Selasa, 13 Maret 2018

Produksi Benih Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal) Kelas Benih Sebar (Ringkasan SNI 01-7256-2006)

Produksi Benih Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal) Kelas Benih Sebar (Ringkasan SNI 01-7256-2006)



BATASAN
Standar ini  menetapkan persyaratan produksi, cara pengukuran dan pemeriksaan. Ikan patin jambal adalah salah satu dari kelompok pangasius yang banyak terdapat di sungai, danau dan perairan umum lainnya di Indonesia

PERSYARATAN
Pra produksi 
1)   Lokasi : dekat dengan sumber air tawar, ada akses transportasi, dasar tanah stabil, tekstur lempung 50 - 60% dan pasir < 20%. 
2)   Sumber air : bebas dari cemaran, tersedia sepanjang tahun, tersedia saluran pemasukan dan pembuangan air.
3)   Wadah : a) pemeliharaan induk : ≥ 600 m2 atau karamba 2 x 2 x 2 m, b) pemijahan induk : hapa 1 x 2 x 3 m dipasang dalam kolam atau bak 1 x 2 x 3 m, c) penetasan telur : akuarium, bak fiber glass atau corong penetasan, d) pemeliharaan larva : akuarium atau bak, e) pendederan : kolam tanah. 
4)   Induk : seperti pada tabel dibawah ini.          
Tabel : Kriteria induk patin jambal kelas induk pokok


5)   Bahan : a) pakan : Pakan induk: buatan (kadar protein 28  - 35 %), pakan benih umur < 8 hari: nauplii Artemia sp, dan cacing Tubifex sp hidup, pakan benih umur 8 - 36 hari (di kolam) : pakan buatan (kadar protein ≥ 28 %, dan pakan alami (Moina sp dan Daphnia sp) yang ditebar pada waktu persiapan kolam, pupuk kandang, b) kapur tohor (CaO), c) bahan kimia dan obat-obatan : hormon biologis dengan hormon buatan yang sudah teregistrasi, NaCl, dan larutan sera; 
6)   Peralatan : a) pemijahan, penetasan dan pemeliharaan larva : kawin suntik: spuit, botol sperma, penggerus hipopisa, dan centrifuge, pengukuran kualitas air: termometer, pH meter, dan DO meter, peralatan lapangan: ember, baskom, gayung, selang plastik, saringan, plankton net, serok, timbangan, aerasi: aerator/blower, dan instalasinya. b) pendederan : pengukuran kualitas air: termometer, pH meter, dan DO meter, peralatan lapangan : ember, waskom, saringan, serok, lambit, waring, cangkul, hapa penampungan benih, timbangan, dan lain-lain.

Produksi 
1)   Pemijahan buatan : a) kualitas air pemijahan induk: suhu 26 - 31 °C, pH 6,5 - 7,5, oksigen terlarut > 4 mg/l, b) penyuntikan induk : Induk diberok dalam hapa atau bak penampungan selama satu hari, cek kualitas telur dengan kanulator berdiameter dalam 2 - 5 cm, suntikkan hormon hipofisa; induk dengan berat 1 kg memerlukan hipofisa dari ikan donor seberat 3 kg sampai 4 kg. Suntikan pertama 1/3 bagian, suntikan kedua 2/3 bagian dengan selang waktu penyuntikan 8 jam; c) penetasan telur : kualitas air media penetasan telur; suhu 27 - 30 °C, pH 6,5 - 7,5, oksigen terlarut > 5 mg/l, ketinggian air 25 cm - 30 cm, 
2)   Penetasan telur : sifat telur menempel pada dasar wadah, padat penebaran telur: 6 butir/cm² sampai dengan 10 butir/cm², lama inkubasi telur 22 - 30 jam.
3)   Panen larva : disipon setelah menetas 4 - 6 jam.
Pemeliharaan larva : a) kualitas air media pemeliharaan larva : suhu 28 - 30 °C, pH 6,5 - 7,5, oksigen terlarut > 5 mg/l, ketinggian air 20 - 50 cm, b) teknik pemeliharaan larva: tebar larva dalam akuarium/bak fiber glass dengan kepadatan 15 ekor/liter, jumlah naupli artemia dan cacing tubifex hidup yang diberikan seperti dalam tabel dibawah ini. 



CARA PENGUKURAN DAN PEMERIKSAAN
1)   Suhu air : dengan termometer dipermukaan air dan dasar pada pagi dan sore.
2)   Oksigen terlarut : dengan DO-meter, dipermukaan air dan dasar pada pagi dan sore.
3)   pH air : dengan pH meter atau pH indikator pada pagi dan sore.
4)   Ketinggian air : dengan meteran atau alat sejenis dengan satuan centimeter.
5)   Penentuan jumlah penggunaan bahan : a) jumlah pakan : bobot rata-rata ikan (≥ 30 ekor ikan sampel) x jumlah populasi ikan yang ditebar x persentase tingkat pemberian pakan yang telah ditetapkan; b) jumlah pupuk dan kapur : dihitung dosis per meter x luas persegi; c) jumlah benih yang ditebar : padat tebar x luas persegi (ekor/m2); d) panjang total benih : jarak antara ujung mulut sampai ujung sirip ekor (inci); e) penentuan dosis kelenjar hipofisa : bobot donor banding bobot induk  3 :1.

REFERENSI
BSN, 2006. SNI 01-7256-2006  Produksi Benih Ikan Patin Jambal  (Pangasius djambal)  Kelas Benih Sebarnsif. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://www.google.co.id/search

Tidak ada komentar:

Posting Komentar