Benih Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Kelas Benih Sebar (Ringkasan SNI 01-7252-2006)
BATASAN
Standar ini menetapkan persyaratan, cara pengukuran, pengujian dan pemeriksaan benih udang vaname kelas benih sebar.
PERSYARATAN
Kualitatif
1) Nauplius : coklat oranye, gerakan aktif, organ tubuh lengkap, ukuran/bentuk normal, bebas patogen, respon terhadap rangsangan bersifat fototaksis positif.
2) Benur : tubuh transparan, gerakan aktif, setelah PL10 organ tubuh sempurna dan ekor mengembang, bebas virus, respon terhadap rangsangan.
Kuantitatif
Persyaratan kuantitatif benih vaname seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel : Persyaratan kuantitatif benih vaname
CARA PENGUKURAN, PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN
1) Penentuan umur dan stadia : a) umur nauplius dihitung sejak telur menetas; b) stadia larva dengan mengamati perkembangan morfologis larva; c) umur post larva dengan menghitung hari setelah larva.
2) Pengukuran panjang total : a) panjang nauplius diukur dari ujung anterior sampai ujung posterior dengan mikrometer pada stadia nauplius 6; b) panjang benur diukur dari ujung rostrum sampai ujung telson dengan jangka sorong atau mistar.
3) Penentuan keseragaman : mengukur panjang total contoh benih dalam populasi, dengan perbedaan panjang total individu ≤ 1 mm, dalam persen.
4) Pengujian ketahanan : a) perubahan salinitas dengan memindahkan benur dari salinitas 30 ‰ ke salinitas 0 ‰ secara mendadak selama 5 menit, kemudian dihitung sintasannya (%); b) perendaman formalin dengan memasukkan benur ke dalam larutan formalin 200 ‰ selama 30 menit, kemudian dihitung sintasannya (%).
5) Pemeriksaan kesehatan benih : a) pengambilan contoh aa aak a a ≥ ekor untuk pengukuran panjang tubuh dan pengujian parasit/bakteri, deteksi virus dengan PCR; b) pengamatan visual untuk memeriksa tingkah laku, kecukupan pakan dan gejala klinis; c) pengamatan mikroskopis untuk memeriksa parasit, kondisi fisik tubuh; d) pengujian virus (TSV, IHHNV dan WSSV) dengan PCR.
6) Pengujian respon benih : a) nauplius dengan memberikan cahaya, nauplius yang sehat akan berenang mendekati sumber cahaya; b) benur dengan memutar air dalam wadah secara sentrifugal, benur yang sehat akan berenang melawan arus.
7) Penentuan prevalensi nekrosis : berdasarkan adanya infeksi bakteri yang menyebabkan terjadinya pembusukan organ tubuh.
REFERENSI
BSN, 2006. SNI 01-7252-2006 Benih Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Kelas Benih Sebar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search
BATASAN
Standar ini menetapkan persyaratan, cara pengukuran, pengujian dan pemeriksaan benih udang vaname kelas benih sebar.
PERSYARATAN
Kualitatif
1) Nauplius : coklat oranye, gerakan aktif, organ tubuh lengkap, ukuran/bentuk normal, bebas patogen, respon terhadap rangsangan bersifat fototaksis positif.
2) Benur : tubuh transparan, gerakan aktif, setelah PL10 organ tubuh sempurna dan ekor mengembang, bebas virus, respon terhadap rangsangan.
Kuantitatif
Persyaratan kuantitatif benih vaname seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel : Persyaratan kuantitatif benih vaname
CARA PENGUKURAN, PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN
1) Penentuan umur dan stadia : a) umur nauplius dihitung sejak telur menetas; b) stadia larva dengan mengamati perkembangan morfologis larva; c) umur post larva dengan menghitung hari setelah larva.
2) Pengukuran panjang total : a) panjang nauplius diukur dari ujung anterior sampai ujung posterior dengan mikrometer pada stadia nauplius 6; b) panjang benur diukur dari ujung rostrum sampai ujung telson dengan jangka sorong atau mistar.
3) Penentuan keseragaman : mengukur panjang total contoh benih dalam populasi, dengan perbedaan panjang total individu ≤ 1 mm, dalam persen.
4) Pengujian ketahanan : a) perubahan salinitas dengan memindahkan benur dari salinitas 30 ‰ ke salinitas 0 ‰ secara mendadak selama 5 menit, kemudian dihitung sintasannya (%); b) perendaman formalin dengan memasukkan benur ke dalam larutan formalin 200 ‰ selama 30 menit, kemudian dihitung sintasannya (%).
5) Pemeriksaan kesehatan benih : a) pengambilan contoh aa aak a a ≥ ekor untuk pengukuran panjang tubuh dan pengujian parasit/bakteri, deteksi virus dengan PCR; b) pengamatan visual untuk memeriksa tingkah laku, kecukupan pakan dan gejala klinis; c) pengamatan mikroskopis untuk memeriksa parasit, kondisi fisik tubuh; d) pengujian virus (TSV, IHHNV dan WSSV) dengan PCR.
6) Pengujian respon benih : a) nauplius dengan memberikan cahaya, nauplius yang sehat akan berenang mendekati sumber cahaya; b) benur dengan memutar air dalam wadah secara sentrifugal, benur yang sehat akan berenang melawan arus.
7) Penentuan prevalensi nekrosis : berdasarkan adanya infeksi bakteri yang menyebabkan terjadinya pembusukan organ tubuh.
REFERENSI
BSN, 2006. SNI 01-7252-2006 Benih Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Kelas Benih Sebar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search
Tidak ada komentar:
Posting Komentar