Kamis, 01 Maret 2018

Benih Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Kelas Benih Sebar (Ringkasan SNI 01-7252-2006)

Benih Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Kelas Benih Sebar (Ringkasan SNI 01-7252-2006)



BATASAN
Standar ini  menetapkan persyaratan, cara pengukuran, pengujian dan pemeriksaan benih udang vaname kelas benih sebar. 

PERSYARATAN 
Kualitatif  
1)   Nauplius : coklat oranye, gerakan aktif, organ tubuh lengkap, ukuran/bentuk normal, bebas patogen, respon terhadap rangsangan bersifat fototaksis positif. 
2)   Benur : tubuh transparan, gerakan aktif, setelah PL10 organ tubuh sempurna dan ekor mengembang, bebas virus, respon terhadap rangsangan.  

Kuantitatif 
Persyaratan kuantitatif benih vaname seperti pada tabel dibawah ini. 
Tabel : Persyaratan kuantitatif benih vaname

CARA PENGUKURAN, PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN 
1)   Penentuan umur dan stadia : a) umur nauplius dihitung sejak telur menetas; b) stadia larva dengan mengamati perkembangan morfologis larva; c) umur post larva dengan menghitung hari setelah larva. 
2)   Pengukuran panjang total : a) panjang nauplius diukur dari ujung anterior sampai ujung posterior dengan mikrometer pada stadia nauplius 6; b) panjang benur  diukur dari ujung rostrum sampai ujung telson dengan jangka sorong atau mistar. 
3)   Penentuan keseragaman : mengukur panjang total contoh benih dalam populasi, dengan perbedaan panjang total individu ≤ 1 mm, dalam persen. 
4)   Pengujian ketahanan : a) perubahan salinitas dengan memindahkan benur dari salinitas 30 ‰ ke salinitas 0 ‰ secara mendadak selama 5 menit, kemudian dihitung sintasannya (%); b) perendaman formalin dengan memasukkan benur ke dalam larutan formalin    200 ‰ selama 30 menit, kemudian dihitung sintasannya (%). 
5)   Pemeriksaan kesehatan benih : a) pengambilan contoh aa aak a a ≥  ekor untuk pengukuran panjang tubuh dan pengujian parasit/bakteri, deteksi virus dengan PCR; b) pengamatan visual untuk memeriksa tingkah laku, kecukupan pakan dan gejala klinis; c) pengamatan mikroskopis untuk memeriksa parasit, kondisi fisik tubuh; d) pengujian virus (TSV, IHHNV dan WSSV) dengan PCR.
6)   Pengujian respon benih : a) nauplius dengan memberikan cahaya, nauplius yang sehat akan berenang mendekati sumber cahaya; b) benur  dengan memutar air dalam wadah secara sentrifugal, benur yang sehat akan berenang melawan arus. 
7)   Penentuan prevalensi nekrosis : berdasarkan adanya infeksi bakteri yang menyebabkan terjadinya pembusukan organ tubuh.

REFERENSI
BSN, 2006. SNI  01-7252-2006  Benih Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)  Kelas Benih Sebar. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search

Tidak ada komentar:

Posting Komentar