Selasa, 27 Maret 2018

SOP BUDIDAYA MINAPADI KOLAM DALAM


SOP BUDIDAYA MINAPADI KOLAM DALAM

I.         TUJUAN
Untuk menghasilkan ikan konsumsi bersama tanaman padi di sawah (sistem minapadi) dan juga untuk :
a)    Meningkatkan produktivitas lahan.
b)               Meningkatkan pendapatan petani/pembudidaya ikan.
c)                Meningkatkan kualitas gizi makanan bagi penduduk pedesaan.

II.      DIAGRAM PROSEDUR KERJA

PEMBENIHAN (produksi benih )


PENDEDERAN I DAN II

PEMELIHARAAN BENIH SAMPAI UKURAN REMAJA (1 kg isi 30 - 40  ekor


PEMBESARAN I

PEMELIHARAAN SAMPAI UKURAN KONSUMSI 150 - 200 GRAM/EKOR

Gambar 1. Proses Pemeliharaan Ikan  Bersama Padi

III.   METODOLOGI
A.                 Persyaratan Lokasi
1.    Tersedia air pengairan yang cukup dan kontinyu.
2.    Kualitas air memenuhi persyaratan yang baik :
a)    pH                               : 7 - 8.
b)   Salinitas                       : 0 - 5 permil (namun sebaiknya air tawar).
c)    Temperatur air             : 26 0C 30 0C.
d)   Kecerahan air             : 25 - 45 cm.
e)    Oksigen terlarut           : 5 - 7 ppm.
f)     Amoniak (NH3)          : < 1 ppm.
3.    Bukan merupakan daerah rawan banjir.
4.    Petakan sawah cukup luas, yang optimal 500 1000 m.
5.    Tanah sawah tidak porous dan tidak mudah longsor.
6. Keamanan terjamin baik dari hama regul maupun akibat dari yang lainnya.
7. Tidak terlalu jauh dari tempat tinggal pemilik untuk memudahkan pengawasan.
B.                 Manajemen Produksi
1.    Benih Padi
Benih padi yang digunakan hendaklah varietas unggul yang memenuhi syarat-syarat antara lain:
a.    Berdaya hasil tinggi.
b.    Tahan genangan.
c.    Tahan rebah.
d.   Rasa nasi sesuai keinginan petani dan permintaan pasar.
e.    Tahan terhadap hama penyakit utama.
f.                 Mampu beradaptasi dengan baik di lokasi setempat.
g.    Pesemaian menggunakan luas 5 - 6 % dari luas yang ditanami.
h.    Bila daerah endemis sundep diberi karbofuran sesuai anjuran dilabel.
2.    Benih Ikan
a. Benih ikan yang akan ditebar disarankan sekurang-kurangnya sudah berukuran 1 kg isi 30 -  40 ekor, jenis ikan nila atau karper.
b.    Benih harus dalam kondisi sehat dan berasal dari induk yang baik. Untuk menjamin hal tersebut, benih hendaknya berasal dari panti yang sudah dikenal mempunyai reputasi yang baik.
c.    Ciri-ciri benih bermutu baik antara lain:
1)   Murni/kemurnian terjamin.
2)   Umur dan ukuran seragam.
3)   Tidak cacat fisik (kelainan bentuk).
4)   Bereaksi cepat terhadap rangsangan cahaya/mekanik dan bergerak aktif.
5)   Bebas dari penyakit (jamur, parasit, bakteri dan virus).
6)   Pertumbuhannya cepat.
3.    Persiapan Lahan
a.    Pembuatan kolam (konstruksi minapadi kolam dalam).
Lahan minapadi kolam dalam adalah lahan persawahan untuk tanaman padi dan kolam ikan secara bersamaan dengan perbandingan 1 bagian kolam dalam berbanding 5 7 bagian sawah untuk pertanaman  padi dengan kedalaman kolam 60 80 cm.


Gambar 2. Konstruksi Minapadi Kolam Dalam
b.    Pengolahan tanah.
1)         Pengolahan tanah bertujuan untuk mendapatkan media tumbuh yang baik bagi tanaman maupun pakan alami untuk ikan.
2)   Untuk mendapatkan hasil yang baik, sebelum pengolahan tanah dianjurkan untuk menambahkan bahan organik berupa pupuk kandang, pupuk hijau atau kompos jerami sebanyak 5 ton/ha.
3)   Pengolahan tanah secara normal dianjurkan dengan dibajak sedalam 20 cm atau lebih, pada saat dimana tanah mulai jenuh air, tidak perlu menunggu tergenang.
4)   Setelah pembajakan pertama lahan perlu diinkubasi selama 5 - 7 hari dalam kondisi tergenang, kemudian baru dilakukan pembajakan kedua dan diikuti penggaruan/perataan.
5)   Gulma dan sisa-sisa tanaman perlu dibersihkan guna memutus/menekan laju pertumbuhan gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman padi.
c.    Perbaikan pematang.
1)   Bersamaan dengan pengolahan tanah dilaksanakan perbaikan pematang  berupa pembersihan dan perbaikan yang bocor, dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan dan  menghemat penggunaan air. Apabila tanah poreus dalam tanggul, sebaiknya diberi plastik agar bisa menahan air.
2)   Tanah galian caren digunakan untuk perbaikan pematang.
3)   Ukuran pematang harus cukup kuat untuk menghindari kebocoran, dan kerusakan akibat tekanan air (tanah runtuh). Ukuran lebar 50 cm dianggap cukup, tergantung kondisi tanah.
4)   Ketinggian tanggul diperkirakan minimal 30 cm di atas permukaan air atau 40 cm dari dasar pelataran sawah (ketinggian air di pelataran 5 - 10 cm).
d.   Pembuatan caren (saluran).
1)   Caren berfungsi sebagai tempat perlindungan ikan terutama pada saat aplikasi pupuk atau pengendalian hama penyakit.
2)   Caren pinggir berjarak sekurangnya 1 m dari pematang dengan ukuran lebar 50 - 75 cm dan kedalaman 50 cm. Untuk petakan yang luas, lebar caren pinggir bisa mencapai 75 - 100 cm.
3)   Caren tengah lebar 30 - 40 cm, kedalaman 30 cm. Caren tengah dibuat untuk petakan yang panjang dan atau lebarnya melebihi 40 m.
4)   Total luas caren (pinggir dan tengah) diperkirakan 5 10 % dari luas petakan.
5)   Untuk memperbaiki sirkulasi air, arah caren tengah dapat dibuat serong, asalkan tidak mengganggu pengelolaan tanaman padi.
4.    Penanaman Padi
Penanaman padi dilaksanakan pada saat bibit berumur sekitar 3 minggu tergantung jenis padi. Penanaman dianjurkan dalam bentuk jajar legowo tetapi kalaupun tidak jajar legowo ya tidak jadi masalah . Setiap rumpun terdiri dari 2 - 3 batang.
5.    Penebaran Benih Ikan
a.    Penebaran benih ikan dilakukan pada saat tanaman padi berumur 7 - 10 hari. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari rusaknya tanaman. Pada umur tersebut, tanaman padi sudah tahan mendapat penggenangan air.
b.    Penebaran sebaiknya dilakukan pada sore atau pagi hari. Benih ikan yang berasal dari daerah lain yang diangkut dengan kantong-kantong benih perlu dilakukan aklimatisasi yang cukup sebelum ditebar agar ikan tidak mengalami stres akibat perubahan lingkungan.
c.    Cara aklimatisasi benih adalah :
1)   Kantong-kantong benih ikan  ditempatkan pada petakan sawah yang akan ditebari.
2)   Kantong dibiarkan selama beberapa saat sehingga terjadi kesamaan suhu air sawah dengan suhu air kantong.
3)   Kantong- kantong plastik dibuka secara perlahan-lahan.
4)   Air sawah ditambahkan ke dalam kantong sedikit demi sedikit sambil membiarkan benih ikan  keluar dari kantong dengan sendirinya jangan dipaksakan.
5)   Padat penebaran ikan 2 ekor/m2 tanpa pemberian pakan, atau bisa ditingkatkan menjadi 4 - 5 ekor/m2 jika kondisi air baik dan diberi pakan buatan.



6.    Pengaturan Air
Pengaturan air pengairan merupakan faktor penting sehingga perlu mendapat perhatian yang serius. Teknik pengaturan air sebagai berikut:   
a.    Pengaturan air dilakukan selama 3 - 4 hari setelah tanam (HST). Tinggi air cukup 3 - 5 cm dari permukaan tanah. Genangan air yang berlebihan pada awal pertumbuhan akan menghambat pertumbuhan tunas padi. Pengaturan air sebaiknya juga dilakukan pada saat aplikasi pupuk susulan pertama dan kedua, agar penyerapan pupuk oleh tanaman lebih efektif, pintu pemasukan dan pengeluaran air pada saat aplikasi pupuk supaya ditutup agar pupuk tidak hanyut terbawa air.
b.    Setelah 10 - 15 HST (sesudah pemupukan susulan pertama) air dinaikan mengikuti pertumbuhan tanaman.
c.    Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang saringan dari kawat atau anyaman bambu untuk mencegah keluarnya  ikan  yang dipelihara dan mencegah ikan liar masuk ke dalam petakan.
d.   Pada pintu pengeluaran air perlu dipasang pelimpasan air untuk menahan air sesuai dengan kebutuhan dan membuang air yang berlebihan pada saat terjadi hujan.
7.    Pemupukan
a.    Pemupukan dasar
1)   Pupuk kandang/kotoran ayam sebanyak 5 ton/ha sangat baik sebagai pupuk dasar untuk menumbuhkan pakan alami, diberikan sebelum pengolahan tanah.
2)   Kapur dolomite 3 sak per 500 m2.
3)   Pupuk buatan berupa Urea sebanyak 1/3 bagian, TSP dan KCI, diberikan sebagai pupuk dasar secara ditebar pada saat tanam. Takaran pupuk yang diberikan sebaiknya berdasarkan rekomendasi pupuk setempat.
4)   Takaran pupuk P dan K sebaiknya berdasarkan kadar atau status hara P dan K tanah. Untuk tanah yang mengandung P rendah, pupuk diberikan dengan takaran yang lebih tinggi. Untuk tanah dengan status P tinggi, takaran pupuk yang diberikan perlu dikurangi. Pupuk P diberikan pada saat tanam atau paling lambat pada umur 3 minggu.
5)    Pupuk K hanya diperlukan pada tanah yang mengandung hara K rendah yang diberikan sekaligus pada saat tanam bersamaan dengan pemberian pupuk Urea dan TSP sebagai pupuk dasar atau paling lambat pada umur 40 hari atau menjelang fase premordia.
b.    Pemupukan susulan pertama
Pupuk susulan pertama berupa 1/3 bagian urea diberikan pada umur 10 - 15 hari setelah tanam yaitu saat tanaman mencapai fase peranakan maksimum atau setelah penyiangan pertama yang diberikan secara ditebar.
c.    Pemupukan susulan kedua
Pupuk susulan kedua berupa 1/3 bagian Urea diberikan pada akhir fase vegetatif atau 7 hari menjelang fase premordia bunga. Pemberian pupuk dilakukan secara ditebar.
8.    Pengendalian Gulma
Penyiangan gulma secara mekanis menggunakan landak cukup baik untuk menekan pertumbuhan gulma. Tetapi bila ikan yang ditebar isi 25 – 30 ekor per kg nya , tidak perlu dilakukan penyiangan.
9.    Pemeliharaan Ikan
a.    Pemeliharaan ikan meliputi pemberian pakan, pengelolaan air dan pengawasan hama.
b.    Pakan berupa pakan komersial dan diberikan secara disebar pada caren dan pelataran padi. Jumlah pemberian pakan diperkirakan sebanyak 10 % pada awal pemeliharaan dan menurun hingga 3 % sampai periode pemeliharaan. Penyesuaian jumlah pemberian pakan dilakukan setiap 2 - 3 minggu.
c.    Pengelolaan air dilakukan untuk menjaga agar air selalu tersedia dalam jumlah dan mutu yang baik.
10.    Pengendalian Hama Dan Penyakit
a.    Pengamatan terhadap hama dan penyakit atau organisme pengganggu tanaman atau ikan (OPT) sangat penting artinya dalam penerapan dan keberhasilan PHT.
b.    Pengamatan perlu dilakukan secara periodik, terutama dalam upaya pengendalian dini hama wereng coklat, penggerek batang dan penyakit tungro.
c.    Pengendalian hama tikus sudah harus dimulai sebelum tanaman memasuki fase primordia.
d.   Pemantauan terhadap hama ikan perlu dilakukan setiap saat. Hama yang sering menyerang ikan  adalah predator dan regul.
e.    Sedangkan kepiting adalah hewan yang dianggap sebagai pengganggu atau perusak karena melubangi pematang kolam.
f.               Untuk mencegah masuknya hewan-hewan tersebut, pada saluran air dapat dipasang saringan dan di sekeliling pematang dipasang net atau plastik setinggi 60 cm.
g.    Penyakit yang banyak menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan menimbulkan jamur. Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian. Obat yang dipergunakan untuk mencegah penyakit ini adalah obat anti bakterial yang diberikan secara oral melalui pakan.
h.    Sebaiknya dihindari penggunaan bahan kimia seperti pestisida atau insektisida.
11.    Panen Ikan Konsumsi.
a.    Panen ikan dilakukan 10 hari sebelum panen padi atau setelah kanopi padi sudah menutup seluruh permukaan tanah. Cara panen ikan yang baik adalah :
1)   Keringkan petakan sawah secara perlahan-lahan. Pada saat tinggi air dalam petakan 3-5 cm, pengeluaran air dilakukan perlahan sampai ikan mudah ditangkap.
2)   Ikan  yang tertangkap ditampung pada bak-bak penampungan yang sudah diisi air bersih atau jaring (hava) yang dipasang di saluran air yang mengalir.
b.    Ikan  yang sudah mencapai ukuran konsumsi dapat langsung dijual. Sementara itu, ikan  yang masih berukuran kecil dapat ditebar lagi sebagai penyelang setelah panen padi.
c.    Jika panen padi bisa dilakukan tanpa pengeringan, ikan tetap dibiarkan di petakan padi selama proses panen padi. Air cukup disurutkan hingga di caren, namun perlu dijaga agar tetap mengalir dan tidak keruh untuk menjaga ikan tidak mengalami stress yang dapat menyebabkan kematian.
12.    Panen dan Pasca Panen Padi
a.    Panen padi dengan cara dan pada saat yang tepat dapat menurunkan tingkat kehilangan hasil dan meningkatkan kualitas gabah/beras.
b.    Penanganan pasca panen yang dimulai dari panen, pengangkutan, perontokan, pengeringan, penggilingan dan pengolahan hasil juga perlu mendapat perhatian.
c.    Alat yang digunakan untuk panen dapat berupa sabit bergerigi atau mesin pemanen (reaper).
d.   Untuk menekan kehilangan hasil sampai dibawah 5%, pemanenan dilakukan dengan sistem kelompok dan perontokan gabah dengan menggunakan mesin perontok. Perontokan gabah dengan alat/mesin perontok, seperti pedal threser dan power threser dapat mempercepat waktu perontokan.
e.    Untuk memperoleh beras giling dengan mutu dan rendemen yang tinggi perlu diperhatikan aspek berikut :
1)   Gabah harus seragam dan bersih.
2)   Gabah yang baru dikeringkan harus diangin-anginkan untuk menghindari butir pecah.
3)   Sebelum digiling, gabah yang telah disimpan dilumbung/gudang perlu dijemur dahulu untuk penyeragaman kadar air.
IV.  LAMPIRAN HASIL DEMPLOT
A.   Keuntungan yang Diperoleh
1.    Menghemat biaya matun/matun tidak dilakukan.
2.    Bebas dari hama penyakit tanaman.
3.    Anakan padi tetap banyak di tepi kemalir 24 30 anakan produktif, sedangkan ditengah sawah rata-rata 11 - 12 anakan.
4.    Tidak mengobati sama sekali.
5.    Pertumbuhan tanaman padi dari awal sampai panen tidak ada hambatan.
6.    Tambah pendapatan dari ikan.
7.    Tanaman padi tetap kokoh dan bernas (mentes).
8.    Terhindar dari hama tikus.
9.    Tidak roboh.




B.    Analisis Usaha
Pak Priyono dengan luas lahan 800 m2.
Biaya
Kebutuhan
Harga (Rp)
Luku garu
Buat kemalir
Tembok
Tandur
Kapur dolomit
Pupuk organik
Ponska 15 kg
Urea 12 kg
SP 36 7,5 kg
Benih padi
Benih ikan 40 kg
Pellet 8 sak
80.000
60.000
30.000
75.000
10.000
70.000
33.000
19.000
18.750
30.000
720.000
1.680.000
Total Biaya
3.095.750

Hasil Panen
Panen
Volume (Kg)
Harga (Rp/Kg)
Jumlah (Rp)
Panen padi hasil ubinan :
6,8 kg/ha = 10,88 ton, luas 700 m2 (sudah dikurangi untuk kolam)
Panen ikan
761,6



240
3.600



12.500
2.741.760



3.000.000
Total Pendapatan
5.741.760

Keuntungan
Keuntungan  = Rp 5.741.760 – Rp 3.095.750
                     = Rp 2.646.010







Pak Daryono menggunakan varietas IR 64 dengan luas lahan 600 m2.
Biaya
Kebutuhan
Harga (Rp)
Luku garu
Buat kemalir
Tembok
Tandur
Ponska 15 kg
Urea 10 kg
SP 36 7,5 kg
Bibit padi
Benih ikan 40 kg
Pellet 8 sak
100.000
50.000
150.000
30.000
33.000
17.416
18.750
80.000
600.000
1.680.000
Total Biaya
2.759.166

Hasil Panen
Panen
Volume (Kg)
Harga (Rp/Kg)
Jumlah (Rp)
Panen padi ubinan :
6,1 kg/ha = 9,76 ton, luas 500 m2 ( sudah dikurangi untuk kolam)
Panen ikan :
Ø Benih
Ø Konsumsi
Ø Mas
384





11
209
8
3600





16.000
13.000
25.000
1.382.400





176.000
2.717.000
200.000
Total Pendapatan
4.475.400

Keuntungann
Keuntungan    = Rp 4.475.400 – Rp 2.759.166
                        = Rp 1.716.234



Disusun oleh : Tim Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Kabupaten Sleman
                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar