Kajian
Keadaan Pedesaan secara Partisipatif adalah salah satu tahap dalam
meningkatkan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya.
Proses pemandirian atau Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari beberapa
tahapan yaitu, Kajian Keadaan Pedesaan oleh Masyarakat, Pengembangan
Kelompok, Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan dan Monitoring dan
Evaluasi. Kajian Keadaan Pedesaan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
dan percaya diri masyarakat dalam mengidentifikasi serta menganalisa
situasinya, baik potensi maupun permasalahannya. Ini sangat berbeda
dengan pendekatan “top-down” . Dalam pendekatan ini, lembaga menentukan
apa yang akan dikerjakan dalam suatu wilayah. Masyarakat diikutkan tanpa
diberikan pilihan. Dalam Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif justru
masyarakat memanfaatkan informasi dan hasil kajian mereka sendiri untuk
mengembangkan rencana kerja mereka agar lebih maju dan mandiri.
Keluaran
Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif adalah gambaran tentang
masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, potensi serta peluang
pengembangan. Hasil ini merupakan dasar untuk tahapan proses
Pemberdayaan Masyarakat berikut, yaitu pembentukan dan pengembangan
kelompok serta penyusunan dan pelaksanaan rencana kegiatan oleh
masyarakat. Hasil Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif juga dapat
digunakan oleh instansi yang berkepentingan untuk mengembangkan
pelayanan serta program yang lebih tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat. Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif dilakukan oleh
masyarakat dan difasilitasi atau didampingi oleh Tim Pemberdayaan
Masyarakat. Dalam Kajian Partisipatif diberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dan pengetahuannya.
Pendekatan
yang dipakai untuk mengkaji keadaan pedesaan sacara partisipatif, adalah
“Participatory Rural Appraisal” atau “PRA”. PRA ini adalah “sekumpulan
teknik dan alat yang mendorong masyarakat Pedesaan untuk turut serta
meningkatkan dan menganalisa pengetahuannya mengenai hidup dan kondisi
mereka sendiri, agar mereka dapat membuat rencana dan tindakan”. PRA
mengutamakan masyarakat yang terabaikan agar memperoleh kesempatan untuk
memiliki peran dan mendapat manfaat dalam kegiatan program
pengembangan.
Teknik dan
alat PRA berupa visual (gambar, tabel, bentuk) yang dibuat oleh
masyarakat sendiri dan dipergunakan sebagai media diskusi masyarakat
tentang keadaan mereka sendiri serta lingkungannya. Kualitas informasi
yang digali dengan PRA biasanya tinggi, namun kuantitatif kadang-kadang
kurang tepat. Walaupun kita tidak tahu apakah informasi seratus persen
benar, yang penting bahwa informasi itu cenderung mendekati kebenaran.
Tahapan-tahapan dalam proses kajian keadaan pedesaan partisipatif
meliputi:
- Menentukan tempat dan waktu;
- Koordinasi dengan pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat
- Mengumumkan kepada mayarakat;
- Persiapan akomodasi dan konsumsi serta dana yang diperlukan;
- Menentukan bahan pendukung dan media;
- Menentukan informasi yang akan dikaji;
- Menentukan teknik PRA yang ingin dipakai;
- Membagi peran dalam Tim PM;
- Berbagi pengalaman dan pengetahuan
- Analisa pengalaman dan pengetahuan
- Menyimpulkan
- Mempresentasi semua hasil PRA;
- Mendiskusikan kembali dengan masyarakat untuk mempertajam temuan;
- Penyusunan hasil akhir analisa kajian potensi, kesempatan, masalah dan kemungkinan pengembangan program oleh masyarakat.
Waktu
pelaksanaan disesuaikan dengan keadaan setempat dan keinginan
masyarakat. PRA dapat dilaksanakan dalam bentuk “Lokakarya” (misalnya
selama 5 hari terus menerus) atau dalam beberapa tahap (misalnya satu
hari seminggu selama 2 bulan). PRA tidak mudah untuk dilakukan karena
masih sering ada anggapan bahwa masyarakat miskin bodoh dan perlu
digurui. Untuk itu fasilitator perlu sikap hati rendah serta kesediaan
untuk belajar dari masyarakat dan menempatkan warga masyarakat sebagai
pelaksana dan nara sumber utama dalam memahami keadaannya. Kegiatan
Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif adalah dasar untuk Pembentukan
Kelompok serta Penyusunan Rencana Kegiatan Kelompok.
Berdasarkan
masalah dan kebutuhan yang dihadapi oleh masyarakat, dapat dikembangkan
kegiatan untuk memecahkan masalah tersebut. Sering kali, dibentuk
kelompok yang memudahkan pencapaian tujuan bersama. Kelompok juga
berfungsi sebagai kelompok belajar.Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif
atau PRA sering memanfaatkan teknik-teknik visualisasi (pembuatan
gambar) untuk mendukung analisa masyarakat terhadap keadaan mereka.
Diharapkan bahwa Tim Fasilitator menyesuaikan pilihan teknik yang akan
digunakan dengan keadaan dan dinamika setempat. Kalau ada pengalaman
tentang teknik-teknik lain yang berguna, silahkan memanfaatkannya.
Kajian Keadaan Pedesaan Partisipatif dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan dan percaya diri masyarakat dalam mengidentifikasi serta
menganalisa situasinya, baik potensi maupun permasalahannya. Masyarakat
memanfaatkan informasi dan hasil analisa sendiri untuk mengembangkan
rencana kerja mereka agar lebih maju dan mandiri. Dalam hal ini juga
diharapkan masyarakat mampu menyampaikan hasil perencanaannya kepada
instansi terkait yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
Kajian
Keadaan Pedesaan Partisipatif adalah tahap pertama dalam siklus
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Setelah kajian, masyarakat
akan masuk tahap perencanaan kemudian pelaksanaan dan monitoring dan
evaluasi. Setelah itu, mereka lanjutkan dengan mengkaji ulang sebagai
dasar untuk rencana baru. Keluaran Kajian Keadaan Pedesaan adalah
gambaran tentang:
- Potensi sumber daya alam yang dimiliki masyarakat, termasuk sistem usaha;
- Potensi sosial masyarakat;
- Potensi perekonomian masyarakat;
- Potensi lembaga atau kelompok kegiatan yang ada, latar belakangnya, strukturnya, kegiatannya dan lain-lain (termasuk lembaga pelayanan, baik pemerintah maupun non-pemerintah);
- Masalah-masalah masyarakat;
- Prioritas dan penyebab masalah;
- Peluang-peluang pengembangan.
Hasil ini
merupakan dasar untuk tahapan proses Pemberdayaan Masyarakat berikut
yaitu pembentukan dan pengembangan kelompok dan penyusunan dan
pelaksanaan rencana kegiatan oleh masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar