SOP BUDIDAYA MINAPADI
KOLAM DALAM
I.        
TUJUAN 
Untuk menghasilkan ikan konsumsi bersama tanaman
padi di sawah (sistem minapadi) dan juga untuk : 
a)   
Meningkatkan produktivitas lahan. 
b)  
            Meningkatkan pendapatan
petani/pembudidaya
ikan.
c)   
            Meningkatkan kualitas
gizi makanan bagi penduduk pedesaan.
II.     
DIAGRAM PROSEDUR KERJA 
PEMBENIHAN (produksi benih )
PENDEDERAN I DAN II
PEMELIHARAAN BENIH SAMPAI UKURAN REMAJA (1 kg
isi 30 - 40  ekor
PEMBESARAN I
PEMELIHARAAN SAMPAI UKURAN KONSUMSI
150 - 200 GRAM/EKOR
Gambar
1. Proses Pemeliharaan Ikan  Bersama Padi
III.  
METODOLOGI
A.      
          Persyaratan
Lokasi
1.   
Tersedia air pengairan yang cukup dan
kontinyu.
2.   
Kualitas air memenuhi persyaratan yang
baik :
a)   
pH                               : 7 - 8.
b)  
Salinitas                       : 0 - 5 permil (namun sebaiknya air tawar).
c)   
Temperatur air             : 26 0C – 30 0C.
d)  
Kecerahan air              : 25 - 45
cm.
e)   
Oksigen terlarut           : 5 - 7 ppm.
f)    
Amoniak (NH3)          : < 1 ppm.
3.   
Bukan merupakan daerah rawan banjir.
4.   
Petakan sawah cukup luas, yang optimal
500 – 1000 m.
5.   
Tanah sawah tidak porous dan tidak mudah
longsor.
6.
Keamanan terjamin baik dari hama regul
maupun akibat dari yang lainnya.
7.
Tidak terlalu jauh dari tempat tinggal
pemilik untuk memudahkan pengawasan.
B.      
          Manajemen
Produksi
1.   
Benih Padi
Benih padi yang digunakan hendaklah varietas unggul
yang memenuhi syarat-syarat antara lain:
a.   
Berdaya hasil tinggi.
b.   
Tahan genangan.
c.   
Tahan rebah.
d.  
Rasa nasi sesuai keinginan petani dan
permintaan pasar.
e.   
Tahan terhadap hama penyakit utama.
f.    
            Mampu beradaptasi
dengan baik di lokasi setempat.
g.   
Pesemaian menggunakan luas 5 - 6 % dari
luas yang ditanami.
h.   
Bila daerah endemis sundep diberi
karbofuran sesuai anjuran dilabel.
2.   
Benih Ikan
a.  Benih ikan
yang akan ditebar disarankan sekurang-kurangnya sudah berukuran 1 kg isi 30
-  40 ekor, jenis ikan nila atau karper.
b.   
Benih harus dalam
kondisi sehat dan berasal dari induk yang baik. Untuk menjamin hal tersebut, benih
hendaknya berasal dari panti yang sudah dikenal mempunyai reputasi yang baik.
c.   
Ciri-ciri benih bermutu baik antara
lain:
1)  
Murni/kemurnian
terjamin.
2)  
Umur
dan ukuran seragam.
3)  
Tidak
cacat fisik (kelainan bentuk).
4)  
Bereaksi
cepat terhadap rangsangan cahaya/mekanik dan bergerak aktif.
5)  
Bebas
dari penyakit (jamur, parasit, bakteri dan virus).
6)  
Pertumbuhannya
cepat.
3.   
Persiapan Lahan
a.   
Pembuatan
kolam (konstruksi minapadi kolam dalam).
Lahan minapadi
kolam dalam adalah lahan persawahan untuk tanaman padi dan kolam ikan secara
bersamaan dengan perbandingan 1 bagian kolam dalam berbanding 5 – 7 bagian sawah
untuk pertanaman  padi dengan kedalaman
kolam 60 – 80 cm. 

Gambar 2.
Konstruksi Minapadi Kolam Dalam
b.    Pengolahan tanah.
1)         Pengolahan tanah bertujuan untuk mendapatkan media tumbuh
yang baik bagi tanaman maupun pakan alami untuk ikan.
2)  
Untuk mendapatkan
hasil yang baik, sebelum pengolahan tanah dianjurkan untuk menambahkan bahan
organik berupa pupuk kandang, pupuk hijau atau kompos jerami sebanyak 5 ton/ha.
3)  
Pengolahan tanah
secara normal dianjurkan dengan dibajak sedalam 20 cm atau lebih, pada saat dimana
tanah mulai jenuh air, tidak perlu menunggu tergenang.
4)  
Setelah pembajakan pertama lahan perlu
diinkubasi selama 5 - 7 hari dalam kondisi tergenang, kemudian
baru dilakukan pembajakan kedua dan diikuti penggaruan/perataan.
5)  
Gulma dan sisa-sisa tanaman perlu dibersihkan guna memutus/menekan laju
pertumbuhan gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman padi.
c.    Perbaikan pematang.
1)  
Bersamaan dengan
pengolahan tanah dilaksanakan perbaikan pematang  berupa pembersihan dan perbaikan yang bocor,
dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan dan 
menghemat penggunaan air. Apabila tanah poreus dalam
tanggul, sebaiknya
diberi plastik agar bisa menahan air.
2)  
Tanah galian caren digunakan untuk
perbaikan pematang.
3)  
Ukuran pematang
harus cukup kuat untuk menghindari kebocoran, dan kerusakan akibat tekanan air (tanah
runtuh). Ukuran lebar 50 cm dianggap cukup, tergantung kondisi tanah.
4)  
Ketinggian tanggul diperkirakan minimal 30 cm di atas permukaan air
atau 40 cm dari dasar pelataran sawah (ketinggian air di pelataran 5 - 10
cm).
d.   Pembuatan caren (saluran).
1)  
Caren berfungsi
sebagai tempat perlindungan ikan terutama pada saat aplikasi pupuk atau pengendalian hama penyakit. 
2)  
Caren pinggir berjarak sekurangnya 1 m dari pematang
dengan ukuran lebar 50 - 75 cm dan kedalaman 50 cm. Untuk petakan
yang luas, lebar caren pinggir bisa mencapai 75 - 100 cm.
3)  
Caren tengah lebar
30 - 40 cm, kedalaman 30 cm. Caren tengah dibuat untuk
petakan yang panjang dan atau lebarnya melebihi 40 m.
4)  
Total luas caren (pinggir dan tengah)
diperkirakan 5 – 10 % dari luas petakan.
5)  
Untuk memperbaiki
sirkulasi air, arah caren tengah dapat dibuat serong, asalkan tidak mengganggu pengelolaan
tanaman padi.
4.   
Penanaman Padi
Penanaman padi
dilaksanakan pada saat bibit berumur sekitar 3 minggu tergantung jenis padi.
Penanaman dianjurkan dalam bentuk jajar legowo tetapi kalaupun
tidak jajar legowo ya tidak jadi masalah . Setiap rumpun terdiri dari 2 - 3 batang.
5.   
Penebaran Benih Ikan
a.   
Penebaran benih ikan dilakukan pada saat
tanaman padi berumur 7 - 10 hari. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari rusaknya tanaman. Pada umur tersebut, tanaman padi sudah tahan
mendapat penggenangan air.
b.   
Penebaran sebaiknya
dilakukan pada sore atau pagi hari. Benih ikan yang berasal dari daerah lain yang diangkut dengan kantong-kantong benih perlu
dilakukan aklimatisasi yang cukup sebelum ditebar agar ikan tidak
mengalami stres akibat perubahan lingkungan.
c.   
Cara aklimatisasi benih adalah :
1)  
Kantong-kantong benih ikan  ditempatkan pada petakan sawah yang akan
ditebari.
2)  
Kantong dibiarkan
selama beberapa saat sehingga terjadi kesamaan suhu air sawah dengan suhu air kantong.
3)  
Kantong- kantong plastik dibuka secara
perlahan-lahan.
4)  
Air sawah ditambahkan
ke dalam kantong sedikit demi sedikit sambil membiarkan benih ikan  keluar dari kantong
dengan sendirinya jangan dipaksakan.
5)  
Padat penebaran
ikan 2 ekor/m2 tanpa pemberian pakan, atau
bisa ditingkatkan menjadi 4 - 5 ekor/m2 jika kondisi air baik dan diberi
pakan buatan.
6.   
Pengaturan Air
Pengaturan air pengairan
merupakan faktor penting sehingga perlu mendapat perhatian yang serius. Teknik
pengaturan air sebagai berikut:    
a.   
Pengaturan air
dilakukan selama 3 - 4 hari setelah tanam (HST). Tinggi air cukup 3 - 5 cm dari permukaan tanah. Genangan air yang
berlebihan pada awal pertumbuhan akan menghambat
pertumbuhan tunas padi. Pengaturan air sebaiknya juga dilakukan pada saat
aplikasi pupuk susulan pertama dan kedua, agar penyerapan pupuk
oleh tanaman lebih efektif,
pintu pemasukan dan pengeluaran air pada saat aplikasi pupuk supaya ditutup agar pupuk
tidak hanyut terbawa air.
b.   
Setelah
10 - 15 HST (sesudah pemupukan susulan pertama) air dinaikan mengikuti pertumbuhan
tanaman. 
c.   
Pada pintu
pemasukan dan pengeluaran air dipasang saringan dari kawat atau anyaman bambu
untuk mencegah keluarnya 
ikan  yang dipelihara dan mencegah
ikan liar masuk ke dalam petakan.
d.  
Pada pintu pengeluaran air perlu dipasang pelimpasan air
untuk menahan air sesuai dengan kebutuhan dan membuang air yang
berlebihan pada saat terjadi hujan.
7.   
Pemupukan
a.    Pemupukan dasar
1)  
Pupuk
kandang/kotoran ayam sebanyak 5 ton/ha sangat baik
sebagai pupuk dasar untuk menumbuhkan pakan alami, diberikan
sebelum pengolahan tanah.
2)  
Kapur dolomite 3 sak per 500 m2.
3)  
Pupuk buatan berupa Urea sebanyak 1/3
bagian, TSP dan KCI, diberikan sebagai pupuk dasar secara ditebar pada saat
tanam. Takaran pupuk yang diberikan sebaiknya berdasarkan rekomendasi pupuk
setempat.
4)  
Takaran pupuk P dan K sebaiknya
berdasarkan kadar atau status hara P dan K tanah. Untuk tanah yang mengandung P rendah, pupuk diberikan dengan
takaran yang lebih tinggi. Untuk tanah dengan status P tinggi, takaran
pupuk yang diberikan perlu dikurangi. Pupuk P diberikan pada saat
tanam atau paling lambat pada umur 3 minggu.
5)  
 Pupuk
K hanya diperlukan pada tanah yang mengandung hara K rendah yang diberikan
sekaligus pada saat tanam bersamaan dengan
pemberian pupuk Urea dan TSP sebagai pupuk dasar atau paling lambat pada
umur 40 hari atau menjelang fase premordia.
b.    Pemupukan susulan pertama
Pupuk susulan
pertama berupa 1/3 bagian urea diberikan pada umur 10 - 15 hari setelah tanam yaitu saat
tanaman mencapai fase peranakan maksimum atau setelah penyiangan pertama yang
diberikan secara ditebar.
c.    Pemupukan susulan kedua
Pupuk susulan kedua
berupa 1/3 bagian Urea diberikan pada akhir fase vegetatif atau 7 hari menjelang
fase premordia bunga. Pemberian pupuk dilakukan secara ditebar.
8.   
Pengendalian Gulma
Penyiangan gulma secara mekanis
menggunakan landak cukup baik untuk menekan pertumbuhan gulma. Tetapi bila ikan yang ditebar isi 25 – 30 ekor per kg nya , tidak
perlu dilakukan penyiangan.
9.   
Pemeliharaan Ikan 
a.   
Pemeliharaan ikan meliputi pemberian
pakan, pengelolaan air dan pengawasan hama.
b.   
Pakan berupa pakan komersial dan diberikan
secara disebar pada caren dan pelataran padi. Jumlah pemberian pakan diperkirakan sebanyak 10 % pada awal pemeliharaan dan menurun hingga 3 % sampai
periode pemeliharaan. Penyesuaian jumlah pemberian pakan dilakukan setiap 2 - 3
minggu.
c.   
Pengelolaan air dilakukan untuk menjaga
agar air selalu tersedia dalam jumlah dan mutu yang baik.
10.   
Pengendalian Hama Dan Penyakit
a.   
Pengamatan terhadap
hama dan penyakit atau organisme pengganggu tanaman atau ikan (OPT) sangat
penting artinya dalam penerapan dan keberhasilan PHT.
b.   
Pengamatan perlu dilakukan secara
periodik, terutama dalam upaya pengendalian dini hama wereng coklat, penggerek
batang dan penyakit tungro.
c.   
Pengendalian hama tikus sudah harus
dimulai sebelum tanaman memasuki fase primordia.
d.  
Pemantauan terhadap hama ikan perlu
dilakukan setiap saat. Hama yang sering menyerang ikan  adalah predator dan regul.
e.   
Sedangkan kepiting adalah hewan yang
dianggap sebagai pengganggu atau perusak karena melubangi pematang kolam.
f.    
          Untuk mencegah masuknya
hewan-hewan tersebut, pada saluran air dapat dipasang saringan dan di
sekeliling pematang dipasang net atau plastik setinggi 60 cm.
g.   
Penyakit yang banyak menyerang adalah
penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan menimbulkan jamur. Penyakit ini dapat
mengakibatkan kematian. Obat yang dipergunakan untuk mencegah penyakit ini
adalah obat anti bakterial yang diberikan secara oral melalui pakan.
h.   
Sebaiknya dihindari penggunaan bahan
kimia seperti pestisida atau insektisida.
11.   
Panen Ikan Konsumsi.
a.   
Panen ikan dilakukan 10 hari sebelum
panen padi atau setelah kanopi padi sudah menutup seluruh permukaan tanah. Cara
panen ikan yang baik adalah :
1)  
Keringkan petakan sawah secara
perlahan-lahan. Pada saat tinggi air dalam petakan 3-5 cm, pengeluaran air
dilakukan perlahan sampai ikan mudah ditangkap.
2)  
Ikan 
yang tertangkap ditampung pada bak-bak penampungan yang sudah diisi air
bersih atau jaring (hava) yang dipasang di saluran air yang mengalir.
b.   
Ikan  yang sudah mencapai ukuran konsumsi dapat
langsung dijual. Sementara itu, ikan  yang masih berukuran kecil dapat ditebar lagi
sebagai penyelang setelah panen padi.
c.   
Jika panen padi
bisa dilakukan tanpa pengeringan, ikan tetap dibiarkan di petakan padi selama proses panen padi. Air cukup disurutkan hingga di caren,
namun perlu dijaga agar tetap mengalir dan tidak
keruh untuk menjaga ikan tidak mengalami stress yang dapat menyebabkan
kematian.
12.   
Panen dan Pasca Panen Padi
a.   
Panen padi dengan cara dan pada saat
yang tepat dapat menurunkan tingkat kehilangan hasil dan meningkatkan kualitas
gabah/beras.
b.   
Penanganan pasca
panen yang dimulai dari panen, pengangkutan, perontokan, pengeringan, penggilingan
dan pengolahan hasil juga perlu mendapat perhatian.
c.   
Alat yang digunakan untuk panen dapat
berupa sabit bergerigi atau mesin pemanen (reaper).
d.  
Untuk menekan
kehilangan hasil sampai dibawah 5%, pemanenan dilakukan dengan sistem kelompok
dan perontokan gabah dengan menggunakan mesin perontok. Perontokan gabah dengan
alat/mesin perontok, seperti pedal threser
dan power threser dapat mempercepat waktu perontokan.
e.   
Untuk memperoleh beras giling dengan
mutu dan rendemen yang tinggi perlu diperhatikan aspek berikut :
1)  
Gabah harus seragam dan bersih.
2)  
Gabah yang baru dikeringkan harus
diangin-anginkan untuk menghindari butir pecah.
3)  
Sebelum digiling, gabah yang telah
disimpan dilumbung/gudang perlu dijemur dahulu untuk penyeragaman kadar air.
IV.  LAMPIRAN HASIL DEMPLOT
A.   Keuntungan yang
Diperoleh
1.   
Menghemat biaya matun/matun tidak
dilakukan.
2.   
Bebas dari hama penyakit tanaman.
3.   
Anakan padi tetap banyak di tepi kemalir
24 – 30
anakan produktif,
sedangkan ditengah sawah rata-rata 11 - 12
anakan.
4.   
Tidak mengobati sama sekali.
5.   
Pertumbuhan tanaman padi dari awal
sampai panen tidak ada hambatan. 
6.   
Tambah pendapatan dari ikan.
7.   
Tanaman padi tetap kokoh dan bernas
(mentes).
8.   
Terhindar
dari hama tikus. 
9.   
Tidak roboh.
B.    Analisis Usaha
Pak
Priyono dengan luas lahan 800 m2.
Biaya
| 
Kebutuhan | 
Harga
  (Rp) | 
| 
Luku
  garu 
Buat
  kemalir 
Tembok 
Tandur 
Kapur
  dolomit 
Pupuk
  organik 
Ponska
  15 kg 
Urea
  12 kg 
SP
  36 7,5 kg 
Benih
  padi 
Benih
  ikan 40 kg 
Pellet
  8 sak | 
80.000 
60.000 
30.000 
75.000 
10.000 
70.000 
33.000 
19.000 
18.750 
30.000 
720.000 
1.680.000 | 
| 
Total
  Biaya | 
3.095.750 | 
Hasil Panen
| 
Panen | 
Volume
  (Kg) | 
Harga
  (Rp/Kg) | 
Jumlah
  (Rp) | 
| 
• Panen
  padi hasil ubinan : 
6,8 kg/ha = 10,88
  ton, luas 700 m2 (sudah dikurangi untuk kolam) 
• Panen
  ikan  | 
761,6 
240 | 
3.600 
12.500 | 
2.741.760 
3.000.000 | 
| 
Total
  Pendapatan | 
5.741.760 | ||
Keuntungan
| 
Keuntungan 
  = Rp 5.741.760 – Rp 3.095.750 
                     = Rp 2.646.010 | 
Pak
Daryono menggunakan varietas IR 64 dengan luas lahan 600 m2.
Biaya
| 
Kebutuhan | 
Harga
  (Rp) | 
| 
Luku
  garu 
Buat
  kemalir 
Tembok 
Tandur 
Ponska
  15 kg 
Urea
  10 kg 
SP
  36 7,5 kg 
Bibit
  padi  
Benih
  ikan 40 kg 
Pellet
  8 sak | 
100.000 
50.000 
150.000 
30.000 
33.000 
17.416 
18.750 
80.000 
600.000 
1.680.000 | 
| 
Total
  Biaya | 
2.759.166 | 
Hasil Panen
| 
Panen | 
Volume (Kg) | 
Harga (Rp/Kg) | 
Jumlah (Rp) | 
| 
• Panen
  padi ubinan :  
6,1 kg/ha =
  9,76 ton, luas 500 m2 ( sudah dikurangi untuk kolam) 
• Panen
  ikan : 
Ø Benih 
Ø Konsumsi 
Ø Mas | 
384 
11 
209 
8 | 
3600 
16.000 
13.000 
25.000 | 
1.382.400 
176.000 
2.717.000 
200.000 | 
| 
Total
  Pendapatan | 
4.475.400 | ||
Keuntungann
| 
Keuntungan
     = Rp 4.475.400 – Rp 2.759.166 
                        = Rp 1.716.234 | 
Disusun oleh : Tim Dinas Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan 
Kabupaten Sleman
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar