Minggu, 13 Agustus 2017

Konsep Dasar dan Prinsip PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL

KONSEP DASAR PRA

PRA terdiri dari sekumpulan teknik atau alat yang dapat dipakai untuk mengkaji keadaan pedesaan. Teknik ini berupa visual (gambar, tabel, bentuk) yang dibuat oleh masyarakat sendiri dan dipergunakan sebagai media diskusi masyarakat tentang keadaan mereka sendiri serta lingkungannya. Beberapa teknik yang terkenal meliputi Pemetaan desa, Kalender musim, Transek (penelusuran desa), Diagram Venn (bagan hubungan kelembagaan), Bagan perubahan dan kecenderungan, Diagram alur, dan Diagram kegiatan harian (daily routine). Dalam kajian informasi tidak semua sumber informasi senantiasa bisa dipercaya ketepatannya. Untuk mendapatkan informasi yang benar bisa diandalkan dengan menggunakan prinsip “triangulasi” informasi, yaitu pemeriksaan dan periksa ulang, melalui:

1.Keragaman Teknik PRA
Setiap teknik PRA punya kelebihan dan kekurangan. Tidak semua informasi yang dikumpulkan dan dikaji dalam satu teknik PRA dapat dipercaya. Melalui teknik-teknik lain, informasi tersebut dapat dikaji ulang untuk melihat apakah benar dan tepat. Karenanya kita perlu melihat bagaimana teknik-teknik PRA dapat saling melengkapi, sesuai proses belajar yang diinginkan dan cakupan informasi yang dibutuhkan.   
     
2.Keragaman Sumber Informasi
Masyarakat selalu memiliki bentuk hubungan yang kompleks dan memiliki berbagai kepentingan yang sering berbeda bahkan bertentangan. Informasi yang berasal dari sumber tunggal atau terbatas tidak jarang diwarnai oleh kepentingan pribadi. Karena itu sangat perlu mengkaji silang informasi dari sumber informasi yang berbeda. Dalam melaksanakan PRA perlu diperhatikan bahwa tidak didominasi oleh beberapa orang atau elit desa saja tetapi melibatkan semua pihak, termasuk yang termiskin dan wanita. Sumber Informasi lain juga dapat dimanfaatkan seperti sumber sekunder yang berada di desa.       
                                                 
3.Keragaman Latar belakang Tim Fasilitator
Fasilitator PRA biasanya punya latar belakang atau keahlian khusus. Selalu ada resiko bahwa dia mengutamakan ‘keahlian’ dia sendiri (bias), walaupun sering kali kami tidak sadar. Untuk menghindari bahwa kepentingan fasilitator akan menentukan temuan PRA, lebih baik membentuk Tim ‘multi-disiplin’ atau ‘Polivalen’, yaitu suatu tim yang terdiri dari orang dengan latar belakang, keahlian, jenis kelamin yang berbeda.

PRINSIP-PRINSIP PRA
Adapun prinsip-prinsip yang diperlukan dalam mengkaji Keadaan Pedesaan Secara Partisipatif adalah Prinsip mengutamakan yang terabaikan (keberpihakan), Prinsip pemberdayaan (penguatan) masyarakat, Prinsip masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator, Prinsip saling belajar dan menghargai perbedaan, Prinsip santai dan informal, Prinsip triangulasi, Prinsip mengoptimalkan hasil, Prinsip orientasi praktis, Prinsip keberlanjutan dan selang waktu, Prinsip belajar dari kesalahan, dan Prinsip terbuka. Peran orang atau tim luar, yang berasal dari lembaga atau instansi, terbatas sebagai fasilitator proses PRA. Hal ini tidak mudah untuk dilakukan karena masih sering ada anggapan bahwa masyarakat miskin bodoh dan perlu digurui. Untuk itu perlu sikap rendah hati serta kesediaan untuk belajar dari masyarakat dan menempatkan warga masyarakat sebagai pelaksana dan narasumber utama dalam memahami keadaannya.

TAHAPAN DALAM PRA
Tahapan dalam proses kajian keadaan pedesaan partisipatif meliputi:
A. Persiapan desa bersama wakil masyarakat (pimpinan, tokoh-tokoh dan / atau koordinator setempat):
  1. Menentukan tempat;
  2. Menentukan waktu;
  3. Mengumumkan kepada masyarakat;
  4. Persiapan akomodasi dan konsumsi serta dana yang diperlu;
B. Persiapan dalam Tim:
  1. Menentukan informasi yang akan dikaji;
  2. Menentukan teknik PRA yang ingin dipakai;
  3. Menentukan dan menyediakan bahan pendukung dan media;
  4. Membagi peran dalam Tim PM;
C. Melakukan Kajian Keadaan Kegiatan PRA:
  1. Ulang menjelaskan maksud dan tujuan PRA
  2. Menyepakati waktu dan kegiatan / teknik yang akan dilakukan
  3. Membina suasana
  4. Menjelaskan teknik PRA dalam sub kelompok
  5. Melalukan teknik PRA
  6. Diskusi umum (pembahasan keadaan)
  7. Pembuatan gambar (visualisasi)
  8. Diskusi lebih lanjut (analisa masalah dan potensi)
  9. Presentasi dan diskusi
D. Perumusan hasil PRA melalui Lokakarya / Musyawarah Masyarakat:
  1. Mempresentasi semua hasil PRA;
  2. Mendiskusikan kembali dengan masyarakat untuk mempertajam temuan;
  3. Penyusunan hasil akhir analisa kajian potensi, kesempatan, masalah dan kemungkinan pengembangan program oleh masyarakat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar