMBRETACEAE
|
Mayor
|
10
|
Rhizophora apiculata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
11
|
Rhizophora mucronata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
12
|
Rhizophora stylosa
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
13
|
Sonneratia alba
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
14
|
Sonneratia caseolaris
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
15
|
Sonneratia ovata
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
16
|
Xylocarpus granatum
|
MELIACEAE
|
Minor
|
17
|
Xylocarpus mollucensis
|
MELIACEAE
|
Minor
|
Vegetasi Mangrove Provinsi Jawa Timur
Vegetasi
mangrove yang ada hanya sebatas jenis-jenis mangrove yang digunakan
dalam kegiatan rehabilitasi lahan mangrove saja. Jenis-jenis yang
digunakan dalam kegiatan rehabilitasi tersebut antara lain dari famili
Rhizophoraceae (Bruguiera gymnorrhyza, Rhizophora mucronata) dan famili Avicenniaceae (Avicennia marina).
Vegetasi Mangrove Provinsi Jawa Barat
Jenis vegetasi mangrove yang teridentifikasi antara lain dari famili Avicenniaceae (Avicennia marina), famili Rhizophoraceae (Bruguiera gymnorrhyza, Rhizophora stylosa), famili Sonneratiaceae (Sonneratia alba) dan famili Meliaceae (Xylocarpus granatum), famili Rhizophoraceae (Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorrhyza), famili Avicenniaceae (Avicennia alba, Avicennia marina), famili Sonneratiaceae (Sonneratia alba), famili Meliaceae (Xylocarpus granatum) dan famili Myrsinaceae (Aegiceras corniculatum)
Vegetasi Mangrove Provinsi Maluku
No
|
Jenis
|
Famili
|
Komponen
|
1
|
Achrosticum aureum
|
PTERIDACEAE
|
Minor
|
2
|
Aegiceras corniculatum
|
MYRSINACEAE
|
Minor
|
3
|
Ageratum conicoides
|
-
|
-
|
4
|
Avicennia sp
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
5
|
Bruguiera gymnorrhyza
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
6
|
Bruguiera parviflora
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
7
|
Callophyllum inophyllum
|
GUTTIFERAE
|
Asosiasi
|
8
|
Cananga ordorata
|
APOCYNACEAE
|
-
|
9
|
Cerbera manghas
|
APOCYNACEAE
|
Asosiasi
|
10
|
Ceriops decandra
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
11
|
Ceriops tagal
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
12
|
Excoecaria agalocha
|
EUPHORBIACEAE
|
Minor
|
13
|
Ficus benyamina
|
MORACEAE
|
-
|
14
|
Hibiscus tilliaceus
|
MALVACEAE
|
Asosiasi
|
15
|
Intsia bijuga
|
LEGUMINOSAE
|
-
|
16
|
Ipomea pes-caprae
|
CONVOLVULACEAE
|
Asosiasi
|
17
|
Lumnitzera littorea
|
COMBREATCEAE
|
Mayor
|
18
|
Melalueca leucadendron
|
MYRTACEAE
|
-
|
19
|
Metroxilon sago
|
PALMAE
|
-
|
20
|
Nypa fruticans
|
PALMAE
|
Mayor
|
21
|
Osbornia octodonta
|
MYRTACEAE
|
Minor
|
22
|
Palaqium sp
|
-
|
-
|
23
|
Pandanus sp
|
PANDANACEAE
|
Asosiasi
|
24
|
Rhizophora apiculata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
25
|
Rhizophora lamarckii
|
RHIZOPHORACEAE
|
Minor
|
26
|
Rhizophora mucronata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
27
|
Rhizophora stylosa
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
28
|
Schypiphora hydrophylacea
|
RUBIACEAE
|
Minor
|
29
|
Sonneratia alba
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
30
|
Sonneratia caseolaris
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
31
|
Xylocarpus granatum
|
MELIACEAE
|
Minor
|
32
|
Xylocarpus mollucensis
|
MELIACEAE
|
Minor
|
Vegetasi Mangrove Provinsi Maluku Utara
No
|
Jenis
|
Famili
|
Komponen
|
1
|
Achrosticum aureum
|
PTERIDACEAE
|
Minor
|
2
|
Aegiceras corniculatum
|
MYRSINACEAE
|
Minor
|
3
|
Ageratum conicoides
|
-
|
-
|
4
|
Avicennia sp
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
5
|
Bruguiera gymnorrhyza
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
6
|
Bruguiera parviflora
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
7
|
Callophyllum inophyllum
|
GUTTIFERAE
|
Asosiasi
|
8
|
Cananga ordorata
|
APOCYNACEAE
|
-
|
9
|
Cerbera manghas
|
APOCYNACEAE
|
Asosiasi
|
10
|
Ceriops decandra
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
11
|
Ceriops tagal
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
12
|
Excoecaria agalocha
|
EUPHORBIACEAE
|
Minor
|
13
|
Ficus benyamina
|
MORACEAE
|
-
|
14
|
Hibiscus tilliaceus
|
MALVACEAE
|
Asosiasi
|
15
|
Intsia bijuga
|
LEGUMINOSAE
|
-
|
16
|
Ipomea pes-caprae
|
CONVOLVULACEAE
|
Asosiasi
|
17
|
Lumnitzera littorea
|
COMBREATCEAE
|
Mayor
|
18
|
Melalueca leucadendron
|
MYRTACEAE
|
-
|
19
|
Metroxilon sago
|
PALMAE
|
-
|
20
|
Nypa fruticans
|
PALMAE
|
Mayor
|
21
|
Osbornia octodonta
|
MYRTACEAE
|
Minor
|
22
|
Palaqium sp
|
-
|
-
|
23
|
Pandanus sp
|
PANDANACEAE
|
Asosiasi
|
24
|
Rhizophora apiculata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
25
|
Rhizophora lamarckii
|
RHIZOPHORACEAE
|
Minor
|
26
|
Rhizophora mucronata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
27
|
Rhizophora stylosa
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
28
|
Schypiphora hydrophylacea
|
RUBIACEAE
|
Minor
|
29
|
Sonneratia alba
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
30
|
Sonneratia caseolaris
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
31
|
Xylocarpus granatum
|
MELIACEAE
|
Minor
|
32
|
Xylocarpus mollucensis
|
MELIACEAE
|
Minor
|
Vegetasi Mangrove Provinsi NTB
No
|
Jenis
|
Famili
|
Komponen
|
1
|
Avicennia alba
|
Avicenniaceae
|
Mayor
|
2
|
Avicennia lanata
|
Avicenniaceae
|
Mayor
|
3
|
Avicennia marina
|
Avicenniaceae
|
Mayor
|
4
|
Avicennia officinalis
|
Avicenniaceae
|
Mayor
|
5
|
Bruguiera cylindrical
|
Rhizophoraceae
|
Mayor
|
6
|
Bruguiera gymnorrhyza
|
Rhizophoraceae
|
Mayor
|
7
|
Ceriops decandra
|
Rhizophoraceae
|
Mayor
|
8
|
Ceriops tagal
|
Rhizophoraceae
|
Mayor
|
9
|
Excoecaria agalocha
|
Euphorbiaceae
|
Minor
|
10
|
Lumnitzera racemosa
|
Combretaceae
|
Mayor
|
11
|
Nypa fruticans
|
Palmae
|
Mayor
|
12
|
Rhizophora apiculata
|
Rhizophoraceae
|
Mayor
|
13
|
Rhizophora mucronata
|
Rhizophoraceae
|
Mayor
|
14
|
Rhizophora stylosa
|
Rhizophoraceae
|
Mayor
|
15
|
Sonneratia alba
|
Sonneratiaceae
|
Mayor
|
16
|
Sonneratia caseolaris
|
Sonneratiaceae
|
Mayor
|
17
|
Xylocarpus granatum
|
Meliaceae
|
Minor
|
Vegetasi Mangrove Provinsi NTT
No
|
Jenis
|
Famili
|
Komponen
|
1
|
Aegialitis annulata
|
-
|
Minor
|
2
|
Aegiceras corniculatum
|
MYRSINACEAE
|
Minor
|
3
|
Avicennia alba
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
4
|
Avicennia lanata
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
5
|
Avicennia marina
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
6
|
Excoecaria agalocha
|
EUPHORBIACEAE
|
Minor
|
7
|
Heritiera littolaris
|
STERCULIACEAE
|
Minor
|
8
|
Hibiscus tilliaceus
|
MALVACEAE
|
Asosiasi
|
9
|
Rhizophora apiculata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
10
|
Scyphiphora hydrophyllacea
|
RUBIACEAE
|
Minor
|
11
|
Sonneratia alba
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
12
|
Terminalia catapa
|
COMBRETACEAE
|
Asosiasi
|
13
|
Xylocarpus granatum
|
MELIACEAE
|
Minor
|
14
|
Xylocarpus mollucensis
|
MELIACEAE
|
Minor
|
Vegetasi Mangrove Provinsi Papua
No
|
Jenis
|
Famili
|
Komponen
|
1
|
Acanthus illicifolius
|
ACHANTACEAE
|
Asosiasi
|
2
|
Acrostichum aureum
|
PTERIDACEAE
|
Minor
|
3
|
Aegiceras corniculatum
|
MYRSINACEAE
|
Minor
|
4
|
Avicennia alba
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
5
|
Avicennia lanata
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
6
|
Avicennia marina
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
7
|
Barringtonia asiatica
|
LECYTHIDACEAE
|
Asosiasi
|
8
|
Bruguiera cylindrica
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
9
|
Bruguiera gymnorrhyza
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
10
|
Bruguiera sexangula
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
11
|
Ceriops decandra
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
12
|
Heritiera littolaris
|
STERCULIACEAE
|
Minor
|
13
|
Hibiscus tilliaceus
|
MALVACEAE
|
Asosiasi
|
14
|
Ipomea pes-caprae
|
CONVOLVULACEAE
|
Asosiasi
|
15
|
Lumnitzera racemosa
|
COMBRETACEAE
|
Mayor
|
16
|
Nypa fruticans
|
PALMAE
|
Mayor
|
17
|
Pandanus tectorius
|
PANDANACEAE
|
Asosiasi
|
18
|
Pongamia pinnata
|
LEGUMINOSAE
|
Asosiasi
|
19
|
Rhizophora apiculata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
20
|
Rhizophora lamarckii
|
RHIZOPHORACEAE
|
Minor
|
21
|
Rhizophora mucronata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
22
|
Rhizophora stylosa
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
23
|
Sonneratia alba
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
24
|
Sonneratia caseolaris
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
25
|
Terminalia catapa
|
COMBRETACEAE
|
Asosiasi
|
26
|
Vitex ovata
|
VERBENACEAE
|
Asosiasi
|
27
|
Xylocarpus granatum
|
MELIACEAE
|
Minor
|
28
|
Xylocarpus mollucensis
|
MELIACEAE
|
Mino
|
Vegetasi Mangrove Provinsi Sulawesi Barat
No
|
Jenis
|
Famili
|
Komponen
|
1
|
Avicennia alba
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
2
|
Avicennia marina
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
3
|
Bruguiera gymnorrhyza
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
4
|
Ceriops tagal
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
5
|
Rhizophora stylosa
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
6
|
Rhizophora mucronata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
7
|
Sonneratia alba
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
8
|
Xylocarpus granatum
|
MELIACEAE
|
Minor
|
9
|
Nypa fruticans
|
PALMAE
|
Mayor
|
Vegetasi Mangrove Provinsi Sulawesi Selatan
No
|
Jenis
|
Famili
|
Komponen
|
1
|
Avicennia alba
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
2
|
Avicennia officinalis
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
3
|
Avicennia marina
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
4
|
Avicennia lanata
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
5
|
Bruguiera gymnorrhyza
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
6
|
Ceriops tagal
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
7
|
Rhizophora apiculata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
8
|
Rhizophora stylosa
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
9
|
Rhizophora mucronata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
10
|
Sonneratia alba
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
11
|
Sonneratia caseolaris
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
12
|
Xylocarpus granatum
|
MELIACEAE
|
Minor
|
13
|
Xylocarpus mollucensis
|
MELIACEAE
|
Minor
|
Vegetasi Mangrove Provinsi Sulawesi Tengah
No
|
Jenis
|
Famili
|
Komponen
|
1
|
Avicennia alba
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
2
|
Avicennia officinalis
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
3
|
Bruguiera gymnorrhyza
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
4
|
Ceriops tagal
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
5
|
Rhizophora apiculata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
6
|
Rhizophora mucronata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
7
|
Sonneratia alba
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
8
|
Sonneratia caseolaris
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
9
|
Xylocarpus granatum
|
MELIACEAE
|
Minor
|
10
|
Xylocarpus mollucensis
|
MELIACEAE
|
Minor
|
Vegetasi Mangrove Provinsi Sulawesi Tenggara
No
|
Jenis
|
Famili
|
Komponen
|
1
|
Avicennia alba
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
2
|
Avicennia officinalis
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
3
|
Bruguiera gymnorrhyza
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
4
|
Ceriops tagal
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
5
|
Rhizophora apiculata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
6
|
Rhizophora mucronata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
7
|
Sonneratia alba
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
8
|
Sonneratia caseolaris
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
9
|
Xylocarpus granatum
|
MELIACEAE
|
Minor
|
10
|
Xylocarpus mollucensis
|
MELIACEAE
|
Minor
|
Vegetasi Mangrove Provinsi Sulawesi Utara
No
|
Jenis
|
Famili
|
Komponen
|
1
|
Achantus illicifolius
|
ACHANTACEAE
|
Minor
|
2
|
Aegiceras floridum
|
MYRSINACEAE
|
Minor
|
3
|
Avicennia lanata
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
4
|
Avicennia marina
|
AVICENNIACEAE
|
Mayor
|
5
|
Bruguiera cylindrica
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
6
|
Bruguiera gymnorrhyza
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
7
|
Bruguiera hainesii
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
8
|
Bruguiera parviflora
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
9
|
Ceriops tagal
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
10
|
Excoecaria agalocha
|
EUPHORBIACEAE
|
Minor
|
11
|
Nypa fruticans
|
PALMAE
|
Mayor
|
12
|
Rhizophora apiculata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
13
|
Rhizophora mucronata
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
14
|
Rhizophora stylosa
|
RHIZOPHORACEAE
|
Mayor
|
15
|
Sonneratia alba
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
16
|
Sonneratia caseolaris
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
17
|
Sonneratia ovata
|
SONNERATIACEAE
|
Mayor
|
18
|
Terminalia catapa
|
COMBRETACEAE
|
Asosiasi
|
19
|
Xylocarpus granatum
|
MELIACEAE
|
Minor
|
20
|
Xylocarpus mollucensis
|
MELIACEAE
|
Minor
|
Gambaran Mangrove di indonesia
Luas areal mangrove di dunia
sekitar 15 juta hektar menurut penelitian Ogino dan Chihara ,1988.
Sedangkan luas mangrove di indonesia sekitar 4,5 juta hektar menurut
Spalding, dkk,1997. Luas areal mangrove di indonesia sangat banyak
cakupanya menyebar dari Irian jaya, Kalimantan, Sumatra. Areal tersebut
merupakan areal yang terluas habitat mangrovenya.
Dalam hal struktur mangrove di indonesia lebih bervariasi dibandingkan mangrove dinegara lain. Sejauh ini telah di temukan setidaknya 202 jenis tumbuhan magrove diindonesia. Yang meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis jenis palem, 19 jenis pemanjat, 44 herba tanah, 44 jenis epifit, 1 jenis paku. Akan tetapai dari 202 jenis ditemukan juga 33 jenis type mangrove sejati, di dunia hanya memiliki 60 jenis mangrove sejati ( Saenger, dkk 1983). Bearti dapat disimpulkan Indonesia adalahnya salah satu surganya mangrove karna setengah jenis mangrove sejati terdapat di indonesia.
Dalam hal struktur mangrove di indonesia lebih bervariasi dibandingkan mangrove dinegara lain. Sejauh ini telah di temukan setidaknya 202 jenis tumbuhan magrove diindonesia. Yang meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis jenis palem, 19 jenis pemanjat, 44 herba tanah, 44 jenis epifit, 1 jenis paku. Akan tetapai dari 202 jenis ditemukan juga 33 jenis type mangrove sejati, di dunia hanya memiliki 60 jenis mangrove sejati ( Saenger, dkk 1983). Bearti dapat disimpulkan Indonesia adalahnya salah satu surganya mangrove karna setengah jenis mangrove sejati terdapat di indonesia.
Sehingga sangat disayangkan jika habitat mangrove di Indonesia mulai menurun. Adapun penyebab penurunan areal mangrove di Indonesia adalah :
- Perkembangan Penduduk yang sangat cepat sehingga perluasan permukiman yang juga tinggi menyebabkan penebangan wilayah mangrove.
- Pemanfaatan Hutan mangrove oleh masyarakat yang sangat besar, tanpa memperhatikan kaidah kaidah konservasi alam.
- Pencemaran lingkungan yang sangat besar oleh pabrik pabrik di sekitar lingkungan mangrove.
- Perkembangan Tambak yang sangat luas sehingga areal mangrove dibuka untuk tambak.
Kondisi Mangrove Saat ini di Indonesia
Berbagai laporan dan publikasi
ilmiah menunjukkan bahwa hutan mangrove ditemukan hampir disetiap
propinsi di Indonesia. Walaupun di daerah pantai Propinsi D.I.
Yogyakarta dilaporkan beberapa jenis vegetasi mangrove tumbuh, namun
mungkin karena luasan yang kecil atau karena tidak membentuk tegakan
yang kompak sehingga tidak dikategorikan sebagai hutan, maka luasan
hutan mangrove di Propinsi D.I. Yogyakarta tersebut sampai saat ini
belum dilaporkan. Meskipun secara umum lokasi mangrove diketahui, namun
terdapat variasi yang nyata dari luas total hutan mangrove Indonesia,
yakni berkisar antara 2,5 juta – 4,25 juta ha. Beranjak dari perkiraan
luas hutan mangrove yang berstatus kawasan hutan di Indonesia pada tahun
1993 seluas 3.765.250 ha, total luas areal berhutan mangrove berkurang
sekitar 1,3 % dalam kurun waktu 6 tahun (1993 sampai 1999). Angka
penurunan luas hutan mangrove dalam kurun waktu antara tahun 1993 – 1999
ini jauh lebih kecil dibandingkan dalam kurun waktu 1982 – 1983.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan Kusmana (1995) diketahui
bahwa dalam kurun waktu antara tahun 1982 – 1993 (11 tahun), luas hutan
mangrove turun sebesar 11,3 % (4,25 juta ha pada tahun 1982 menjadi 3,7
juta ha pada tahun 1993) atau 1 % per tahun.
Ditjen RLPS, Departemen Kehutanan pada tahun 1999/2000 menginformasikan
bahwa potensi mangrove di Indonesia adalah 9,2 juta ha, dan 5,3 juta ha
di antaranya atau sekitar 57,6 % dari luas hutan mangrove di Indonesia
dalam kondisi rusak, dimana sebagian besar, yakni sekitar 69,8 % atau
3,7 juta ha terdapat di luar kawasan hutan dan sisanya sekitar 30,2 %
atau 1,6 juta ha terdapat di dalam kawasan hutan. Sedangkan rehabilitasi
hutan mangrove melalui pembangunan plot-plot percontohan penanaman
mangrove yang sudah dilaksanakan oleh Ditjen RLPS sampai tahun 2001
hanya sekitar 21.130 ha.
Pelestarian Mangrove di indonesia
Bentuk
tekanan terhadap kawasan mangrove yang paling besar adalah
pengalih-fungsian (konversi) lahan mangrove menjadi tambak udang/ikan,
sekaligus pemanfaatan kayunya untuk diperdagangkan. Selain itu, juga
tumbuhnya berbagai konflik akibat berbagai kepentingan antar lintas
instansi sektoral maupun antar lintas wilayah administratif.
Secara
ideal, pemanfaatan kawasan mangrove harus mempertimbangkan kebutuhan
masyarakat tetapi tidak sampai mengakibatkan kerusakan terhadap
keberadaan mangrove. Selain itu, yang menjadi pertimbangan paling
mendasar adalah pengembangan kegiatan yang menguntungkan bagi masyarakat
dengan tetap mempertimbangkan kelestarian fungsi mangrove secara
ekologis (fisik-kimia dan biologis). Perlu juga mengembangkan
matapencaharian alternatif bagi masyarakat sekitar mangrove dengan
mengandalkan bahan baku non-kayu dan diversifikasi bahan baku industri
kehutanan dan arang seperti yang terjadi di Nipah Panjang, Batu Ampar,
Pontianak. Masyarakat merubah pola konsumsi bahan bakar dari minyak
tanah dan arang bakau menjadi arang leban dan tempurung kelapa dan
menggunakan tungku hemat energi atau anglo.
Selain hal tersebut diatas di bentuk pula organisasi serta lembaga lembaga konservasi mangrove diantarnya :
1. Subdit Perairan, Ditjen Perlindungan dan Konservasi Alam ( PKA ), Departemen Kehutanan.
Alamat : Gdg. Mandala Wanabhakti, Blok VII, Lt 7. Jln. Gatot Subroto, Jakarta.
2. Yauasan Mangrove
alamat : Jl. Pancoran indah, A III/4, Liga Mas Indah, Jakarta.
3. SEAMEO - BIOTROP (Southeast Asia Regional Center for Tropical Biology)
Alamat : Jl. Raya Tajur, Km 6/P.O. Box 17, Bogor.
4.P3O - LIPI
Alamat : Jl. Pasir Putih No 1, Ancol Timur, Jakarta Utara.
Ada pula Organisasi international, diantaranya :
1. Wetlands International - Indonesia Programe
Alamat : Jl. Arzimar III No . 17, Bogor 16152, P.O Box 254/BOO, Bogor 16002.
2. International society for Mangrove Ecosystems ( IMSE )
Alamat : College of Agriculture, Univ. of the Ryukyus Nishihara, Okinawa 903-01, Japan.
Sumber :
1. http://www.imred.org/?q=content/ekosistem-mangrove-di-indonesia.
2. Noor, Yus Rusila. DKK. " Panduan Pengenalan Mangrove Di Indonesia". Bogor. Desember 1999.
3. www.baligreen.org/vegetasi-mangrove-di-indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar